Cari Blog Ini

Minggu, 10 Oktober 2010

MATERI BIMBEL

Panduan Materi Bahasa dan Sastra Indonesia SMA/MA (IPA/IPS)


DAFTAR ISI

Halaman

Kata Pengantar i

Daftar Isi ii

Gambaran Umum 1

Standar Kompetensi Lulusan 2

Ruang Lingkup dan Ringkasan Materi 3

• Kompetensi 1 3

• Kompetensi 2 12

• Kompetensi 3 17

• Kompetensi 4 43

• Kompetensi 5 49

• Kompetensi 6 52

• Kompetensi 7 55

• Kompetensi 8 64



Panduan Materi Bahasa dan Sastra Indonesia SMA/MA (IPA/IPS)

RUANG LINGKUP DAN RINGKASAN MATERI

Ruang Lingkup

Koherensi/kepaduan, membuat/menjawab pertanyaan, fakta, opini, konsep dalam bacaan, gagasan utama, judul bacaan, tanggapan isi bacaan.

Ringkasan Materi

A. Koherensi atau Kepaduan

Yang dimaksud dengan koherensi adalah kekompakan hubungan antara sebuah kalimat dan kalimat yang lain yang membentuk alinia/ paragraf, wajar dan mudah dipahami tanpa kesulitan yang menghalangi, dan tidak pula terasa pikiran melompat¬lompat sehingga membingungkan, dan membicarakan satu topik.

Contoh paragraf koherensi:

Semua kalimat dalam paragraf mengacu pada topik yaitu tiap generasi mempunyai panggilan, kalimat lancar, dan padu.



Panduan Materi Bahasa dan Sastra Indonesia SMA/MA (IPA/IPS)



Kalimat yang tidak koheren dalam paragraf tersebut, terdapat pada kalimat urutan ....

a. pertama

b. kedua

c. ketiga

d. keempat

e. kelima

Kunci : C

Pembahasan :

Kalimat ketiga tersebut tidak koheren (tidak sesuai/tidak padu) dengan masalah yang dibicarakan dalam paragraf tentang kategori sosial dalam masyarakat Jawa. Jawaban a, b, d, dan e (kalimat pertama, kedua, keempat, dan kelima) salah karena koheren (sesuai) dengan masalah yang dibicarakan yaitu penjelasan kategori sosial dalam masyarakat, sedangkan yang digunakan yang tidak koherensi.

B. Membuat dan Menjawab Pertanyaan

Membuat dan menjawab pertanyaan yang dimaksudkan adalah yang berhubungan dengan teks bacaan. Hal ini diperlakukan untuk mengetahui pemahaman seseorang terhadap isi bacaan yang dibacanya.

Adapun kata yang dapat digunakan adalah: apa (menanyakan benda), siapa (menanyakan orang), mengapa (menanyakan sebab), di mana (menanyakan jumlah), dan bagaimana (menanyakan cara, hal, keadaan, dsb.).

Menjawab sebuah pertanyaan, haruslah sempurna: dengan kalimat sempurna, singkat, jelas, dan berhubungan dengan isi atau hal yang ditanyakan atau dengan isi bacaan yang tersaji.

Panduan Materi Bahasa dan Sastra Indonesia SMA/MA (IPA/IPS)

Contoh:

a. pertanyaan

Misalnya pertanyaan yang berhubungan dengan isi paragraf contoh soal nomor 1. Siapa yang mempopulerkan tipologi, santri, abangan, dan priyayi sebagai kategori sosial yang ada dalam masyarakat Jawa?

b. jawaban

Yang mempopulerkan tipologi santri, abangan, dan priyayi sebagai kategori sosial Masyarakat Jembrana sejak pekan lalu mulai kesulitan memperoleh solar. Selain pengiriman dari Denpasar terlambat, kesulitan tersebut diakibatkan peningkatan kebutuhan masyarakat setempat. Saat ini, di sekitar pantai Jembrana sedang musim tangkapan ikan serta penanaman udang. Oleh karena itu, perahu-perahu serta mesin kincir tombak membutuhkan solar dalam jumlah besar.

yang ada dalam masyarakat Jawa adalah Clifford Geert.

1. Bacalah teks berikut dengan cermat!

Pertanyaan yang sesuai dengan isi bacaan tersebut adalah ...

a. Mengapa masyarakat Jembrana sejak pekan lalu mulai kesulitan

memperoleh solar?

b. Siapa yang mengatakan solar tidak diperjualbelikan di Jembrana?

c. Selain dari Denpasar, di mana lagi masyarakat Jembrana memperoleh

solar?

d. Mengapa masyarakat Jembrana saat ini sedang musim tangkap ikan serta penanaman udang? e. Bahan bakar apakah yang dapat dipergunakan sebagai pengganti solar

untuk penggerak mesin kincir?

Kunci : A

Pembahasan :

Jawaban a menanyakan hal yang berhubungan dengan isi bacaan dan tertulis dalam bacaan tersebut.

Jawaban b, c, d, dan e salah karena tidak menanyakan hal yang tertulis dalam bacaan yang tersaji.

Panduan Materi Bahasa dan Sastra Indonesia SMA/MA (IPA/IPS)

C. Fakta dan Opini

Fakta ialah hal yang merupakan kenyataan; sesuatu yang benar-benar ada, terjadi dan ada buktinya. Misalnya: ada benda, orang, waktu, tempat, peristiwanya, jumlahnya, atau dapat menjawab pertanyaan dengan kata tanya apa, siapa, kapan, di mana, atau berapa.

Contoh: “Tirakatan Budaya” adalah acara yang diadakan oleh para seniman dan budayawan menjelang detik pergantian abad ke-20, di kompleks Taman Budaya Jawa Tengah, Solo, 12 Desember 2000.

Contoh tersebut dapat menjawab pertanyaan, apa, siapa, kapan, dan di mana.

Opini, ialah pendapat, pikiran, atau pendirian seseorang tentang sesuatu atau dapat menjawab pertanyaan bagaimana.

Contoh: Bagus sekali isi puisi yang disampaikan W.S. Rendra pada acara “Tirakatan Budaya” itu.

Contoh tersebut menjawab pertanyaan bagaimana.

1. Kalimat yang berupa fakta terdapat pada ...

a. Sikap keprihatinan mewarnai berbagai ekspresi para seniman muda maupun seniman tua.

b. Penghayatan para seniman yang tampil membawakan karyanya sangat memukau saya.

c. Mereka mengatakan bahwa mereka merupakan monster bagi diri sendiri di saat reformasi.

d. Pada acara “Tirakatan Budaya”, Rendra memaparkan kepedihan hatinya tentang kemanusiaan.

e. Acara itu dinilai sangat sukses dan dapat menghibur para pengunjung yang memadati ruangan itu.

Kunci : D

Pembahasan : Jawaban d dapat menjawab pertanyaan “Kapan Rendra memaparkan kepedihan hatinya tentang kemanusiaan?” Jawaban a, b, c, dan e salah karena berupa opini (pendapat) seseorang yang tidak berlaku untuk semua orang dan tidak dapat dibuktikan pasti kebenarannya.



Panduan Materi Bahasa dan Sastra Indonesia SMA/MA (IPA/IPS)

D. Konsep dalam Bacaan

Konsep ialah ide atau pengertian yang diabstrakkan dari peristiwa konkret. Konsep dapat ditentukan dari pernyataan atau penjelasan yang dikemukakan dalam bacaan.

Contoh:

Seseorang memberikan pendapat terhadap karya orang. Pendapat yang diberikan berupa hal-hal yang bersifat positif dan negatif terhadap karya tersebut. Tidak hanya terbatas penilaian saja, tetapi juga memberikan penjelasan saran yang bersifat membangun sehingga dapat dijadikan sebagai perbaikan untuk karya-karya orang tersebut pada masa yang akan datang. Kegiatan ini disebut kritik.

Konsep yang dikemukakan dalam paragraf tersebut tentang kritik:

Kritik ialah pemberian pertimbangan baik buruk terhadap karya orang lain yang disertai saran-saran yang bersifat membangun terhadap karya tersebut.

Konsep kuesioner ialah ...

seseorang yang ingin melakukan riset atau survei terhadap sekelompok orang. Seseorang yang ingin melakukan riset atau survei tentang sesuatu, terlebih dahulu ia mempersiapkan serangkaian pertanyaan secara tertulis. Pertanyaan berisi hal yang berhubungan dengan objek yang ingin disurvei.

Jawaban pertanyaan diharapkan berupa tanggapan dari kelompok yang telah ditentukan (dipilih). Jawaban dapat diperoleh secara lisan melalui wawancara atau melalui pos dengan jawaban tertulis. Alat survei tersebut disebut kuesioner.

a.

b. jawaban pertanyaan terhadap hal yang disurvei seseorang terhadap orang lain.

c. alat riset atau survei yang berupa daftar pertanyaan secara tertulis untuk kelompok tertentu.

d. persiapan catatan untuk diajukan dan dibawa sewaktu survei atau riset tertentu.

e. pertanyaan dan jawaban yang diajukan sewaktu riset atau survei kepada kelompok tertentu.

Kunci : C



Panduan Materi Bahasa dan Sastra Indonesia SMA/MA (IPA/IPS)

Pembahasan :

Konsep kuesioner adalah alat riset berupa rangkaian pertanyaan secara tertulis. Penjelasan terdapat pada kalimat pertama dan ketiga dalam paragraf.

Jawaban a, b, d, dan e tidak sesuai dengan penjelasan yang terdapat dalam bacaan atau tidak menjelaskan konsep kuesioner.

E. Gagasan Utama

Gagasan utama bacaan adalah hal yang dibahas atau diungkapkan dalam bacaan. Gagasan diungkapkan dengan kata atau frase. Letak gagasan utama di awal paragraf (deduktif), di akhir (induktif), atau di awal dan di akhir (deduktif-induktif). Dalam paragraf berjenis narasi dan deskripsi gagasan utama dapat tersebar di seluruh kalimat.

Contoh 1:

Bacaan yang baik untuk anak berisi contoh yang baik-baik pula. Cara yang dapat dilakukan dengan menampilkan tokoh kartun, boneka, badut yang lucu, tetapi mengandung unsur pendidikan. Tokoh binatang yang cerdik pun dapat pula mewakili pesan moral. Misalnya, kancil menipu buaya atau sejenisnya. Tokoh orang bertubuh raksasa, tetapi sangat baik terhadap sesama.

Gagasan utama paragraf tersebut terdapat di awal paragraf (deduksi), yaitu bacaan yang baik untuk anak.

Contoh 2:

Sudah ada ide, tetapi sukar untuk dituangkan. Selalu dihadapkan dengan persoalan apa yang hendak ditulis? Seberapa panjang tulisan yang akan ditulis. Keringnya pengetahuan terhadap topik yang hendak dikembangkan. Demikianlah pengalaman seseorang pada awal belajar menulis.

Gagasan utama paragraf terdapat di akhir (induksi), yaitu pengalaman belajar menulis.



Panduan Materi Bahasa dan Sastra Indonesia SMA/MA (IPA/IPS)

1. Kartu katalog memuat keterangan tentang buku yang terdapat dalam

perpustakaan. Kartu itu besarnya kira-kira 7,5 x 12,5 cm. Kartu itu disusun berdasarkan urutan nama-nama pengarang secara alfabetis. Dalam kartu dicantumkan judul buku dan pokok uraian.

Gagasan utama paragraf tersebut adalah ....

a. tentang buku

b. ukuran katalog

c. keterangan buku

d. nama pengarang e. kartu katalog

Kunci : E

Pembahasan :

Hal yang dibahas dalam paragraf, terletak di awal paragraf, yaitu kartu katalog. Jawaban a, b, c, dan d salah karena bukan masalah yang dibahas, tetapi bagian penjelasan terhadap masalah yang dibahas, yaitu penjelasan tentang kartu katalog.

F. Judul Bacaan

Pemberian judul bacaan yaitu penamaan terhadap bacaan. Pemberian judul harus mempertimbangkan isi bacaan. Di samping itu, judul haruslah menarik, mudah diingat, singkat, menggambarkan isi, berupa kata atau frase.

Yang harus diperhatikan lagi adalah penulisan judul. Penulisan judul yang betul harus mengacu kepada EYD, yaitu menggunakan huruf kapital sebagai huruf pertama semua kata, termasuk semua unsur kata ulang sempurna, kecuali kata seperti di, ke, dari, dan, yang, untuk, yang tidak terletak pada posisi awal. Judul tidak boleh diakhiri titik.

Contoh: Azas-Azas Hukum

Anak dan Cita-Citanya

Dari Desa ke Kota

Pencemaran Lingkungan di Wilayah Jembatan Lima



1.Banyak Pembahasan siswa SMU harus menguasai kemampuan membaca pemahaman. Pembahasan itu antara lain membantu mereka meningkatkan prestasi belajar. Mereka dapat pula mempercepat waktu penyelesaian membaca suatu bacaan. Pembahasan lain, dengan membaca pemahaman, membiasakan siswa berpikir kritis.





a. Manfaat Membaca Pemahaman bagi Siswa SMU

b. Manfaat membaca pemahaman bagi Siswa

c. Pembahasan Membaca Pemahaman Bagi Siswa SMU

d. Yang Memanfaatkan Membaca Pemahaman e. Beberapa Manfaat Membaca Pemahaman

Kunci : A

Pembahasan :

Karena judul sesuai dengan isi dan penulisan judul betul.

Jawaban b salah karena judul belum spesifik (siswa apa?), tetapi penulisan betul. Jawaban c salah karena isi bacaan bukan Pembahasan membaca pemahaman, penulisan judul salah, yaitu kata bagi diawali dengan B (kapital).

Jawaban d salah karena tidak sesuai dengan isi, tetapi penulisan betul. Jawaban e salah karena tidak sesuai dengan isi bacaan tetapi penulisan betul.

G. Tanggapan Isi Bacaan

Setelah membaca sebuah bacaan, kita sering memberi komentar positif atau negatif terhadap isi bacaan tersebut. Pemberian komentar itu disebut dengan tanggapan terhadap isi bacaan. Tetapi, sebuah tanggapan haruslah logis.

Contoh:

Membaca pemahaman sangat penting dibandingkan dengan kemampuan berbahasa lainnya. Misalnya, kemampuan mendengar. Mendengarkan sesuatu sangat terbatas jangkauannya seperti waktu, tempat, dan sebagainya. Tetapi, dengan membaca pemahaman dapat dilakukan di mana dan kapan pun, serta dapat dilakukan sewaktu¬waktu, serta dengan cepat dapat menangkap isi bacaan.

Tanggapan yang sesuai dan logis dengan isi bacaan tersebut adalah:

a. Memang diperlukan kemampuan membaca pemahaman untuk memahami dengan cepat isi bacaan, atau

b. Memang benar membaca pemahaman efektif dilakukan untuk memperoleh informasi dengan cepat.

Panduan Materi Bahasa dan Sastra Indonesia SMA/MA (IPA/IPS)



1. Dalam kenyataan masih banyak siswa yang belum memiliki kemampuan membaca pemahaman secara memadai. Hasil penelitian seseorang tahun 1992 membuktikan bahwa kemampuan membaca pemahaman siswa STM di Yogyakarta baru 30%. Hal ini pulalah yang dijadikan sebagai bukti kegagalan pengajaran kemampuan membaca pemahaman kepada siswa tersebut atau belum memadai.

Kalimat tanggapan yang tepat sesuai isi bacaan tersebut adalah ...

a. Pantaslah siswa STM itu berkemampuan membaca pemahaman seperti itu, mereka kebih mengutamakan praktisi.

b. Rendah sekali kemampuan membaca pemahaman siswa STM tersebut dan perlu dicarikan solusinya.

c. Janganlah memfonis siswa tersebut dengan mengecilkan hati mereka dengan kesimpulan seperti itu.

d. Sangatlah tidak masuk akal, bila hasil itu dijadikan suatu kesimpulan terhadap siswa tersebut.

e. Tidak benar hasil penelitian orang itu, kapan dia melakukan penelitian tersebut terhadap mereka.



Kunci : B

Pembahasan :

Jawaban b sesuai dengan isi bacaan dan logis, yaitu Pembahasan mengacu kepada isi bacaan.

Jawaban a salah karena tidak logis. Jawaban c salah karena tidak sesuai dengan isi bacaan. Jawaban d dan e salah karena tidak logis.



Panduan Materi Bahasa dan Sastra Indonesia SMA/MA (IPA/IPS)

Siswa mampu memahami grafik, tabel, denah, jadwal peta, pengumuman, petunjuk, dan tata tertib/peraturan dengan menentukan isi, tujuan, penggunaan bahasa, tanggapan, dan kesimpulan.

Ruang Lingkup

Isi Grafik, kalimat pengumuman, istilah

Ringkasan Materi

A. Isi Grafik

Menentukan isi grafik berarti membahasakan angka atau data yang terdapat dalam grafik. Data tersebut dijelaskan maksudnya sedemikian rupa sehingga mudah dipahami.

Contoh:

Pertumbuhan Ekonomi

50% 40% 30% 20% 10% 0%



1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998

Laju pertumbuhan ekonomi yang mengalami kemajuan lebih besar, menurut data grafik tersebut, terjadi pada tahun 1994-1995, yaitu 20%. Dibandingkan dengan tahun-tahun yang lain, yang hanya 5% sampai dengan 10%, bahkan ada terjadi penurunan pada tahun-tahun tertentu.



Panduan Materi Bahasa dan Sastra Indonesia SMA/MA (IPA/IPS)

1. Pernyataan yang tidak sesuai dengan data grafik yang terdapat pada penjelasan materi adalah ...

a. Persentase kenaikan ekonomi tahun 1992-1993 tidak sama dengan 1996-1997.

b. Besar kenaikan ekonomi tahun 1992-1993 sama dengan besar kenaikan ekonomi 1994-1995.

c. Pertumbuhan ekonomi 1992-1993 naik 20% dan 1993-1994 turun 10%.

d. Besar penurunan ekonomi 1993-1994 tidak sama dengan besar penurunan pertumbuhan ekonomi 1995-1996.

e. Persentase pertumbuhan ekonomi 1995-1996 turun 10% dan 1996-1997 naik 5%.

Kunci : D

Pembahasan :

Jawaban d tidak sesuai dengan data yang terdapat pada grafik karena penurunan ekonomi 1994 sebesar 10% sedangkan 1996 juga sebesar 10% (tidak sama). Jawaban a, b, c, dan e salah karena sesuai grafik (yang diminta adalah yang tidak sesuai grafik), yaitu: jawaban a, 1992-1993 naik 10% tidak sama dengan 1996- 1997 yang naik 5%; jawaban b, presentase kenaikan 1992-1993 dan 1994-1995 sama-sama 20%; jawaban c, 1992-1993 naik 20% dan 1993-1994 turun 10%; dan jawaban e, 1996 turun 10% dan 1997 naik 5%.

B. Kalimat Pengumuman

Pengumuman ialah pemberitahuan atau permakluman tentang sesuatu, yang ditujukan kepada seseorang, kelompok tertentu, atau khalayak (masyarakat). Hal penting yang harus diperhatikan sehubungan dengan pengumuman adalah siapa yang mengumumkan kepada siapa ditujukan, hal (isi) pengumuman, bahasa pengumuman (singkat, lugas, dan mengenai sasaran), serta media yang digunakan (elektronika atau media cetak, atau secara lisan/ langsung).

Contoh:

. . . Pelayanan Pajak, Jalan A.M. Sangaji 22, Jakarta Pusat melalui Kantor Lelang Negara Jakarta akan mengadakan pelelangan barang sitaan milik PT Kokorotomo, berupa peralatan kator.

Pelelangan akan dilaksanakan:

hari/ tanggal : Senin, 29 Desember 2003

waktu : pukul 10.00 (jam kerja)

tempat : Jalan Salemba Raya 13

Barang siapa yang berminat, dipersilakan datang pada waktu yang ditentukan tersebut.



Panduan Materi Bahasa dan Sastra Indonesia SMA/MA (IPA/IPS)

Dalam pengumuman di atas sengaja digunakan kata/kelompok kata yang tidak rancu karena akan dijadikan bahan pertanyaan dalam soal dan akan dibahas dalam penyelesaian.

Isi pengumuman tersebut adalah pelelangan alat kantor.

1. Pernyataan yang tidak sesuai dengan isi penting pengumuman yang terdapat pada contoh pengumuman dalam uraian materi tersebut adalah ....

a. yang mengumumkan, yaitu pelayanan pajak

b. sasaran pengumuman, yaitu yang membutuhkan peralatan kantor

c. hal yang diumumkan, yaitu pelelangan peralatan kantor hasil sitaan

d. pelaksanaan pelelangan yang terdiri atas: hari/ tanggal, waktu, dan tempat e. batas waktu pelelangan yang disediakan sampai pukul sepuluh

Kunci : E

Pembahasan :

Jawaban e benar karena tidak sesuai dengan pernyataan isi pengumuman karena pukul sepuluh merupakan waktu dimulai pelelangan bukan batas waktu pelelangan.

Jawaban a, b, c, dan d salah karena berupa jawaban yang sesuai dengan isi penting pengumuman tersebut, tetapi penjelasan isi pengumuman.

2. Penggunaan bahasa yang kurang tepat dalam contoh pengumuman yang terdapat pada uraian materi dan perbaikannya adalah ....

a. kata pelayanan di awal pengumuman dihilangkan

b. kata milik PT ... diganti dengan dari PT ...

c. kata akan mengadakan diganti dengan mau mengadakan

d. waktu pada pemerian diganti dengan jam

e. barang siapa pada kalimat terakhir pengumuman dihilangkan

Kunci : E

Pembahasan :

Karena kelompok kata barang siapa rancu (tidak tepat penggunaannya), jadi harus dibuang.

Jawaban a salah karena penggunaan kata pelayanan sudah tepat, jika dibuang menjadi rancu. Jawaban b salah karena penggunaan kata milik sudah betul sedangkan kata dari untuk menyatakan asal tempat. Jawaban c salah karena penggunaan kata akan dan mau bersinonim. Jawaban d salah karena waktu sudah

Panduan Materi Bahasa dan Sastra Indonesia SMA/MA (IPA/IPS)

tepat penggunaannya, yaitu menyatakan waktu sedangkan jam untuk menyatakan benda (jam dinding, jam tangan, atau jam saku)

C. Istilah

Istilah, bentuknya dapat berupa kata atau gabungan kata, tetapi mengungkapkan makna konsep sesuatu (proses, keadaan, atau khas bidang tertentu).

Ada dua kelompok istilah, yaitu istilah umum (digunakan secara umum) dan istilah khusus (digunakan dalam bidang tertentu, misalnya: pertanian, ekonomi, seni, agama, dsb.)

Makna istilah, tidak terpengaruh oleh konteks dan bermakna pasti. Contoh:

a. Distribusi bahan bakar minyak di Bali mengalami hambatan.

Makna distribusi, ialah pengiriman atau penyaluran ke beberapa orang atau beberapa tempat (istilah umum).

b. Karya sastra menunjukkan fenomena masyarakat tempat karya itu dilahirkan. Makna fenomena, ialah hal-hal yang dapat disaksikan dengan pancaindra dan dapat diterangkan serta dinilai secara ilmiah; fakta; kenyataan.

c. Dia berobat kepada okulis. (istilah khusus)

Makna okulis, ialah dokter mata, ahli penyakit mata.

1. Dia hanya pemain bola amatir.

Makna amatir adalah ....

a. belum berpengalaman bermain

b. dilakukan atas dasar kesenangan

c. dilakukan untuk mencari nafkah

d. bermain tidak sungguh-sungguh e. bukan pemain inti, tetapi cadangan

Kunci : B

Pembahasan :

Arti amatir, yaitu hal yang dilakukan atas dasar kesenangan bukan untuk memperoleh nafkah, belum berpengalaman, tidak sungguh-sungguh, atau pemain cadangan, seperti jawaban a, c, d, dan e.



Panduan Materi Bahasa dan Sastra Indonesia SMA/MA (IPA/IPS)

2. Perhatikan penggunaan istilah dalam paragraf berikut!

Penggunaan istilah yang tidak tepat dalam paragraf tersebut adalah ....

a. konvensional

b. lahan

c. dibajak

d. praktisi e. gulma

Kunci : D

Pembahasan :

Penggunaan istilah praktisi dalam kalimat tersebut tidak tepat. Makna praktisi, ialah pelaksana, yang betul seharusnya praktis berarti mudah.

Jawaban a tepat (konvensional berarti lazim/ biasa), jawaban b tepat (lahan berarti tanah garapan, jawaban c tepat (dibajak berarti digembur dengan alat pertanian bernama bajak), dan e tepat (gulma berarti tumbukan seperti rumput dan mengganggu tanaman utama). Jadi, jawaban a, b, c, dan e salah karena yang ditanyakan yang tidak tepat penggunaan istilah dalam kalimat.



Panduan Materi Bahasa dan Sastra Indonesia SMA/MA (IPA/IPS)

Ruang Lingkup

Jenis karangan, silogisme, pola pengembangan paragraf, kata baku/tidak baku, kata serapan, kalimat utama, kalimat penjelas, kata ulang, kata penghubung/konjungsi, imbuhan, frase, kalimat aktif/pasif, kalimat minor/mayor, kalimat langsung/tak langsung, kalimat majemuk.

Ringkasan Materi A. Jenis Karangan

Ada lima jenis karangan:

1. eksposisi, ialah karangan yang berisi penjelasan-penjelasan atau paparan yang dapat memperluas pengetahuan pembaca.

Contoh:

Membaca intensif merupakan kegiatan membaca secara teliti atau membaca secara seksama bacaan berupa teks. Tujuan membaca dengan cara ini untuk mendapatkan pemahaman isi bacaan secara tepat dan rinci. Misalnya, mengetahui hal-hal yang diperlukan.

2. argumentasi, ialah karangan yang berisi pendapat yang disertai Pembahasan logis dan diperkuat dengan fakta-fakta sehingga pendapat itu diterima kebenarannya. contoh:

Air yang tergenang seperti di kaleng-kaleng bekas dan di selokan harus dibersihkan. Air yang tergenang itu tidak boleh dibiarkan karena akan menjadi sarang nyamuk. Nyamuk akan bertelur dan berkembang biak di genangan air tersebut.

3. persuasi, ialah karangan yang berisi imbauan atau ajakan kepada orang-orang tertentu, kelompok, atau masyarakat tentang sesuatu. Agar hal yang disampaikan itu dapat mempengaruhi orang lain, harus pula disertai penjelasan dan fakta-fakta. contoh:

Penggunaan pestisida dan pupuk kimia untuk tanaman dalam jangka waktu lama tidak lagi menyuburkan tanaman dan memberantas hama. Pestisida justru dapat mencemari lingkungan dan menjadikan tanah lebih keras sehingga perlu

Panduan Materi Bahasa dan Sastra Indonesia SMA/MA (IPA/IPS)

pengolahan dengan biaya yang tinggi. Oleh sebab itu, hindarilah penggunaan pestisida secara berlebihan.

4. narasi, ialah karangan yang berisi cerita, ada pelaku, peristiwa, konflik, dan penyelesaiannya.

contoh:

Hafiz terkejut mendengar suara kemenakannya itu. Dengan segera ditariknya tali timba pengangkat tanah, tempat Abdullah bergantung. Ketika itu tampaklah oleh Hafiz mata air berbusa-busa naik ke atas dengan cepat, besar, dan jernih. . . .

5. deskripsi, ialah karangan yang berisi pengalaman suatu yang dilihat, dirasa, didengar, dialami, dan sebagainya, sehingga membuat pembaca seolah-olah melihat merasa, mendengar, mengalami, dan sebagainya, apa yang digambarkan tersebut (memfungsikan pancaindra si pembaca).

contoh:

Malam itu indah sekali. Bintang-bintang di langit berkerlap-kerlip memancarkan cahaya. Udara dingin menusuk kulit. Sesekali terdengar suara jangkir mengusik sepinya malam.

Pendeskripsian tersebut mengaktifkan indra penglihatan/ mata, perasa/ peraba, dan pendengaran/ telinga.

1. Pelanggaran lalu lintas sering dilakukan. Pelanggaran itu contohnya menyeberang tidak di tempat yang sudah disediakan. Bus menghentikan mobil sekehendak hati supir. Pengendara kendaraan bermotor sering ngebut. Pengendara juga banyak yang tidak memiliki SIM.

Jenis paragraf tersebut adalah ....

a. narasi

b. eksposisi

c. persuasi

d. argumentasi

e. deskripsi

Kunci : B



Panduan Materi Bahasa dan Sastra Indonesia SMA/MA (IPA/IPS)

Pembahasan :

Isi paragraf tersebut berupa penjelasan atau paparan tentang pelanggaran lalu lintas.

Jawaban a salah karena paragraf bukan menceritakan (narasi), c salah karena paragraf bukan mempengaruhi orang (persuasi), d salah karena paragraf bukan berisi pendapat, dan e salah karena paragraf bukan melukiskan sesuatu.

B. Siligosme

Menarik suatu kesimpulan dengan cara silogisme, mula-mula diketengahkan suatu pernyataan yang bersifat umum, yang disebut premis umum (PU). Kemudian disusul dengan sebuah pernyataan yang bersifat khusus, yang disebut premis khusus (PK). Lalu diakhiri dengan sebuah pernyataan yang berupa kesimpulan (K). Silogisme ini bagian dari penalaran deduksi. Jika dirumuskan sebagai berikut:

PU : A = B

PK : C = A

K : C = B

contoh:

PU : Pelajar harus mematuhi peraturan sekolah. A B

PK : Saya pelajar.

C A

K : Saya harus mematuhi peraturan sekolah.

C B

1. PU : . . .

PK : Kekasih saya seorang yang jujur.

K : Kekasih saya selalu menepati janji.

Pernyataan yang tepat untuk melengkapi silogisme tersebut adalah ...

a. Sesorang yang jujur selalu menepati janji.

b. Seseorang yang jujur akan menepati.

c. Kekasih saya tidak pernah berbohong.

d. Kekasih saya tergolong orang yang jujur. e. Seseorang akan menepati janji jika ia jujur. Kunci : A

Pembahasan :

Jawaban a benar karena sesuai dengan rumus PU : A = B, yaitu: seseorang yang jujur = A selalu menepati janji = B

Jawaban b, c, d, dan e tidak sesuai dengan rumus.



Panduan Materi Bahasa dan Sastra Indonesia SMA/MA (IPA/IPS)

C. Pola Pengembangan Paragraf

1. penalaran generalisasi juga merupakan bagian penalaran induksi. Penarikan berdasarkan data yang sesuai dengan fakta atau data. Fakta atau data dapat diperoleh melalui penilaian, pengamatan, atau hasil survei. Jumlah data atau fakta khusus yang dikemukakan harus cukup dan dapat mewakili.

contoh:

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan kepada siswa SMA 2000. Saat mereka melaksanakan upacara, semua siswa memakai sepatu hitam dan kaus kaki putih. Pakaian mereka putih-putih dan kemeja dimasukkan ke dalam celana dan ke dalam rok, memakai ikat pinggang warna hitam. Pakaian mereka dilengkapi lagi dengan dasi dan topi abu-abu. Jadi, dapat dikatakan siswa SMA 2000 pakaiannya seragam dan tertib sewaktu mengikuti upacara.

2. penalaran analogi, bagian dari induktif. Penalaran dengan membandingkan dua hal yang berbeda, tetapi memiliki berbagai persamaan. Berdasarkan banyak kesamaan tersebut, ditariklah suatu kesimpulan.

contoh:

Seseorang yang menuntut ilmu sama halnya dengan mendaki gunung. Sewaktu mendaki, ada saja rintangan seperti jalan yang licin yang membuat seseorang jatuh. Ada pula semak belukar yang sukar dilalui. Dapatkah seseorang melaluinya? Begitu pula bila menuntut ilmu, seseorang akan mengalami rintangan seperti kesulitan ekonomi, kesulitan memahami pelajaran, dan sebagainya. Apakah Dia sanggup melaluinya? Jadi, menuntut ilmu sama halnya dengan mendaki gunung untuk mencapai puncaknya.

3. Penalaran sebab-akibat juga merupakan bagian induksi. Penalaran dimulai dengan mengemukakan fakta berupa sebab lalu disusul dengan kesimpulan yang berupa akibat.

contoh:

Hujan berturut-turut mengguyur desa kami. Air sungai berangsur¬angsur naik. Jalan dan halaman rumah pun mulai digenangi air. Akhirnya, banjir pun melanda desa kami.



Panduan Materi Bahasa dan Sastra Indonesia SMA/MA (IPA/IPS)

1. Setelah diadakan survei ke pemukiman liar di sepanjang rel kereta api itu, penduduk menempati rumah-rumah terbuat dari bahan yang berupa seng, papan, dan kardus bekas. Rumah itu tidak memiliki MCK, pendek, pengap, lantainya berupa tanah dan lembab. Jadi, dapat dikatakan bahwa tempat tinggal mereka tidak layak huni dan tidak sehat.

Penalaran yang digunakan dalam paragraf tersebut adalah ....

a. sebab-akibat

b. silogisme

c. generalisasi

d. analogi

e. akibat-sebab

Kunci : C

Pembahasan :

Paragraf itu berisi fakta-fakta yang cukup mewakili untuk menarik suatu kesimpulan di akhir paragraf.

Jawaban a salah karena paragraf bukan berisi sebab-akibat, b salah karena paragraf bukan berisi premis, d salah karena paragraf bukan berisi perbandingan, dan e salah karena paragraf bukan berisi sebab-akibat.

2. Seseorang yang memiliki ilmu pengetahuan yang luas dan berpendidikan tinggi, ia akan seperti padi. Setangkai padi mulai berisi akan merunduk. Makin bernas bulir padi itu, makin merunduk tangkainya. Begitu pula manusia yang berilmu dan berpendidikan tinggi, semakin ia berwawasan semakin ia merendahkan hati seperti merunduknya setangkai padi yang berbulir bernas.

Penalaran yang digunakan dalam paragraf tersebut adalah ...

a. sebab-akibat

b. silogisme

c. generalisasi

d. analogi

e. akibat-sebab

Kunci : D

Pembahasan :

Jawaban d benar karena isi paragraf membandingkan dua hal yang berbeda, tetapi memiliki beberapa kemiripan sifat yang dapat ditarik kesimpulan berdasarkan kemiripan sifat-sifat tersebut.

Jawaban a salah karena paragraf bukan berisi sebab-akibat, b salah karena paragraf bukan berisi premis, c salah karena paragraf bukan berisi fakta-fakta, dan e salah karena paragraf bukan berisi sebab-akibat.



Panduan Materi Bahasa dan Sastra Indonesia SMA/MA (IPA/IPS)

D. Kata Baku/ Tidak Baku dan Kata Serapan

Kata baku, ialah kata-kata yang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang berlaku. Acuan yang dapat digunakan adalah KBBI, EYD, Pedoman Pembentukan Istilah, dan Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia, sedangkan yang tidak mengikuti kaidah, disebut bahasa tidak baku. Pembakuan kata-kata juga berlaku untuk istilah dan kata serapan atau berasal dari bahasa asing, bunyi dan penulisannya disesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia.

Perhatikan kata-kata dalam tabel berikut!

No. Kata Baku Kata Tidak Baku Keterangan

1. menyontek mencontek -

2. misi missi serapan

3. nasihat nasehat -

4. mengubah merubah -

5. sistim sistem serapan

6. tradisional tradisinil serapan

7. terampil trampil -

8. hierarki hirarki serapan

9. ekstrem ekstrim serapan

10. telinga kuping -



1. Kata baku terdapat dalam kalimat ...

a. Bajunya terbuat dari kain sutra.

b. Tempellah perangko di sudut kanan atas.

c. Dia harus berfikir jernih menyelesaikan soal itu.

d. Mereka sedang mentelaah puisi W.S. Rendra. e. Saya berani menanggung risiko apa saja. Kunci : E

Pembahasan :

Jawaban e benar karena memang risiko yang baku sedangkan resiko tidak baku. Jawaban a salah, yang betul sutera, b salah, yang betul prangko, c salah, yang betul berpikir, dan e salah, yang betul menelaah karena imbuhan me- melekat kepada kata diawali huruf t, t luluh dan imbuhan me- mengalami alomorf men-.

2. Penulisan kata serapan yang baku terdapat pada kalimat ...

a. Ia mengikuti erobik setiap minggu.

b. Karirnya mulai bagus tahun ini.

c. Managemen perusahaan itu baik.

d. Dia mengisi kuesioner itu sendiri.

e. Mereka menemukan tehnik baru.

Kunci : D

Panduan Materi Bahasa dan Sastra Indonesia SMA/MA (IPA/IPS)

Pembahasan :

Jawaban d benar karena penulisan kuesioner sudah baku, bukan kwesioner. Jawaban a salah, yang betul aerobik, b salah, yang betul karier, c salah, yang betul manajemen, dan e salah, yang betul teknik.

E. Kalimat Utama dan Kalimat Penjelas

Kalimat utama, ialah kalimat yang berisi masalah/ kesimpulan sebuah paragraf. Letaknya dapat di awal paragraf (deduksi), di akhir (induksi), atau di awal dan di akhir (deduksi-induksi).

Kalimat penjelas, ialah kalimat yang berisi penjelasan terhadap hal yang dinyatakan dalam kalimat utama atau berisi hal-hal khusus.

contoh:

Banyak orang membaca sebuah bacaan dengan tujuan ingin mendapatkan informasi dari bacaan tersebut. Informasi yang ingin diperoleh mungkin sudah pernah didengar, tetapi ingin lebih meyakinkan lagi dengan membaca langsung. Membaca bacaan berisi informasi yang pernah dibaca sebelumnya dan ingin mengingat lagi informasi itu lebih baik. Apalagi membaca suatu bacaan yang berisi informasi baru, tentu akan dicermati dengan baik atau mungkin akan mencatat informasi tersebut.

Kalimat yang tercetak miring dalam bacaan tersebut berupa kalimat utama dan kalimat-kalimat berikutnya merupakan kalimat penjelas.

1. (1) Tanaman perlu perawatan. (2) Merawat tanaman dapat dilakukan dengan cara memberi pupuk, menyirami setiap hari, dan menyiangi rumput yang mengganggu pertumbuhannya. (3) Rumput ada yang dapat dijadikan obat. (4) Apalagi perawatan tanaman dilakukan dengan sungguh-sungguh. (5) Tanaman akan tumbuh dengan baik dan berkualitas tinggi sehingga dapat dinikmati dengan puas. Kalimat penjelas yang tidak mengacu kepada kalimat utama (tidak padu) terdapat pada kalimat ....

a. nomor 1

b. nomor 2

c. nomor 3

d. nomor 4

e. nomor 5

Kunci : C

Pembahasan :

Benar karena kalimat tidak mengacu kepada kalimat utama yang membicarakan tanaman perlu perawatan.

Jawaban a, b, d, dan e salah karena kalimat mengacu kepada kalimat utama, yaitu berkaitan dengan penjelasan perlunya perawatan tanaman.

Panduan Materi Bahasa dan Sastra Indonesia SMA/MA (IPA/IPS)

F. Kata Ulang (Reduplikasi)

Kata ulang atau reduplikasi ialah pengulangan satuan gramatik, baik seluruhnya maupun sebagian, baik dengan variasi fonem maupun tidak.

Macam-macam kata ulang

a. Kata ulang seluruh ialah pengulangan seluruh bentuk dasar.

Misalnya : buku-buku, perumahan-perumahan, sekali-sekali.

b. Kata ulang sebagian ialah pengulangan sebagian dari bentuk dasar.

Misalnya : lelaki : bentuk dasarnya laki

pertama-tama : bentuk dasarnya pertama

membaca-baca : bentuk dasarnya membaca

c. Kata yang berkombinasi dengan pembubuhan afiks ( kata ulang berimbuhan) ialah bentuk dasar diulang seluruhnya dan berkombinasi dengan proses pembubuhan afiks.

Misalnya : kereta-keretaan : bentuk dasarnya kereta

rumah-rumahan : bentuk dasarnya rumah

d. Kata ulang dengan perubahan fonem (kata ulang berubah bunyi)

Misalnya : gerak-gerik : bentuk dasarnya gerak

bolak-balik : bentuk dasarnya balik

Makna Kata Ulang

a. Menyatakan banyak tak tentu

Misalnya : Buku-buku itu telah kusimpan di dalam lemari.

b. Menyatakan banyak dan bermacam-macam

Misalnya : Buah-buahan di pinggir jalan harganya lebih murah.

c. Menyatakan menyerupai

Misalnya : Bang Husin memasang orang-orangan di tengah sawah.

d. Menyatakan agak

Misalnya : Walaupun sudah besar, anak itu masih kekanak-kanakan.

e. Menyatakan intensitas

Misalnya : Pukullah dia kuat-kuat. ( intensitas kualitatif)

Dari tadi ia bolak-balik saja. (intensitas frekuentatif)

f. Menyatakan saling (resiprok)

Misalnya : Kedua remaja itu sedang bercubit-cubitan. g. Menyatakan kolektif

Misalnya : Mereka masuk dua-dua dengan tertib.

Sumber: Morfologi, Suatu Tinjauan Deskriptif, M. Ramlan Tata Bahasa Rujukan Bahasa Indonesia, Gorys Keraf



Panduan Materi Bahasa dan Sastra Indonesia SMA/MA (IPA/IPS)

1. Dari siang para demonstran bolak-balik menuju gedung putih.

Kata ulang yang sejenis dengan kata ulang dalam kalimat di atas adalah ...

a. Mereka itu tentu ada yang cerdas dan ada juga yang pas -pasan.

b. Dia selalu membalik-balikkan berita itu, padahal sebenarnya tidak begitu.

c. Wajahnya kemerah-merahan ketika ketahuan mencontek.

d. Dia membawa orang-orang dekat untuk menduduki jabatan.

e. Dulu orang Indonesia terkenal dengan sifat ramah-tamahnya. Kunci : E

Pembahasan :

Jawaban e benar karena sejenis dengan kata ulang tersaji (berubah bunyi). Jawaban a, c salah karena tidak sejenis dengan kata ulang tersaji (berimbuhan), jawaban b salah karena tidak sejenis dengan kata ulang tersaji (sebagian). Jawaban d salah karena tidak sejenis dengan kata ulang tersaji (seluruh).

2. Harga buah-buahan di pasar swalayan lebih murah daripada di pasar tradisional. Kata ulang yang maknanya sama dengan kata ulang dalam kalimat di atas adalah ...

a. Perhatikan baik-baik gambar di samping ini!

b. Warna tembok rumahnya kekuning-kuningan.

c. Secara diam-diam mereka bercinta-cintaan.

d. Sayur-mayur yang segar banyak vitaminnya. e. Buanglah kertas-kertas yang tidak terpakai itu! Kunci : D

Pembahasan :

Jawaban d benar karena semakna dengan kata ulang tersaji (bermacam-macam). Jawaban a salah karena maknanya tidak sama dengan kata ulang tersaji (intensitas kualitatif). Jawaban b salah karena tidak semakna dengan kata ulang tersaji (agak). Jawaban c salah karena tidak semakna dengan kata ulang tersaji (saling). Jawaban e salah karena tidak semakna dengan kata ulang tersaji (banyak).

G. Kata Penghubung (Konjungsi)

Kata penghubung disebut juga kata sambung atau konjungsi. Kata penghubung adalah kata tugas yang menghubungkan antarklausa, antarkalimat, dan antarparagraf. Kata penghubung antarklausa biasanya terletak di tengah-tengah kalimat, sedangkan kata penghubung antarkalimat di awal kalimat (setelah tanda titik, tanda seru dan tanda tanya), dan kata penghubung antarparagraf letaknya di awal paragraf.



Panduan Materi Bahasa dan Sastra Indonesia SMA/MA (IPA/IPS)

Macam-macam kata penghubung dan fungsinya:

1. menyatakan gabungan: dan, lagi, lagi pula, serta

2. menyatakan pertentangan, tetapi, akan tetapi, melainkan, namun, sedangkan, padahal

3. menyatakan waktu: apabila, ketika, bilamana, sebelum sejak, sesudah

4. menyatakan tujuan: supaya, agar, untuk

5. menyatakan sebab: sebab, karena, sebab itu, karena itu

6. menyatakan akibat: sehingga, sampai

7. menyatakan syarat: jika apabila, kalau, asalkan, bilamana

8. menyatakan tak bersyarat: walaupun, meskipun, biarpun

9. menyatakan pilihan: atau

10. menyatakan perbandingan: seperti, bagai, seakan-akan, ibarat, umpama, daripada menyatakan korelatif : semakin.... semakin...., kian ... kian...., tidak hanya... tetapi juga..., sedemikian rupa... sehingga..., baik... maupun...

12. menyatakan menguatkan : bahkan, apalagi

13. menyatakan rincian : yakni, adalah, yaitu, ialah

14. menyatakan penjelas (penegas) : bahwa

15. menyatakan urutan: mula-mula, lalu, kemudian

16. menyatakan pembatasan: kecuali, selain, asal

17. menyatakan penanda contoh: misalnya, umpama, contoh

18. menyatakan penanda pengutamaan: yang penting, yang pokok, paling utama, terutama

Sumber : Tata Bahasa Rujukan Bahasa Indonesia, Gorys Keraf Sintaksis, M. Ramlan

1. Penggunaan kata penghubung yang tepat terdapat dalam kalimat ...

a. Ia salah satu pengusaha daripada yang berhasil.

b. Lebih baik tidur daripada bermain kartu.

c. Orang tua dari Abdulah mendapat kecelakaan.

d. Kue sus terbuat daripada tepung terigu dan telur.

e. Bahasa dari orang itu tidak dapat dimengerti.

Kunci : B

Pembahasan :

Jawaban b benar karena menyatakan perbandingan.

Jawaban a salah karena tidak perlu memakai kata penghubung. Jawaban c salah karena tidak perlu memakai kata penghubung. Jawaban d salah karena seharusnya memakai kata penghubung dari. Jawaban e salah karena seharusnya tidak memakai kata penghubung.



Panduan Materi Bahasa dan Sastra Indonesia SMA/MA (IPA/IPS)

2. Ketika saya belajar bahasa Indonesia, tiba-tiba perutku sakit.

Kata penghubung yang fungsinya sama dengan kata penghubung dalam kalimat di atas adalah ...

a. Sebelum mengerjakan soal, bacalah soal ini baik-baik!

b. Saya berjalan kaki ke sekolah sampai kakiku pegal.

c. Kita belajar giat untuk meraih masa depan yang cemerlang.

d. Dia marah dengan memukulkan tinjunya ke tembok.

e. Orang itu mengatakan bahwa anaknya mendapatkan musibah.

Kunci : A

Pembahasan :

Kunci a benar karena sefungsi dengan kata penghubung tersaji (waktu).

Jawaban b salah karena tidak sefungsi dengan kata penghubung tersaji (akibat). Jawaban c salah karena tidak sefungsi dengan kata penghubung tersaji (tujuan). Jawaban d salah karena tidak sefungsi dengan kata penghung tersaji (alat). Jawaban e salah karena tidak sefungsi dengan kata penghubung tersaji (penegas).

3. Pada awalnya, saya menganggap mungkin kesalahan itu hanya karena suatu kelalaian. Namun, dari pengalaman dan pengamatan selama ini, saya mempunyai cukup alasan bahwa penyebabnya adalah keterampilan dan sikap pengasuh media massa terhadap bahasa Indonesia yang masih kurang. Masih sedikit media cetak maupun media elektonik yang dengan sungguh-sungguh berusaha memperbaiki keterampilan teknis personil kerjanya pada penguasaan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

Kata penghubung yang menyatakan penegas dalam paragraf di atas adalah ....

a. karena

b. namun

c. dan

d. bahwa

e. adalah

Kunci : D

Pembahasan :

Jawaban d benar karena bahwa menyatakan penegas

Jawaban a salah karena karena menyatakan sebab. Jawaban b salah karena namun menyatakan pertentangan. Jawaban c salah karena dan menyatakan penjumlahan. Jawaban e salah karena adalah menyatakan rincian.



Panduan Materi Bahasa dan Sastra Indonesia SMA/MA (IPA/IPS)

4. Tenaga listrik merupakan energi sekunder yang dapat dengan mudah dikonversikan menjadi bentuk energi terakhir, seperti: cahaya, panas, dan gerak. Penggunaannya sangat luas, relatif lebih mudah dan bebas polusi. Oleh karena itu, banyak dimanfaatkan untuk berbagai kegiatan kehidupan masyarakat, dalam rangka pembangunan bangsa dan negara.

Terampil Berbahasa Indonesia, Depdikbud

Kata penghubung antarkalimat pada paragraf di atas adalah ....

a. seperti

b. dan

c. dengan

d. oleh karena itu

e. untuk

Kunci : D

Pembahasan :

Jawaban d benar karena letaknya di awal kalimat.

Jawaban a, b, c, dan e salah karena letaknya di tengah kalimat.

H. Imbuhan

1. Imbuhan ter-

Imbuhan ter- mempunyai bentuk ter-, te-, dan tel-. Imbuhan ter- membentuk kata kerja dan kata sifat.

Makna imbuhan ter-

1) Menyatakan aspek perfektif, yaitu suatu perbuatan telah selesai.

Contoh: Buku ini tercetak tahun 2000.

2) Menyatakan aspek kontinuatif, yaitu suatu perbuatan tengah atau terus berlangsung.

Contoh: Perahu itu terapung sepanjang malam.

3) Menyatakan aspek spontanitas, perbuatan tiba-tiba atau tidak disengaja. Contoh: Pendaki gunung itu terperosok ke jurang.

4) Menyatakan intensitas atau repetitif (berulang-ulang).

Contoh: Wajahnya terbayang-bayang dalam ingatannya.

5) Menyatakan aspek potensialis, yaitu dapat di-

Contoh: Peti yang berat itu terangkat juga olehnya.

6) Menyatakan superlatif, yaitu paling...

Contoh: Dalam keluarganya ia tertinggi ukuran badannya.

7) Menyatakan tidak disengaja

Contoh: Kakiku terinjak di bus kota.



Panduan Materi Bahasa dan Sastra Indonesia SMA/MA (IPA/IPS)

2. Imbuhan me-kan berfungsi membentuk kata kerja.

Makna imbuhan me-kan

1) Menyatakan kausatif, yaitu menyebabkan terjadinya proses

Misalnya : Ayah sedang meninggikan tiang jemuran.

2) Menjadikan sebagai atau menganggap sebagai

Misalnya : Orang itu memperhambakan benda-benda antiknya.

3) Menyatakan intensitas

Misalnya : Mereka memperebutkan piala Gubernur DKI Jakarta.

Sumber: Tata Bahasa Rujukan Bahasa Indonesia, Gorys Keraf

3. Imbuhan per-an

Imbuhan per-an berfungsi sebagai pembentuk kata benda. Kata berimbuhan per-an merupakan hasil nominalisasi dari kata kerja yang sejalan dengan kata kerja bentuk ber- (-an), kata kerja bentuk memper- (-kan,-i).

Misalnya: perkenalan sejalan dengan berkenalan

Kesejalanan itu dapat dilihat dalam kalimat berikut:

Aku berkenalan dengan dia. Perkenalanku dengan dia tidak kuduga sebelumnya. Makna Konfiks per-an

1) Menyatakan hal

Misalnya: Izin pergedungan di DKI Jakarta sangat ketat.

2) Menyatakan hasil

Misalnya: Kita harus menjunjung persatuan bangsa.

3) Menyatakan tempat, daerah

Misalnya: Vila itu sebagai peristirahatan keluarga presiden.

4) Menyatakan bergai-bagai

Misalnya: Surat lamaran pekerjaan harus disertsai persyaratan yang diminta.

Sumber: Morfologi, Suatu Tinjauan Deskriptif, M. Ramlan

4. Imbuhan serapan: -i,-iah,-wi, -is, -isme, -if, -al,-asi

Imbuhan ini merupakan serapan dari bahasa asing. Imbuhan serapan tersebut pada umumnya berfungsi sebagai pembentuk kata benda dan kata sifat.

Makna yang umum untuk menandai kata sifat adalah mempunyai sifat atau ciri: Misalnya: legal, universal, sportif, aktif, egois. Sebaliknya -isme mengandung makna paham. Misalnya: nasionalisme, komunisme.

Sufiks -tas menyatakan makna hal. Misalnya: kriminalitas, aktivitas. Sedangkan - asi menyatakan proses, misalnya: proklamasi, nasalisasi. Sedangkan sufiks -i, - iah, -wi menyatakan makna yang bersangkutan dengan, misalnya: gerejani, surgawi, alamiah.

Sumber: Tata Bahasa Rujukan Bahasa Indonesia, Gorys Keraf



Panduan Materi Bahasa dan Sastra Indonesia SMA/MA (IPA/IPS)

5. Partikel asing : anti- pro-, eks -, pra -, swa -, intra -, trans-, non-

Partikel asing maksudnya imbuhan asing yang melekat pada awal kata dasar. Contoh: SMU kami sering mendapat juara dalam perlombaan intrakurikuler.

1. Siswa terpandai di sekolah itu mendapat penghargaan.

Imbuhan ter- yang semakna dengan imbuhan ter di atas adalah ...

a. Penduduk desa terbelakang mendapat sumbangan dari kecamatan.

b. Karena kedua orang tuanya jauh, ia hidup terombang-ambing.

c. Tangis anak itu terngiang-ngiang ketika menyebrangi sungai itu.

d. Ikan yang besar itu terbawa juga oleh kucing belang itu. e. Buku karanganku terjual sekitar sepuluh ribu eksemplar. Kunci : A

Pembahasan :

Jawaban a benar karena semakna dengan imbuhan ter- tersaji (paling).

Jawaban b salah karena tidak semakna dengan imbuhan ter- tersaji (kontinuatif/ terus-menerus). Jawaban c salah tidak semakna imbuhan ter- tersaji (refetitif/ berulang-ulang). Jawaban d salah karena tidak semakna dengan ter- tersaji (tidak disengaja).

2. Pengimbuhan me-kan yang salah terdapat dalam kalimat ...

a. Aku sangat mencintai pekerjaan yang kugeluti ini.

b. Janganlah Anda suka mencontek dalam ulangan.

c. Aku paling suka mengepel daripada menyapu.

d. Dia selalu mengeritik pembicaraan orang.

e. Pengadilan sedang memproses masalah itu.

Kunci : D

Pembahasan :

Jawaban d benar karena kata kritik bila mendapat imbuhan me- tidak luluh (mengkritik).

Jawaban a salah karena kata dasar yang diawali fonem c bila mendapat imbuhan me- tidak luluh (mencintai). Jawaban b salah karena kata dasar yang diawali fonem c bila mendapat imbuhan me- tidak luluh (mencontek). Jawaban c salah karena kata dasar yang hanya terdiri atas satu suku kata (pel) bila mendapat imbuhan me- menjadi menge- (mengepel). Jawaban e salah karena kata prores bila mendapat imbuhan me- tidak luluh (memproses).



Panduan Materi Bahasa dan Sastra Indonesia SMA/MA (IPA/IPS)

3. Persembunyian para perampok itu telah tercium polisi.

Imbuhan ke-an yang semakna dengan imbuhan per-an di atas adalah ...

a. Kesehatan anak itu sudah agak baik.

b. Semalam saya ketiduran di kursi tamu.

c. Pipinya kemerah-merahan karena malu.

d. Sepatu yang dipakainya kebesaran. e. Kecamatan Sukaraja telah dimekarkan. Kunci : E

Pembahasan :

Jawaban e benar karena semakna dengan imbuhan per-an tersaji (tempat). Jawaban a salah karena tidak semakna dengan imbuhan per-an tersaji (hal). Jawaban b salah karena tidak semakna dengan imbuhan per-an tersaji (tidak disengaja). Jawaban c salah karena tidak semakna dengan imbuhan per-an tersaji (agak). Jawaban d salah karena tidak semakna dengan imbuhan per-an tersaji ( terlalu).

4. Penulisan kata berimbuhan serapan asing yang tepat adalah ...

a. Sekarang ia lebih banyak menyanyikan lagu-lagu gerejanya.

b. Produktipitas orang itu kurang dihargai oleh atasannya.

c. Sayang sekali sawah yang produktip itu dijadikan pabrik.

d. Ia seorang aktifis kampus yang sangat bijaksana.

e. Sejak menikah artis terkenal itu aktivitasnya dibatasi. Kunci : E

Pembahasan :

Jawaban e benar karena penulisannya aktivitas, bukan aktifitas atau aktipitas. Jawaban a salah karena seharusnya gerejani. Jawaban b salah karena seharusnya produktivitas. Jawban c salah karena seharusnya produktif. Jawaban d salah karena seharusnya aktivis.

5. Penulisan partikel asing yang tepat terdapat pada kalimat ...

a. Tarif Bus antar kota sangat bervariasi.

b. Indonesia termasuk negara non blok.

c. Dia sangat aktif dalam ekstra kurikuler.

d. Kegiatan ini untuk siswa non-Islam

e. Indonesia termasuk anti komunis.

Kunci : D

Pembahasan :

Jawaban d benar karena penulisan partikel pada kata dasar yang berhuruf kapital dibatasi dengan tanda penghubung (non-Islam).

Jawaban a salah karena penulisan partikel antar dipisahkan dari kata yang mengikutinya (antar kota seharusnya antarkota). Jawaban b salah karena penulisan partikel non dipisahkan dari kata yang mengikutinya (non blok seharusnya nonblok). Jawaban c salah karena penulisan partikel ekstra dipisahkan

Panduan Materi Bahasa dan Sastra Indonesia SMA/MA (IPA/IPS)

dari kata yang mengikutinya (ekstra kurikuler seharusnya ekstrakurikuler). Jawaban e salah karena penulisan partikel anti dipisahkan dari kata yang mengikutinya (anti komunis seharusnya antikomunis).





I. Frase (Kelompok Kata)

Frase adalah kelompok kata yang terdiri dari dua kata atau lebih yang tidak melampaui batas fungsi. Contoh:

Hari ini / siswa SMU / sedang ujian / bahasa Indonesia./

K S P Pel.

Kalimat di atas terdiri dari empat frase, dan masing-masing mempunyai fungsi, yakni: keterangan, subjek, predikat, dan pelengkap. Frase-frase tersebut mempunyai unsur pusat (inti) yakni: hari, siswa, ujian , dan bahasa; dan unsur atribut, yakni: ini, SMU, sedang, dan Indonesia

Jenis-Jenis Frase

Berdasarkan unsur intinya, frase dibedakan menjadi:

a. Frase endosentris

1) Frase endosentris koordinatif, yaitu frase yang unsur-unsurnya setara atau sederajat. Misalnya: Ayah dan ibu / sedang pergi.

2) Frase endosentris atributif, yaitu frase yang mempunyai unsur pusat dan unsur atribut. Misalnya: Sepatu saya / hilang.

3) Frase endosentris apositif, yaitu frase yang memiliki unsur pusat dan unsur aposisi. Misalnya: Aminah, anak Pak Lurah, / cantik sekali.

b. Frase eksosentris, yaitu frase yang tidak memiliki unsur pusat. Misalnya: Anak¬anak itu / sedang bermain / di halaman.

Selain itu, frase dapat pula diperluas dengan kata yang. frase seperti ini akan membentuk klausa. Misalnya:

1) Buku yang tebal itu / kepunyaanku.

2) Orang yang kemarin datang / pamanku.

3) Baju yang baru dibeli / kekecilan.

4) Laki-laki yang memakai kacamata itu / temanku.

Selain jenis frase di atas, dikenal pula Frase ambigu dan frase atributif berimbuhan. Frase ambigu adalah frase yang bermakna ganda. Misalnya: Lukisan ayah / dipajang / di ruang tamu.

Frase lukisan ayah mempunyai makna lukisan milik ayah, lukisan mengenai diri ayah, atau lukisan buatan ayah.

Frase atributif berimbuhan artinya frase yang unsur perluasannya berimbuhan. Misalnya: Saya tidak berani berjalan melalui tangga berjalan.

Kata tangga dalam frase tangga berjalan merupakan unsur pusat sedangkan berjalan merupakan unsur perluasan.



Panduan Materi Bahasa dan Sastra Indonesia SMA/MA (IPA/IPS)

1. Guru kesenian hari ini tidak hadir.

Kalimat yang mengandung frase sejenis (frase atributif berimbuhan) dengan frase yang dicetak miring dalam kalimat di atas adalah ...

a. Model pembelajaran harus dibuat guru sebelum mengajar.

b. Semua siswa diharapkan mendapat nilai di atas enam.

c. Suku Baduy banyak yang sudah keluar dari lingkungannya.

d. Banyak calo kereta api yang menjual tiket jauh lebih mahal.

e. Zaman sekarang kita harus menguasai bahasa Inggris.

Kunci : A

Pembahasan :

Jawaban a benar karena kalimat tersebut mengandung frase atributif berimbuhan yakni model pembelajaran. Kata model merupakan unsur pusat sedangkan pembelajaran unsur perluasan (atribut).

Jawaban b salah karena frase semua siswa tidak mengandung atribut berimbuhan. Jawaban c salah karena frase suku Baduy tidak mengandung atribut berimbuhan. Jawaban d salah karena frase kereta api tidak mengandung atribut berimbuhan. Jawaban e salah karena tidak mengandung atribut berimbuhan.

2. Tarif parkir di rumah sakit akan ditentukan pemerintah DKI. Pemenggalan frase yang tepat pada kalimat di atas adalah ....

a. Tarif / parkir / di rumah sakit / akan ditentukan / pemerintah DKI.

b. Tarif parkir / di rumah / sakit / akan ditentukan / pemerintah DKI.

c. Tarif parkir / di rumah sakit / akan ditentukan / pemerintah DKI.

d. Tarif parkir / di rumah sakit / akan / ditentukan /pemerintah DKI. e. Tarif parkir / di rumah sakit / akan ditentukan/ pemerintah / DKI. Kunci : C

Pembahasan :

Jawaban c benar karena setiap kelompok kata memiliki satu fungsi, yakni: tarif parkir (S), dirumah sakit (K), akan ditentukan (P), pemerintah DKI (K).

Jawaban a salah karena pemenggalannya tidak berdasarkan fungsinya (tarif / parkir, seharusnya tidak dipenggal).

Jawaban b salah karena di rumah sakit seharusnya tidak dipenggal atau menjadi satu.

Jawaban d salah karena akan ditentukan tidak perlu dipenggal, tetapi menjadi satu.

Jawaban e salah karena pemerintah DKI seharusnya tidak dipenggal, tetapi menjadi satu.



Panduan Materi Bahasa dan Sastra Indonesia SMA/MA (IPA/IPS)

3. Istri tentara yang baik itu sangat dihormati tetangga. Perbaikan kalimat di atas agar tidak ambigu adalah ...

a. Istri yang baik itu sangat dihormati tetangga tentara.

b. Istri tentara itu sangat dihormati tetangga yang baik.

c. Tentara yang baik itu sangat dihormati istri tetangga.

d. Tentara yang baik itu sangat dihormati tetangga. e. Tentara itu sangat dihormati istri tetangga. Kunci : D

Pembahasan :

Jawaban d benar karena frase tentara yang baik tidak ambigu.

Jawaban a salah karena maknanya tidak sesuai dengan kalimat tersaji. Jawaban b salah karena yang dimaksud dalam kalimat tersaji yang baik bukan tetangga. Jawaban c salah karena tidak sesuai dengan maksud kalimat tersaji. Jawaban e salah karena kata yang baik tidak dimunculkan.

J. Kalimat Aktif dan Kalimat Pasif

a. Kalimat Aktif

Kalimat aktif ialah kalimat yang subjeknya menjadi agens (pelaku), misalnya:

1) Petani sedang mencangkul sawah.

2) Aminah sedang membaca novel Raumanen.

Kalimat aktif dapat dibedakan menjadi: kalimat aktif transitif dan kalimat aktif intransitif. Kalimat aktif transitif ialah kalimat yang predikatnya kata kerja transitif yakni yang menghendaki objek; sedangkan kalimat aktif intransitif ialah kalimat yang predikatnya kata kerja intransitif yakni yang tidak menghendaki objek.

Misalnya:

1) Hamidah sedang mengerjakan soal-soal matematika. (aktif transitif)

2) Anisa menangis tersedu-sedu. (aktif intransitif)

b. Kalimat Pasif

Kalimat pasif ialah kalimat yang subjeknya menjadi patiens (penderita), misalnya:

1) Sawah sedang dicangkul petani.

2) Novel Raumanen sedang dibaca Aminah.

Selain menggunakan kata kerja berimbuhan di-, kalimat pasif juga dapat menggunakan kata kerja berimbuhan ter- ke-an, dan bentuk diri (persona). Misalnya:

1) Ibunya terpukul oleh kelakuan anaknya.

2) Saya kehilangan uang di kelas.

3) Buku itu sudah kubaca.

4) Pensilnya sudah dia ambil.

5) Coba kaulihat bunga ini.

Sumber: Tata Bahasa Rujukan Bahasa Indonesia, Gorys Keraf



Panduan Materi Bahasa dan Sastra Indonesia SMA/MA (IPA/IPS)

1. Kemarin komputer itu sudah dia ambil.

Kalimat pasif di atas dapat diubah menjadi kalimat aktif, yakni ...

a. Kemarin komputer itu sudah diambilnya.

b. Komputer itu sudah diambil dia kemarin.

c. Saya mengambil komputer itu kemarin.

d. Kemarin dia sudah mengambil komputer itu. e. Komputer itu sudah diambilnya kemarin. Kunci : D

Pembahasan :

Jawaban d benar karena subjeknya (S) sebagai agen (pelaku) dan predikatnya (P) berimbuhan me-. Jawaban a salah karena predikatnya berimbuhan di- (pasif). Jawaban b salah karena predikatnya berimbuhan di-. Jawaban c salah karena yang menjadi pelaku saya (seharusnya dia). Jawaban e salah karena predikatnya berimbuhan di-.

K. Kalimat Minor dan Mayor

Kalimat minor ialah kalimat yang mengandung satu unsur pusat (inti), misalnya:

a. Diam!

b. Ibu.

c. Pergi!

Sedangkan kalimat mayor ialah kalimat yang sekurang-kurangnya mengandung dua unsur pusat (inti), misalnya:

a. Saya mengantuk.

b. Presiden berkunjung ke Australia.

c. Saya menonton film semalam.

Kalimat (a) terdiri dari dua unsur inti; kalimat (b) terdiri dari dua unsur inti, yakni: presiden, berkunjung, dan satu unsur tambahan, yaitu ke Australia; dan kalimat (c) terdiri atas dua unsur inti yakni: saya, menonton, dan dua unsur tambahan yakni film dan semalam.

Sumber: Tata Bahasa Rujukan Bahasa Indonesia, Gorys Keraf



Panduan Materi Bahasa dan Sastra Indonesia SMA/MA (IPA/IPS)

1. (1) Ibu : Bawa!

(2) Doni : Tidak mau!

(3) Ibu : Bawa!

(4) Doni : Nanti saja

(5) Ibu : Kamu membantah?

Kalimat mayor terdapat pada kalimat nomor ....

a. (1)

b. (2)

c. (3)

d. (4)

e. (5)

Kunci : E

Pembahasan :

Jawaban e benar karena kalimat tersebut terdiri atas dua unsur inti, yakni kamu (S), membantah (P).

Jawaban a salah karena hanya terdiri dari satu unsur inti, yakni bawa (P). Jawaban b salah karena hanya terdiri atas satu unsur inti, yakni tidak mau (P). Jawaban c salah karena hanya terdiri atas satu unsur inti, yakni bawa (P). Jawaban d salah karena hanya terdiri atas satu unsur inti, yakni nanti saja (K)

L. Kalimat Langsung dan Tak Langsung

Kalimat langsung adalah kalimat yang mengulang kembali ujaran orang atau sumber lain. Sebaliknya, kalimat tak langsung adalah kalimat yang tidak menirukan atau mengulang apa yang diucapkan orang atau sumber lain itu.

Misalnya:

a. Ayah berkata," Saya tidak senang melihat rambut gondrong." (kalimat langsung)

b. Ayah mengatakan, bahwa ia tidak senang melihat rambut gondrong. (kalimat tak langsung)

Perbedaan antara kedua kalimat di atas tampak pada cara penulisannya. Kalimat langsung diapit oleh dua tanda petik, sedangkan kalimat tak langsung tidak diapit oleh tanda petik.

Sumber: Buku Pelajaran Bahasa Indonesia SMA 1, A.S. Broto (ed.)



Panduan Materi Bahasa dan Sastra Indonesia SMA/MA (IPA/IPS)

1. Ibu menyuruhku, "Bawa kue ini ke warung!"

Kalimat tak langsung yang tepat berdasarkan kalimat langsung di atas adalah ....

a. Aku disuruh ibu membawa kue itu ke warung.

b. Ibu menyuruhku agar membawa kue itu ke warung.

c. Ibu menyuruhnya, agar membawa kue itu ke warung.

d. Disuruh ibu aku membawa kue itu ke warung. e. Aku menyuruh ibu agar membawa kue itu ke warung. Kunci : B

Pembahasan :

Jawaban b benar karena kalimat tersebut diungkapkan secara tidak langsung dan cirinya ada kata agar.

Jawaban a salah karena kalimat tersebut hanya berita biasa dan tidak ada kata agar. Jawaban c salah karena klitik ku menjadi nya (menyuruhnya). Jawaban d salah karena kalimat tersebut strukturnya tidak relevan dengan kalimat langsung yang tersaji. Jawaban e salah karena tidak semakna dengan kalimat langsung yang tersaji.

M. Kalimat Majemuk

Kalimat majemuk adalah kalimat yang mengandung dua pola kalimat atau lebih. Kalimat majemuk dapat dibedakan atas:

1. Kalimat Majemuk Setara (Koordinatif)

Kalimat majemuk setara adalah kalimat majemuk yang pola-pola kalimatnya memiliki kedudukan yang sederajat. Kalimat majemuk semacam ini biasanya ditandai dengan kata penghubung: dan, lagi, atau, tetapi, melainkan, sedangkan. Misalnya:

Saya berangkat ke sekolah, sedangkan ibu pergi ke pasar.

Kalimat di atas berpola S-P-K, S-P-K.

Kalimat majemuk setara yang hanya memiliki satu subjek atau satu predikat disebut kalimat majemuk rapatan.

Misalnya:

a) Adik memetik dan mengupas mangga itu.

b) Joko dan Aditiya sedang bermain catur.

2. Kalimat Majemuk Bertingkat (Subordinatif)

Kalimat majemuk bertingkat adalah kalimat yang mengandung dua pola kalimat atau lebih yang tidak sederajat. Salah satu pola menduduki fungsi utama kalimat, yang lazimnya disebut induk kalimat (klausa atasan), sedangkan pola yang lain, yang lebih rendah kedudukannya, disebut anak kalimat (klausa bawahan). Fungsi itu sekaligus menunjukkan relasi antara induk kalimat dan anak kalimat.



Panduan Materi Bahasa dan Sastra Indonesia SMA/MA (IPA/IPS)

Anak kalimat (klausa bawahan) dapat dibagi menjadi:

a) Anak kalimat yang menduduki fungsi utama kalimat, yaitu anak kalimat subjek dan anak kalimat predikat, misalnya:

1) Yang harus menyelesaikan pekerjaan itu telah meninggalkan tempat ini. (anak kalimat subjek)

2) Ayah saya yang telah menyelesaikan pembangunan itu. (anak kalimat predikat)

b) Anak kalimat yang menduduki salah satu fungsi pelengkap, yaitu anak kalimat objek, misalnya:

Wali kelas telah mengumumkan bahwa kita semua harus hadir besok pagi. (anak kalimat objek)

c) Anak kalimat yang menduduki salah satu fungsi tambahan yang renggang, yaitu anak kalimat keterangan subjek, anak kalimat keterangan predikat, anak kalimat keterangan objek, anak kalimat keterangan waktu, anak kalimat keterangan sebab, anak kalimat keterangan akibat, dan lain-lain. Misalnya:

1) Siswa yang baru menempuh ujian berkumpul di halaman. (anak kalimat keterangan subjek)

2) Wanita itu guru yang mengajar di SMU 78. (anak kalimat keterangan predikat)

3) Ia telah memukul anak yang mencuri mangga. (anak kalimat keterangan objek)

4) Sebelum matahari terbit saya berangkat ke sekolah. (anak kalimat keterangan waktu)

5) Direktur perusahaan itu telah memecat seorang karyawannya karena menggelapkan uang perusahaannya. (anak kalimat keterangan sebab)

6) Kakinya tersandung batu sehingga tidak dapat berjalan. (anak kalimat akibat)

Sumber: Tata Bahasa Rujukan Bahasa Indonesia, Gorys Keraf

1. Kegiatan Bulan Bahasa sangat penting.

Kalimat yang polanya sama dengan kalimat di atas adalah ...

a. Ayah dan ibu selalu makan bersama.

b. Kecantikan gadis itu menarik semua orang.

c. Setiap hari saya selalu belajar dengan rajin.

d. Dengan hati yang riang dia melangkahkan kakinya. e. Bak mandi itu sudah penuh.

Kunci : E

Pembahasan :

Jawaban e benar karena sepola dengan kalimat tersaji (S-P).

Jawaban a salah karena tidak sepola dengan kalimat tersaji (S-S-P-Pel). Jawaban b salah karena tidak sepola dengan kalimat tersaji (S-P-Pel). Jawaban c salah

Panduan Materi Bahasa dan Sastra Indonesia SMA/MA (IPA/IPS)

karena tidak sepola dengan kalimat tersaji (K-S-P-K). Jawaban d salah karena tidak sepola dengan kalimat tersaji (K-S-P-O).

2. Anak itu siswa SMU yang mendapat juara lomba mengarang. Klausa bawahan dalam kalimat di atas adalah ....

a. anak itu

b. siswa SMU

c. mendapat juara

d. yang mendapat juara lomba mengarang

e. juara lomba mengarang

Kunci : D

Pembahasan :

Jawaban d benar karena klausa tersebut merupakan perluasan dari kata siswa SMU (P) yang membentuk pola baru (P-O) dan cirinya didahului dengan kata yang.

Jawaban a salah karena kata anak itu (S) merupakan klausa atasan (induk kalimat). Jawaban b salah karena siswa SMU (P) merupakan klausa atasan. Jawaban c salah karena mendapat juara bagian dari klausa bawahan. Jawaban e salah karena juara Zomba mengarang bagian dari klausa bawahan.

Contoh Soal Praktik Mengarang

UJIAN PRAKTIK MENGARANG

Mata Pelajaran : Bahasa dan Sastra Indonesia

Satuan Pendidikan : SMU

Program Studi : IPA / IPS

Alokasi Waktu : 90 Menit

Petunjuk Umum

a. Tuliskan identitas Anda di sudut kanan atas lembar jawaban

b. Bacalah soal secara cermat sebelum menjawab

c. Gunakan pensil 2B atau pulpen berwarna hitam

Petunjuk Khusus

a. Pilihlah salah satu tema di bawah ini, kemudian kembangkan menjadi sebuah karangan

b. Tulislah judul karangan di atas karangan Anda!

c. Penilaian berdasarkan hal-hal berikut:

- isi karangan sesuai dengan tema

- judul sesuai dengan isi karangan

- organisasi karangan

- struktur kalimat

- diksi dan ejaan

Panduan Materi Bahasa dan Sastra Indonesia SMA/MA (IPA/IPS)

1. Tema : Lingkungan

Diagram di bawah ini menggambarkan masalah-masalah lingkungan 100 tahun ke depan, seperti yang diprediksikan oleh 200 ilmuwan dan ahli dari Program lingkungan PBB (UNEP)

Diagram Masalah Lingkungan abad ke-21



Buatlah karangan eksposisi atau argumentasi sepanjang ± 200 kata! Data yang digunakan dalam menyusun karangan harus bersumber pada diagram di atas!



Panduan Materi Bahasa dan Sastra Indonesia SMA/MA (IPA/IPS)

2. Tema : Pendidikan dan Pekerjaan

Grafik di bawah ini menggambarkan jumlah lulusan universitas yang tidak terserap dalam lapangan kerja dari tahun 1983 sampai dengan tahun 1986.



Buatlah sebuah karangan eksposisi/ argumentasi sepanjang ± 200 kata! Data yang digunakan dalam menyusun karangan harus bersumber pada grafik di atas!



Panduan Materi Bahasa dan Sastra Indonesia SMA/MA (IPA/IPS)

3. Tema: Dunia Usaha

Tabel di bawah ini menggambarkan perbandingan iklim usaha antara Indonesia dan negara berkembang lainnya, yang dikutip dari harian Kompas, 16 Maret 2003

Tabel Perbandingan Iklim Usaha

Bidang Indonesia Cina Vietnam Thailand

Politik Kurang stabil Stabil Cukup stabil Cukup stabil

Keamanan Kurang baik Baik Cukup baik Cukup baik

Moneter Fluktuatif Stabil Stabil Stabil

Suku Bunga Pinjaman 20% 6% 6% 4%

Pajak

a. PPN 10% 17% 15% 12%

b. PBB Ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada

Pabean Banyak penyelendupan Tidak ada penyelendupan Tidak ada penyelendupan Tidak ada penyelendupan



Buatlah sebuak karangan argumentasi / eksposisi sepanjang ± 200 kata! Data yang digunakan dalam menyusun karangan harus bersumber pada tabel di atas!



DEPDIKNAS ©Hak Cipta pada Pusat Penilaian Pendidikan 42



Panduan Materi Bahasa dan Sastra Indonesia SMA/MA (IPA/IPS)

Ruang Lingkup

Isi surat berita keluarga, surat undangan resmi, surat lamaran kerja, memo.

Ringkasan Materi

Isi Surat Berita Keluarga

Surat keluarga, ialah surat yang dikirim oleh seseorang kepada anggota keluarga.

Isi surat dapat berupa berita duka, gembira, bertanya, meminta sesuatu, dan sebagainya.

Sapaan yang lazim digunakan antara lain ananda, ibunda, ayahnda, adinda, atau kakanda yang diawali dengan huruf kapital..

Bahasa surat dapat menggunakan bahasa baku atau bahasa tidak baku (bahasa sehari¬hari), tetapi komunikatif.

Unsur-unsur surat antar lain: tanggal, alamat, salam pembuka, tubuh surat (pembuka, isi, dan penutup), salam penutup, dan diakhiri tanda tangan dan nama jelas.

contoh:

Jakarta, 11 September 2003

Ibunda Rosni

di Padang

Dengan hormat,

Semoga Ibunda beserta adik-adik berada dalam keadaan sehat walafiat, amin.

Ibunda, sebentar lagi kita akan memasuki bulan Ramadan. Melalui surat ini ananda mohon maaf kepada Ibunda atas kesalahan ananda. Semoga Allah memberi keredaan dan kekuatan kepada kita sewaktu menjalankan ibadah puasa, amin.

Ananda insyaallah akan pulang ke kampung menjelang lebaran. Karena ananda mendapat libur selama dua minggu.

Terakhir ananda ucapkan selamat menyambut Ramadan, bulan yang penuh rahmat dan penuh berkah.

Wasalam ananda,

Rossita



Panduan Materi Bahasa dan Sastra Indonesia SMA/MA (IPA/IPS)

1. Pernyataan yang sesuai dengan isi surat yang terdapat dalam uraian materi tersebut adalah ...

a. Surat berisi permohonan maaf oleh seorang anak kepada ibunya sehubungan menyambut bulan Ramadan.

b. Pernyataan seorang anak yang tidak dapat pulang ke kampung untuk menemui ibu dan adik-adiknya pada bulan Ramadan.

c. Pernyataan saling memaafkan antara anak dan ibu yang akan menyambut bulan suci Ramadan yang akan tiba tidak lama lagi.

d. Surat mengabarkan keadaan seorang anak dan memohon maaf kepada ibunya karena akan memasuki bulan Ramadan.

e. Si anak mengabarkan kepada ibunya bahwa tidak lama lagi akan memasuki bulan suci Ramadan dan dia akan pulang.

Kunci : A

Pembahasan :

Karena isi surat berupa permohonan maaf oleh seorang anak kepada ibunya sehubungan menyambut bulan Ramadan.

Jawaban b salah karena isi surat bukan pernyataan tidak dapat pulang, c salah karena isi surat bukan pernyataan saling memaafkan, tetapi permohonan maaf, d salah karena isi surat tidak ada mengabari keadaan si anak kepada ibunya, dan e salah karena si anak mengabarkan pulang menjelang lebaran bukan menjelang puasa.

B. Surat Undangan Resmi dan Surat Lamaran Kerja

Surat undangan resmi haruslah mengikuti aturan surat menyurat bersifat resmi, mulai dari struktur surat, ejaan yang digunakan, sampai kepada bahasa surat.

Struktur surat undangan meliputi: kepala surat, tempat dan tanggal surat, nomor, lampiran dan hal, alamat, salam pembuka, tubuh surat (pembuka, isi, penutup), salam penutup, dan tanda tangan yang disertai nama jelas. Tetapi, dalam surat lamaran tidak memakai kepala surat karena pengirimnya bersifat pribadi.



Panduan Materi Bahasa dan Sastra Indonesia SMA/MA (IPA/IPS)

contoh:

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

SEKOLAH MENENGAH UMUM NEGERI 25 JAKARTA

Jalan A.M. Sangaji 22-24 Jakarta Pusat

Jakarta 10130, Telepon (021) 6331921, (021) 6340139

20 September 2003

Nomor : 150/ GX/ PS/ 2003

Lampiran : -

Prihal : Undangan pentas seni

Kepada Yth. Bapak/ Ibu Guru Kesenian SMU Amanda

Jalan A.M. Sangaji 35

Jakarta Pusat

Dengan hormat,

Bersama surat ini, kami mengundang bapak/ibu Guru kesenian SMU Amanda untuk menghadiri Pentas Seni SMU 25 Jakarta, yang akan diadakan:

Hari/ Tanggal : Kamis, 25 September 2003

Tempat : SMU Negeri 25 Jakarta

Waktu : pukul 10.00 s.d. 14.00 WIB

Atas perhatiannya, kami ucapkan terima kasih.

Hormat kami, Ketua Panitia

Erniwati, M.Pd.

catatan:

Dalam contoh surat undangan tersebut ada dengan sengaja disalahkan penggunaan bahasa, tulisan atau ejaannya karena akan ditanyakan dalam soal dan akan dibahas dalam penyelesaiannya.

Penulisan pemerian pada surat undangan, yaitu hari, tempat, dan waktu harus diawali dengan huruf kecil karena hal tersebut berupa kelanjutan kalimat paragraf sebelumnya. Begitu pula pemerian pada identitas pelamar surat dalam surat lamaran. contoh:

. . .

Dengan surat ini saya:

nama : Dewanti

tempat/ tanggal lahir : Medan, 11 September 1985

alamat : Jalan Tirto No.20, Medan

pendidikan terakhir : SMA

. . .



Panduan Materi Bahasa dan Sastra Indonesia SMA/MA (IPA/IPS)

1. Hal yang bukan merupakan perbaikan mengenai penulisan dan bahasa surat undangan yang terdapat pada uraian materi di atas adalah ...

a. Tanggal surat seharusnya diikuti dengan nama tempat/ kota karena tanggal surat selalu diikuti dengan nama tempat/ kota. Yang betul adalah Jakarta, 20 September 2003.

b. Alamat surat tidak diperlukan kata kepada sebelum Yth. Karena kepada berfungsi penghubung antarbagian kalimat. Seharusnya Yth. Bapak/ Ibu Guru Kesenian ...

c. Penggunaan kata bersama ini di awal surat tidak tepat karena itu cocok digunakan jika ada sesuatu yang dilampirkan dalam surat. Seharusnya dengan surat ini ...

d. Penulisan sapaan bapak/ ibu yang betul menurut EYD diawali dengan huruf kapital, yaitu Bapak/ Ibu.

e. Penggunaan –nya, pada atas perhatiannya pada kalimat penutup surat tidak tepat karena –nya untuk kata ganti ketiga sedangkan surat tersebut untuk orang kedua. Seharusnya atas perhatian Bapak/ Ibu ...

Kunci : A

Pembahasan :

Jawaban a bukan berupa perbaikan, justru diberi nama kota menjadi salah karena nama kota sudah tertulis dalam kepala surat.

Jawaban b, c, d, dan e salah karena berupa perbaikan surat, sesuai dengan EYD dan kaidah bahasa Indonesia. Sedangkan yang ditanyakan yang bukan perbaikan surat.

2. Penulisan pemerian dalam surat undangan tersebut tidak tepat karena ...

a. hari/ tanggal, tempat, dan waktu ditulis dengan diawali oleh huruf kapital.

b. nama hari dan bulan (Kamis dan September) diawali dengan huruf kapital.

c. penulisan WIB tidak memakai tanda baca titik di antara huruf singkatan.

d. penulisan kata pukul diawali dengan huruf kecil.

e. penulisan singkatan s.d. dengan dua huruf dan diberi tanda titik setiap huruf. Kunci : A

Pembahasan :

Pemerian hari/ tanggal, tempat, dan waktu harus ditulis dengan diawali huruf kecil. Pemerian tersebut masih merupakan lanjutan kalimat sebelumnya. Jadi, harus diperbaiki dengan diawali huruf kecil (hari/ tanggal, tempat, waktu) Jawaban b salah karena memang nama hari dan bulan harus ditulis diawali dengan huruf kapital, c salah karena singkatan WIB, betul tidak diberi titik, d salah karena penulisan kata pukul, yang betul diawali dengan huruf kecil karena bukan kalimat, dan e salah karena penulisan singkatan dengan dua huruf, betul dengan huruf kecil, dan diberi dua titik. Jadi, jawaban b, c, d dan e sudah tepat penulisannya dan tidak perlu diperbaiki lagi.

Panduan Materi Bahasa dan Sastra Indonesia SMA/MA (IPA/IPS)





C. Surat Memo

Memo atau memorandum adalah jenis surat dinas yang berisi catatan singkat tentang pokok persoalan. Memo ditulis oleh atasan untuk pejabat yang setingkat atau untuk bawahan, dan dapat juga ditulis oleh bawahan untuk atasan. Memo bersifat informal dan tingkat keresmiannya rendah. Memo tidak menggunakan nomor surat. Walaupun begitu, informasi yang dituliskan dalam memo tetap mengandung kedinasan. Memo bersifat intern (selingkung).

Isi memo dapat berupa instruksi, saran, tugas, atau petunjuk tertentu yang berisi hal-hal pokok saja; singkat tapi jelas; dan tidak perlu ada paragraf pembuka, tetapi langsung pada isinya.

Contoh Memo

SEKOLAH MENENGAH UMUM (SMU) NEGERI 78 Jalan Bhakti IV/1, Kemanggisan

Jakarta Barat Telepon (021) 5482914

M E M O

10 Novemver 2003

Kepada : Wakasek Bidang Sarana/Prasarana

Dari : Kepala Sekolah

Hal : Persiapan Rapat

Kami minta agar Saudara mempersiapkan ruang aula beserta perlengkapannya untuk rapat kelulusan kelas III yang akan diadakan pada tanggal 28 April 2003.

Terima kasih atas bantuan Saudara.

Sujono Kuslan









Panduan Materi Bahasa dan Sastra Indonesia SMA/MA (IPA/IPS)

1. SMU Bina Lingkungan akan mengadakan Bulan Bahasa yang akan diadakan pada tanggal 20 s.d. 25 Oktober 2004. Untuk itu, Ketua Osis memerintahkan kepada sekretarisnya agar membuat proposal untuk kepala sekolah.

Isi memo yang tepat berdasarkan ilustrasi di atas adalah ...

a. Kami sangat mengharapkan agar Saudara membuat proposal Bulan Bahasa tahun 2004 untuk kepala sekolah secara rinci.

b. Kami minta agar Saudara membuat proposal Bulan Bahasa yang akan diadakan tanggal 20 - 25 Oktober 2004 untuk kepala sekolah.

c. Berdasarkan hasil rapat Osis, kami minta agar secepatnya menulis proposal Bulan Bahasa 2004 yang ditujukan kepada kepala sekolah.

d. Karena SMU Bina Lingkungan akan mengadakan Bulan Bahasa, kami minta agar Saudara membuat proposal Bulan Bahasa tersebut.

e. Berdasarkan program Osis, SMU Bina Lingkungan akan mengadakan Bulan Bahasa yang diadakan tanggal 20- 25 Oktober 2004.

Kunci : B

Pembahasan :

Jawaban b benar karena berisi instruksi, tanggal dan tahun kegiatan, kepada siapa, dan lengkap.

Jawaban a salah karena tidak mencantumkan tanggal dan tahun kegiatan. Jawaban c salah karena tidak mencantumkan tanggal kegiatan. Jawaban d salah karena tidak mencantumkan tanggal dan tahun kegiatan serta kepada siapa. dan e salah karena tidak berupa instruksi , tetapi berupa pemberitahuan, dan tidak jelas.



Panduan Materi Bahasa dan Sastra Indonesia SMA/MA (IPA/IPS)

Siswa mampu menulis resensi fiksi dan nonfiksi dengan memperhatikan unsur¬unsur isi resensi.

Ruang Lingkup

Resensi buku fiksi/nonfiksi.

Ringkasan Materi

A. Resensi Buku fiksi/nonfiksi

Resensi adalah ulasan atau penilaian terhadap sebuah buku atau film. Tujuannya adalah memberikan atau menyampaikan informasi kepada para pembaca mengenai keunggulan dan kelemahan buku atau film tersebut, serta kelayakannya untuk dinikmati pembaca.

Buku atau film yang diresensi tentunya yang baru diterbitkan atau baru dipasarkan. Secara tidak langsung resensi berfungsi juga sebagai media promosi yang efektif. Oleh karena itu, alangkah baiknya apabila resensi itu diakhiri dengan ajakan (persuasif)

Unsur-unsur resensi adalah judul resensi, identitas buku (judul buku, pengarang, dan data publikasi), jenis buku, kepengarangan (latar belakang pengarang dan latar belakang buku yang diresensi), ikhtisar cerita/ isi, persoalan yang terdapat dalam buku, penilaian baik keunggulan maupun kelemahannya, dan ajakan.

Contoh Resensi

KISAH KEHIDUPAN MANUSIA

Judul : Belenggu

Pengarang : Armijn Pane Penerbit : Dian Rakyat Tahun : 1938, Cetakan XVII 1995

Novel karya Armijn Pane dengan tebal 150 halaman ini mempunyai sejarah yang menggemparkan. Cerita ini pernah ditolak oleh Balai Pustaka, ramai dipuji dan dicela, tetapi akhirnya tak urung menjadi salah satu novel klasik modern Indonesia yang harus dibaca oleh orang terpelajar Indonesia.

Armijn Pane ialah seorang romantikus yang suka mengembara dalam jiwanya. Ia identik dengan zaman baru. Hal ini mempengaruhi isi cerita ini sehingga pada waktu diterbitkan, Belenggu dianggap sesuatu yang baru. Belenggu memberi arah baru



Panduan Materi Bahasa dan Sastra Indonesia SMA/MA (IPA/IPS)

dalam kesusastraan Indonesia, baru dalam ceritanya, gaya bahasanya, dan gaya/ cara mengarangnya.

Alur yang digunakan dalam novel ini adalah alur campuran, namun dominan menggunakan alur maju. Walaupun demikian, dapat membawa para pembacanya menelusuri cerita demi cerita.

Cara pengarang menggambarkan tokoh-tokoh dalam cerita ini berlainan dengan cara yang biasa dipakai pengarang lain. Tokoh utama pria, Sukartono, adalah seorang yang mau berkorban demi orang lain dan ia pun seorang suami yang sabar. Tokoh Sumartini digambarkan sebagai seorang wanita modern yang mandiri dan memiliki ego yang tinggi. Sedangkan Rohayah digambarkan sebagai sosok wanita yang lemah lembut, penyayang, dan penuh perhatian, tetapi memiliki masa lalu yang suram.

Gaya bahasa yang digunakan dianggap sebagai gaya yang baru dan berbeda. Armijn banyak menggunakan bahasa Melayu dan bahasa Belanda yang membuat para pembaca tidak mengerti dan harus menerka maksudnya. Dalam novel ini Armijn pandai menyelipkan ungkapan-ungkapan yang disusun secara menarik sehingga memberikan suasana yang romantis.

Kisah dalam Belenggu ini diawali dari kehidupan perkawinan Sukartono dan Sumartini yang sudah tidak baik lagi. Sukartono kecewa karena sikap Tini yang berubah setelah menikah. Tini tidak peduli akan kehidupan rumah tangganya. Suatu saat Tono bertemu dengan Nyonya Eni atau Rohayah. Dari wanita inilah Tono mendapatkan perhatian, kasih sayang, dan kehangatan yang tidak didapatkan dari istrinya. Walaupun demikian, Tono dihantui perasaan bersalah atas perselingkuhannya dengan Rohayah,karena ia sebenarnya masih mempunyai perasaan cinta terhadap istrinya. Tetapi, hal ini tidak menjadikan situasi kehidupan rumah tangganya semakin membaik karena dari masing-masing pihak tidak ada yang berusaha untuk memperbaikinya.

Para tokoh yang dilukiskan dalam novel ini hampir menyerupai karikatur karena terlalu berlebihan. Dalam melukiskannya, Armijn melukiskan pikiran dan semangatnya. Gambaran Armijn terhadap tokohnya tidak tegas dan konsekuen. Namun, bagaimana pun buku ini telah membawa suatu kemajuan bagi sastra Indonesia karena cara penyampaian ceritanya yang unik. Tidak rugi bila kita mencoba untuk mebacanya.

Novel ini banyak mengandung amanat yang sangat bermanfaat bagi pembacanya. Armijn mengajarkan kita untuk berbagi dan berkorban untuk orang lain.

Hal yang menarik dari cerita ini adalah permainan perasaan pengarangnya yang memberikan suasana yang romantis. Dalam novelnya Armijn pandai menyelipkan pertanyaan yang terus tersirat dari mula sampai akhir cerita, "Baiklah memangdang ke belakang, bergunakah zaman dahulu, tidakkah lebih baik, kalau zaman dahulu itu dibenamkan saja, dilupakan sama sekali?"

Namun, dengan segala keindahan dan kelebihannya, buku ini membuat pembacanya mendapat kesulitan dalam menangkap maksud Armijn Pane , terutama karena banyaknya penggunaan bahasa Melayu dan bahasa Belanda. Pemakaian ungkapan dan kiasan dalam kalimat membuat cerita ini terasa berat. Meski demikian, cerita ini tetap memikat dan penuh dengan muatan pesan yang dapat direnungkan dan diterjemahkan lebih dalam.

Devona Candrawati,dkk.

Panduan Materi Bahasa dan Sastra Indonesia SMA/MA (IPA/IPS)





1. Novel karya Armijn Pane dengan tebal 150 halaman ini mempunyai sejarah yang menggemparkan. Cerita ini pernah ditolak oleh Balai Pustaka, ramai dipuji dan dicela, tetapi akhirnya tak urung menjadi salah satu novel klasik modern Indonesia yang harus dibaca oleh orang terpelajar Indonesia.

Hal yang diresensi pada kutipan resensi di atas adalah ....

a. identitas buku

b. latar belakang pengarang

c. latar belakang buku

d. ikhtisar cerita/ isi,

e. keunggulan buku

Kunci : C

Pembahasan :

Jawaban c benar karena kutipan resensi tersebut mengandung latar belakang buku yang diresensi.

Jawaban a salah karena kutipan resensi itu tidak mengandung identitas buku. Jawaban b salah karena isi kutipan resensi tersebut bukan berupa latar belakang pengarang. Jawaban d salah karena kutipan resensi tersebut bukan berupa isi buku. Jawaban e salah karena kutipan resensi tersebut bukan keunggulan buku tetapi menceritakan latar belakang buku sebelum buku tersebut diterbitkan.



Panduan Materi Bahasa dan Sastra Indonesia SMA/MA (IPA/IPS)

Ruang Lingkup

Unsur-unsur karya tulis, proposal, teks pidato

Ringkasan Materi

A. Karya Tulis

Karya tulis yang ditulis berdasarkan hasil penelitian disebut karya ilmiah.

Karya ilmiah yang lengkap biasanya terbagi menjadi tiga bagian besar, yakni (1) bagian pelengkap pendahuluan, (2) Bagian isi atau pembahasan, dan (3) bagian pelengkap penutup.

Bagian pelengkap pendahuluan terdiri atas halaman judul, halaman motto, halaman pengesahan, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, arti lambang dan singkatan, dan abstrak.

Bagian isi atau pembahasan terdiri atas bab pendahuluan yang meliputi: (1) latar belakang, (2) perumusan masalah, (3) ruang lingkup masalah, (4) tujuan penulisan, (5) metode penelitian, dan (5) sistematika penulisan; bab pembahasan; dan bab kesimpulan dan saran.

Bagian pelengkap penutup antara lain, daftar pustaka dan lampiran

Kata pengantar berfungsi sebagai surat pengantar kepada pembaca yang isinya berbagai hal mengenai karya tulis tersebut.

Daftar Isi merupakan gambaran isi secara singkat. Judul judul Bab ditulis dengan huruf kapital, judul judul subbab ditulis dengan huruf kecil kecuali huruf awal dari kata-kata yang penting.

Abstrak berisi garis besar dari karya tulis. Isinya lebih singkat daripada kesimpulan.

Bab pendahuluan berfungsi untuk menarik perhatian pembaca dan memberikan arahan terhadap masalah-masalah yang akan diuraikan. Pada bagian ini biasanya diuraikan tentang: latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, ruang lingkup, metode penelitian, dan sistematika penulisan.

Bab Pembahasan/ isi merupakan tubuh karangan yang mempunyai bagian yang sangat esensial. Dalam bagian ini terdapat semua masalah yang dijabarkan secara sistematis. Artinya dalam penyusunan harus beraturan dan konsisten. Pembagian bab ke subbab harus sesuai dengan tingkatan-tingkatan yang sederajat.

Kesimpulan dan saran merupakan inti dari uraian yang telah dijelaskan dalam tubuh. Kesimpulan harus dirumuskan secara jelas dan tegas. Begitu pula dengan saran, kepada siapa saran ditujukan, dan kemungkinan adanya perbaikan.

Panduan Materi Bahasa dan Sastra Indonesia SMA/MA (IPA/IPS)

Daftar Pustaka merupakan daftar buku atau artikel yang menunjang hasil pengamatan penulis. Daftar pustaka biasanya memuat nama pengarang (dibalik), tahun terbit, judul buku (digarisbawahi atau dicetak miring), tempat penerbit, penerbit.

Contoh:

Keraf, Gorys. 1986. Komposisi. Jakarta: Gramedia.

Sumardjo, Jakob dan Saini K.M. (ed.). 1997. Apresiasi Kesuasastraan. Jakarta: Gramedia.

Alwi, Hasan, dkk. 2000. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1993. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Lampiran disusun setelah daftar pustaka. Lampiran dapat berupa struktur organisasi, peta kelurahan, dll.

1. Dari hasil wawancara di lapangan, penulis menemukan banyak golongan tua (orang tua, kaum pendidik, pejabat kelurahan, dan para pemuka masyarakat) yang berpendapat bahwa sebenarnya pelajar mempunyai peranan yang besar dalam pembangunan masyarakat terutama pembangunan lingkungan kelurahan. Namun, kemauan para pelajar untuk turut serta dalam pembangunan tersebut makin kecil sehingga saat ini tidak terlihat peranan dan pengaruhnya.

Paragraf di atas merupakan kutipan karya tulis ilmiah, yakni bagian ....

a. kata pengantar

b. latar belakang

c. perumusan masalah

d. pembahasan/ isi

e. saran

Kunci : D

Pembahasan :

Jawaban d benar karena kutipan karya tulis ilmiah tersebut berisi hasil penelitian (pembahasan).

Jawaban a salah karena kutipan tersebut bukan bagian dari kata pengantar. Jawaban b salah karena kutipan tersebut bukan berupa latar belakang karya tulis. Jawaban c salah karena isi kutipan tersebut bukan berupa perumusan masalah. Jawaban e salah karena kutipan tersebut bukan berupa saran dari karya tulis.



Panduan Materi Bahasa dan Sastra Indonesia SMA/MA (IPA/IPS)

2. Judul buku : Cermat Berbahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi

Pengarang : E. Zaenal Arifin, S. Amran Tasai

Penerbit/ tempat/ tahun : Akademika Pressindo, Jakarta, 2000 Penulisan daftar Pustaka berdasarkan sumber di atas adalah ....

a. Arifin, E. Zaenal dan Tasai, S. Amran. 2000. Cermat Berbahasa Indonesia untuk

Perguruan Tinggi. Jakarta: Akademika Pressindo.

b. Zaenal Arifin, Tasai, S. Amran. 2000. Cermat Berbahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Akademika Pressindo.

c. Arifin, E. Zaenal dan S. Amran Tasai. 2000. Cermat Berbahasa Indonesia untuk

Perguruan Tinggi. Jakarta: Akademika Pressindo.

d. Arifin, E. Zaenal dan S. Amran Tasai. 2000. Cermat Berbahasa Indonesia untuk

Perguruan Tinggi. Akademika Pressindo: Jakarta.

e. Zaenal Arifin dan S. Amran Tasai. 2000. Cermat Berbahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Akademika Pressindo.

Kunci : C

Pembahasan :

Jawaban c benar karena hanya nama pengarang pertama yang dibalik sedangkan pengarang kedua tidak dibalik.

Jawaban a salah karena nama kedua pengarang dibalik. Jawaban b salah karena yang dibalik nama pengarang kedua. Jawaban d salah karena nama penertbit mendahului tempat terbit. Jawaba e salah karena kedua nama pengarang tidak dibalik.

B. Proposal

Proposal (usulan) adalah suatu saran atau permintaan kepada seseorang atau suatu badan untuk mengerjakan atau melakukan suatu pekerjaan.

Secara konkret proposal adalah rencana kerja yang disusun secara sistematis dan terinci untuk suatu kegiatan (proyek) yang bersifat formal. Proyek yang dimaksud dapat mengenai pekerjaan fisik, seperti pembangunan gedung, dan dapat pula mengenai pekerjaan nonfisik, misalnya proyek pemberantasan buta huruf.

Berdasarkan bentuknya proposal dapat dibedakan yaitu proposal berbentuk formal, semiformal, dan formal.

Proposal berbentuk formal sekurang-kurangnya ada tiga bagian utama, yaitu: (1) bagian pelengkap pendahuluan, yang terdiri atas sampul dan halaman judul, surat pengantar (kata pengantar), ikhtisar (abstrak), daftar isi, dan penegasan permohonan; (2) isi proposal, terdiri dari pembatasan masalah, latar belakang, tujuan, luas-lingkup, dasar (anggapan dasar), metodologi, fasilitas, personalia (panitia), keuntungan dan kerugian, waktu, dan biaya; (3) bagian pelengkap penutup, yang berisi daftar pustaka, lampiran, tabel, dan sebagainya.

Susunan dan perincian tiap bagian di atas tidak mutlak harus mengikuti pola tersebut, kemungkinan ada bagian yang dapat digabungkan.

Panduan Materi Bahasa dan Sastra Indonesia SMA/MA (IPA/IPS)

Proposal semiformal dan nonformal merupakan variasi dari bentuk formal, karena tidak memenuhi syarat-syarat tertentu atau tidak selengkap seperti proposal bentuk formal .

Isi sebuah proposal ada yang sederhana dan ada pula yang kompleks. Isi proposal yang kompleks, seperti yang terdapat dalam bentuk formal di atas, sedangkan isi proposal yang sederhana hanya meliputi: (1) nama kegiatan (judul); (2) dasar pemikiran; (3) tujuan dan manfaat; (4) ruang lingkup; (5) waktu dan tempat kegiatan; (6) penyelenggara / panitia; (7) anggaran biaya; dan (8) penutup (Finoza: 1999:159).

Contoh format proposal kegiatan studi tour dengan bentuk dan variasi yang lainnya























































































Panduan Materi Bahasa dan Sastra Indonesia SMA/MA (IPA/IPS)

PROPOSAL

STUDI TOUR SMU BINA SISWA

I. Dasar Pemikiran

A. ............

B. ............

II. Tujuan

III. Sasaran

IV. Metode

V. Pelaksanaan

A. Waktu :...............

B. Tempat :...............

C. Jumlah Peserta

1. Siswa :...............

2. Staf Pengajar :...............

3. Staf Administrasi :...............

VI. Rencana Anggaran : terlampir

VII. Kepanitiaan

Pelindung : ...............

Pengarah :...............

Ketua :...............

Sekretaris :...............

Bendahara :...............

Seksi-Seksi

dst.

VIII. Acara : terlampir

IX. Penutup

Jakarta, 20 Mei 1986

Mengetahui Sekretaris

Ketua ttd.

ttd.

Menyetujui

Kepala SMU Bina Siswa ttd

Sumber: Komposisi, Gorys Keraf

Aneka Surat Statua, Laporan, dan Notula, Lamuddin Finoza



Panduan Materi Bahasa dan Sastra Indonesia SMA/MA (IPA/IPS)

1. Akhir-akhir ini banyak siswa yang suka bertawuran. Hampir setiap hari kita dengar ada tawuran. Tidak sedikit korban jiwa yang terkena tusukan benda tajam. Untuk menanggulangi hal seperti itu, maka kami Musyawarah Kepala Sekolah (MKS) se-DKI akan mengadakan seminar tentang ... dan seterusnya.

Paragraf di atas merupakan kutipan dari proposal yang dituangkan pada bagian ....

a. masalah

b. tujuan

c. latar belakang

d. luas-lingkup

e. pelaksanaan

Kunci : C

Pembahasan :

Jawaban c benar karena kutipan tersebut berupa latar belakang dalam sebuah proposal. Jawaban a salah karena kutipan tersebut bukan berisi masalah. Jawaban b salah karena isi kutipan tersebut bukan berupa tujuan. Jawaban d salah karena isi kutipan tersebut bukan berupa luas-lingkup. Jawaban e salah karena kutipan tersebut bukan berisi pelaksanaan.

C. Teks Pidato

Teks pidato biasanya terdiri atas paragraf pembuka, paragraf isi, dan paragraf penutup. Paragraf pembuka biasanya berisi kalimat sapaan kepada pendengar. Isi pidato dituangkan pada paragraf berikutnya. Bagian ini merupakan bagian yang paling penting karena di dalamnya diungkapkan pokok-pokok permasalahan yang akan disampaikan kepada pendengar. Paragraf terakhir berupa penutup dari pidato, biasanya berisi imbauan, ajakan dan kesimpulan serta ucapan terima kasih.

1. Karena itu , sekali lagi saya minta agar tidak ada lagi yang terlambat datang; tidak ada lagi yang berani merokok; dan tidak ada lagi yang meninggalkan jam pelajaran tanpa seizin piket.

Kutipan teks pidato di atas berisi ... .

a. sapaan

b. isi

c. imbauan

d. ucapan terima kasih

e. harapan

Kunci : C



Panduan Materi Bahasa dan Sastra Indonesia SMA/MA (IPA/IPS)

Pembahasan :

Jawaban c benar karena isi kutipan pidato tersebut berupa imbauan.

Jawaban a salah karena isi kutipan pidato tersebut bukan sapaan terhadap pendengar. Jawaban b salah karena kutipan tersebut bukan isi pidato karena mengandung kata sekali lagi. Jawaban d salah karena isi kutipan tersebut bukan ucapan terima kasih kepada pendengar. Jawaban e salah karena kutipan tersebut bukan berisi harapan.



Panduan Materi Bahasa dan Sastra Indonesia SMA/MA (IPA/IPS)

Ruang Lingkup

Unsur-unsur karya tulis, proposal, teks pidato

Ringkasan Materi

A. Hubungan Makna

Hubungan makna antarkata dapat berwujud : sinonim, antonim, homonim, homograf, homofon, polisemi, hiponim dan hipernim (superordinat).

1. Sinonim

Sinonim ialah dua kata atau lebih yang memiliki makna sama atau hampir sama. Contoh:

a. Yang sama maknanya:

sudah - telah

sebab - karena

b. Yang hampir sama maknanya

untuk - bagi - buat - guna

cinta - kasih - sayang

2. Antonim

Antonim adalah kata-kata yang berlawanan makna. Contoh:

besar x kecil

ibu x bapak

3. Homonim

Homonim ialah dua kata atau lebih yang ejaan dan lafalnya sama, tetapi maknanya berbeda.

Contoh:

buku 1 : buku kaki/tangan ' tulang sendi'

buku 2 : buku tulis 'kitab'



Panduan Materi Bahasa dan Sastra Indonesia SMA/MA (IPA/IPS)

4. Homograf

Homograf adalah kata-kata yang sama ejaannya, tetapi ucapan dan artinya berbeda.

Contoh:

mental 1 : mental dari sepeda 'terpelanting'

mental 2 : mental baja 'batin, jiwa'

5. Homofon

Homofon adalah kata-kata yang ucapannya sama, tetapi ejaan dan artinya berbeda.

Contoh:

sangsi : tidak sangsi 'ragu-ragu, bimbang'

sanksi : tidak ada sanksinya ' tindakan, hukuman'

6. Polisemi

Polisemi adalah satu kata yamg memiliki makna banyak. Contoh:

a. Didik jatuh dari sepeda.

b. Harga gabah jatuh. 'merosot'

c. Setiba di rumah dia jatuh sakit. 'menjadi'

d. Dia jatuh dalam ujian. 'gagal'

7. Hiponim dan Hipernim

Hiponim adalah kata-kata yang tingkatnya ada di bawah kata yang menjadi superordinat/ hipernim (kelas atas), sedangkan hipernim adalah sebaliknya. Contoh:

Kata bunga merupakan superordinat, sedangkan mawar, melati, anggrek, flamboyan, dan sebagainya merupakan hiponimnya.

Sumber: Kosakata Bahasa Indonesia, Soedjito



Panduan Materi Bahasa dan Sastra Indonesia SMA/MA (IPA/IPS)

1. Pasangan kalimat yang menggunakan kata berpolisemi adalah ...

a. Sejak tadi ia berdiri di pinggir jalan menunggu temannya. Gedung tinggi itu berdiri kokoh menghiasi jalan raya.

b. Kakiku pegal karena setiap hari harus naik ke lantai empat. Setiap pagi para petani turun ke sawah sambil membawa cangkul.

c. Pak Ramdani terkena bisa ular sehingga kedua kakinya bengkak. Hati-hati terhadap bisa ular itu karena dapat mematikan.

d. Penyanyi rock itu membawakan lagu-lagu barat kelasik. Sebaiknya kita memakai rok panjang bila pergi ke pesta. e. Pejabat teras itu sangat dihormati oleh bawahannya.

Setiap sore kami duduk di teras sambil menikmati teh manis. Kunci : A

Pembahasan :

Jawaban a benar karena mengandung kata yang bermakna ganda (polisemi). Jawaban b salah karena mengandung kata yang berlawanan makna (antonim). Jawaban c salah karena mengandung kata yang sama bentuknya tetapi artinya berbeda (homonim). Jawaban d salah karena mengandung kata yang bentuknya tidak sama, tetapi bunyinya sama (homofon). Jawaban e salah karena mengandung kata yang bentuknya sama, tetapi bunyinya tidak sama (homograf).

2. Para penonton tertawa menyaksikan Bang Fei' yang kocak itu menerima hadiah mobil dari Bank Centaral Asia.

Kalimat yang memakai kata yang sejenis ( kata yang dicetak miring) dengan kalimat di atas adalah ...

a. Pak Hamdan duduk di teras sambil minum kopi menunggu kedatangan pejabat teras kantornya.

b. Setelah selesai apel bendera para siswa duduk sambil makan apel sebagai pelepas dahaga.

c. Pasang tenda itu dan jangan terlalu dekat dengan laut yang sedang pasang, nanti berbahaya!

d. Ternyata kali Cisadane Tangerang itu lebarnya tiga kali lipat dari kali Cibeureum Sukabumi.

e. Pada masa sekarang pemimpin harus mampu dalam menghadapi massa yang sedang bergejolak

Kunci : E

Pembahasan :

Jawaban e benar karena mengandung kata yang bentuknya sama dengan kata dalam kalimat tersaji , yakni bunyi sama tetapi bentuk tidaksama (homograf). Jawaban a dan b salah karena kata yang bercetak miring tidak sejenis dengan kata dalam kalimat tersaji, yakni bentuk sama tetapi bunyi tidak sama (homograf).

Panduan Materi Bahasa dan Sastra Indonesia SMA/MA (IPA/IPS)









Jawab c dan d, salah karena tidak mengandung kata yang sejenis dengan kalimat tersaji, yakni bentuk dan bunyi sama (homonim).

B. Peribahasa dan Ungkapan

Peribahasa ialah bahasa berkias berupa kalimat atau kelompok kata yang tetap susunannya. Berdasarkan isinya, Peribahasa mencakup pepatah, perumpamaan, pemeo, dan ungkapan.

Pepatah ialah sejenis Peribahasa yang berisi nasihat atau ajaran dari orang tua-tua.

Contoh:

Hancur badan dikandung tanah, budi baik dikenang jua.

' Budi baik itu tidak akan dilupakan orang.'

perumpamaan ialah sejenis Peribahasa yang berisi perbandingan. Biasanya menggunakan kata: seperti, bagai, bak, laksana, dan lain-lain.

Contoh:

Seperti air dengan tebing.

'persahabatan yang kokoh dan tolong-menolong'

Pemeo ialah sejenis Peribahasa yang dijadikan semboyan.

Contoh:

Patah tumbuh hilang berganti

' sesuatu yang hilang pasti ada penggantinya'

Ungkapan atau idiom adalah gabungan kata (frase) yang maknanya sudah menyatu dan tidak dapat ditafsirkan dengan makna unsur yang membentuknya.

Contoh:

tinggi hati : 'sombong'

ringan kepala : 'mudah belajar'

darah daging : 'anak kandung'

dingin hati : 'tidak bersemangat

uang panas : 'uang tidak halal'

panas rezeki : 'sukar mencari rezeki'

Sumber: Kosakata Bahasa Indonesia, Soedjoto

1. Janganlah kita seperti Tong kosong nyaring bunyinya.

Kalimat yang mengandung Peribahasa yang semakna dengan Peribahasa di atas adalah ...

a. Anak itu tidak disukai karena seperti Air beriak tanda tak dalam.

b. Memberi sesuatu kepada dia Laksana kera mendapat bunga.

c. Setiap saat kedua pasangan itu bagai api dengan asap.

d. Kedua orang itu seperti anjing dengan kucing.

e. Adik-kakak itu walaupun berjauhan seperti air dicencang tiada putus. Kunci : A



Panduan Materi Bahasa dan Sastra Indonesia SMA/MA (IPA/IPS)

Pembahasan :

Kunci a benar karena searti dengan Peribahasa yang tersaji, yakni orang yang tak berilmu tetapi sombong.

Jawaban b salah karena tidak searti, yakni memberi sesuatu yang berharga, tetapi tidak berguna. Jawaban c salah karena tidak searti dengan Peribahasa tersaji, yakni tidak dapat dipisahkan. Jawaban d salah karena artinya orang yang selalu berkelahi. Jawaban e salah karena arti Peribahasa itu tidak akan pernah putus hubungan.

2. Peter seorang pelajar yang pandai, bahkan ia pernah meraih medali emas tingkat internasional di Bali dalam lomba fisika. Namun, ia tidak sombong dengan kepandaiannya itu. Ia selalu sopan dan baik kepada siapa saja.

Peribahasa yang tepat untuk menggambarkan kehidupan di atas adalah ...

a. Seperti ilmu padi kian berisi kian runduk.

b. Bagai air di atas daun talas.

c. Tak ada gading yang tak retak.

d. Bagai bumi dengan langit.

e. Ringan sama dijinjing, berat sama dipikul.

Kunci : A

Pembahasan :

Jawaban a benar karena sesuai dengan ilustrasi tersaji (orang yang berilmu, tetapi tidak sombong).

Jawaban b salah karena tidak sesuai dengan ilustrasi (tidak berpendirian). Jawaban c salah karena tidak sesuai dengan ilustrasi (tidak ada yang sempurna). Jawaban d salah karena tidak sesuai dengan ilustrasi (jauh perbedaannya/ tidak sesuai). Jawaban e salah karena tidak sesuai dengan ilustrasi yang tersaji (senasib dan sepenanggungan).

3. Orang itu terlalu besar hati untuk memenangkan perlombaan pidato itu Ungkapan yang semakna dengan ungkapan di atas adalah ....

a. Janganlah kecil hati dalam menghadapi segala masalah.

b. Janganlah tinggi hati walaupun kita pintar dan kaya.

c. Janganlah berat hati dalam melalukan suatu pekerjaan.

d. Berlapang hatilah dalam menghadai semua cobaan.

e. Saya tidak sampai hati untuk meninggalkan dia seorang diri. Kunci : B

Pembahasan :

Jawaban b benar karena semakna dengan ungkapan tersaji (sombong).

Jawaban a salah karena tidak semakna dengan ungkapan tersaji (takut). Jawaban c salah karena tidak semakna dengan ungkapan tersaji (kurang suka melakukan). Jawaban d salah karena tidak semakna dengan ungkapan tersaji (sabar). Jawaban e salah karena tidak semakna dengan ungkapan tersaji (tega).



Panduan Materi Bahasa dan Sastra Indonesia SMA/MA (IPA/IPS)

Ruang Lingkup

Watak tokoh, amanat cerita, latar cerita, sudut pandang, nilai-nilai dalam novel, konflik drama, tema puisi, tema cerpen/novel, suasana dalam puisi, kata bermakna lambang dalam puisi.

Ringkasan Materi A. Watak Tokoh

Perwatakan tokoh, adalah karakter atau sifat batin yang mempengaruhi segenap pikiran dan tingkah laku tokoh dalam cerita.

Pengarang menggambarkan watak tokoh antara lain melalui:

1) penjelasan langsung dari pengarang (tertulis) bahwa tokohnya berwatak baik, marah, sadis, dengki, licik, kikir, sombong, bijaksana, rapi, dan sebagainya

2) dialog antartokoh

3) tanggapan atau reaksi dari tokoh lain terhadap tokoh utama

4) pikiran-pikiran dalam hati tokoh

5) lingkungan di sekitar tokoh atau penampilan tokoh (rapi, bersih, teratur, dan sebagainya)

6) bentuk fisik tokoh

7) tingkah laku, tindakan tokoh, atau reaksi tokoh terhadap suatu masalah. contoh:

“Aku merasa ringan, kini aku sudah menceritakan kepada kalian di depan Wak Katok beban dosa yang selama ini menghimpit hatiku dan kepalaku. Aku sudah mengakui dosa-dosaku, dan tolonglah doakan supaya Tuhan suka kiranya mengampuni dosa-dosa Wak Katok ...”. Pak Balam mendekatkan kedua belah telapak tangan seperti orang berdoa, dan mulutnya komat-kamit. Pak Haji bertakbir, perlahan-lahan, “Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar!”

(Harimau -Harimau,Muchtar Lubis)

Watak Pak Balam dalam kutipan tersebut adalah jujur, yaitu dia mengakui dosa yang telah diperbuatnya di depan teman-temannya. Pengarang melukiskan watak tokoh melalui dialog atau percakapan antartokoh.



Panduan Materi Bahasa dan Sastra Indonesia SMA/MA (IPA/IPS)

1. “Aku tak berdosa, tak ada yang harus aku akui kata, pikir Sanip.

Aku tak punya dosa yang mesti aku akui, kata Talib dalam hatinya. Aku tak punya dosa, kata Sutan pada dirinya.

Buyung menyuruh hatinya dan pikirannya diam, jangan mengingatkannya pada dosa-dosanya.

Pak Haji juga demikian.

(Harimau-Harimau, Muchtar Lubis)

Watak tokoh Sanip, Talib, Sutan, Buyung, dan Pak Haji dalam kutipan novel tersebut adalah ....

a munafik

b. jujur

c. penakut

d. sabar

e. alim

Kunci : A

Pembahasan :

Karena mereka tidak mau dianggap bersalah walaupun mereka tahu bahwa diri mereka penuh dosa (munafik).

Jawaban b salah karena mereka bukan seorang yang jujur, takut mengakui dosa, c salah karena bukan penakut, d salah karena mereka bukan seorang yang sabar, dan e salah karena mereka bukan seorang yang alim, tetapi penuh dosa.

2. Penggambaran watak tokoh Sanip, Talib, Sutan, Buyung, dan Pak Haji dalam kutipan novel tersebut digambarkan pengarang melalui ....

a. penjelasan langsung (tertulis)

b. dialog antartokoh

c. tanggapan tokoh lain terhadap tokoh utama

d. pikiran-pikiran dalam hati tokoh

e. lingkungan di sekitar tokoh

Kunci : D

Pembahasan :

Watak tokoh yang tergambar dari pikiran yang terlintas di hati mereka, yaitu tidak mau mengakui dosa yang telah diperbuatnya, sekalipun mereka telah melakukan dosa.

Jawaban a salah karena bukan menggambarkan watak tokoh-tokoh tersebut secara langsung, b salah karena bukan diketahui melalui dialog antartokoh, c salah karena bukan melalui tanggapan tokoh lain, dan e salah karena bukan melalui keadaan lingkungan tokoh.



Panduan Materi Bahasa dan Sastra Indonesia SMA/MA (IPA/IPS)

B. Amanat Cerita

Amanat, ialah pesan yang disampaikan oleh pengarang melalui isi cerita yang dikarangnya. Amanat yang disampaikan dapat secara langsung (tertulis), melalui dialog antartokoh dalam cerita atau tidak langsung (tersirat).

contoh:

Kemudian Pak Balam menutup matanya kembali, dan memandang mencari muka Wak Katok, dan ketika pandangan mereka bertaut, Pak Balam berkata kepada Wak Katok, “Akuilah dosa-dosamu, Wak Katok, dan sujudlah ke hadirat Tuhan, mintalah ampun kepada Tuhan Yang Maha Penyayang dan Maha Pengampun, akuilah dosa-dosamu, juga kalian, supaya kalian dapat selamat keluar dari rimba ini, terjauh dari rimba ini, terjauh dari bahaya yang dibawa harimau ... biarlah aku yang jadi korban ...”

(Harimau -Harimau, Muchtar Lubis)

Amanat yang terkandung dalam kutipan tersebut adalah “Bertaubat dan minta ampunan atas dosa yang telah diperbuat , pasti Tuhan akan mengampuninya, dan hidupmu akan selamat.”

1. Pak Balam kemudian terdengar berkata dengan suara seperti orang mengigau, ”Awas, harimau itu dikirim oleh Tuhan untuk menghukum kita yang berdosa – awas harimau – dikirim Allah – awas harimau – akuilah dosa-dosa kalian – akuilah dosa-dosa kalian – akuilah dosa-dosa kalian.”

(Harimau -Harimau, Muchtar Lubis)

Amanat yang tersirat dalam kutipan tersebut adalah ...

a. Setiap orang pasti mempunyai dosa, mulai dari dosa kecil sampai dengan dosa besar.

b. Dosa yang telah dilakukan oleh seseorang tidak akan dapat disembunyikan, pasti akan ketahuan.

c. Akui dan minta ampunlah atas dosa yang telah diperbuat karena Tuhan pasti akan membalas perbuatan dosa itu.

d. Tidak baik menutup-nutupi dosa orang yang telah dilakukan karena suatu saat dosa itu pasti akan diakui juga.

e. Hindarilah dirimu dari segala dosa karena Tuhan akan menghukum orang yang berbuat dosa tersebut.

Kunci : C

Pembahasan :

Harimau secara tersirat melambangkan bPembahasan atas dosa yang telah dilakukan seseorang.

Jawaban a salah karena tidak berkaitan dengan isi bacaan (tidak membicarakan dosa kecil/ besar), b salah karena tidak membicarakan menutupi dosa, tetapi mengakui dosa, d salah karena tidak membicarakan menutupi dosa orang lain, dan e salah karena tidak menyuruh menghindari dosa, tetapi mengakui dosa.

Panduan Materi Bahasa dan Sastra Indonesia SMA/MA (IPA/IPS)

C. Latar Cerita

Latar cerita, ialah keterangan mengenai waktu, ruang/ tempat, dan suasana terjadinya lakuan dalam karya sastra.

contoh:

Mereka melihat harimau melepaskan Pak Balam dan terus berlari, menghilang ke dalam hutan yang gelap. Dengan cepat mereka berlari ke tempat Pak Balam terbaring. Dalam cahaya samar-samar dari pohon kayu yang menyala, mereka melihat betapa kaki kiri Pak Balam hancur betisnya karena gigitan harimau, daging dan otot betisnya koyak hingga kelihatan tulangnya yang putih dan darah mengalir amat banyak.

Pak Balam koyak-moyak, dan seluruh badannya penuh dengan luka-luka kecil dan gores-gores merah kena duri, batu, dan kayu ketika dilarikan harimau. Mukanya berdarah. Darah keluar dari hidungnya, dari mulutnya. Pak Balam kelihatannya pingsan, tak sadar diri, dia hanya terbaring di sana mengerang¬ngerang.

(Harimau -Harimau, Muchtar Lubis)

Latar tempat, yang terdapat dalam kutipan tersebut adalah hutan rimba karena dalam hutan rimbalah terdapat harimau dan secara tersurat digambarkan pengarang.

1. Latar Novel Harimau-Harimau, karya Muchtar Lubis:

1) malam hari

2) cahaya bulan samar-samar

3) di kegelapan malam

4) berduka dan berkabung

5) kritis dan mencekam

Latar yang sesuai dengan kutipan yang tersaji pada ringkasan materi tersebut adalah ....

a. nomor 1, 2, dan 3

b. nomor 2, 3, dan 4

c. nomor 3, 4, dan 5

d. nomor 1, 2, dan 4 e. nomor 1, 3, dan 5 Kunci : C

Pembahasan :

Karena latar nomor 1, 3, dan 5 seperti dalam kutipan, yaitu malam dan gelap, bukan pada waktu cahaya bulan samar-samar (latar nomor 2), dan yang betul suasana kritis dan mencekam, yaitu dilihat dari kondisi tubuh Pak Balam yang dikoyak oleh harimau, penuh darah, dan pingsan, bukan berduka dan berkabung (latar nomor 4).



Panduan Materi Bahasa dan Sastra Indonesia SMA/MA (IPA/IPS)

D. Sudut Pandang

Sudut pandang, ialah cara si pengarang mengisahkan/ menceritakan suatu cerita. Sudut pandang terbagi menjadi: orang I, orang III, atau campuran (orang I dan orang III).

Sudut pandang orang I terbagi menjadi: orang I sebagai tokoh utama, contoh: autobiografi, cerita rekaan, tetapi seakan pengarang sendiri yang diceritakan. Orang I pengamat, yaitu pengarang sebagai pengamat, tetapi ada dalam cerita. Kata ganti yang dapat digunakan saya atau aku atau yang sejenisnya, biasa pula disebut sudut pandang akuan.

Sudut pandang orang III terbagi menjadi: orang III serba tahu, yaitu melaporkan semua tindak tanduk yang sangat pribadi dari pelaku, dan orang III terarah, yaitu terpusat pada satu karakter. Kata ganti yang dapat digunakan adalah dia, ia, mereka, nama orang, atau kata ganti orang ketiga lainnya, biasa disebut sudut pandang diaan. contoh:

Pak Balam menutup matanya kembali, dan dia terbaring demikian, letih telah berbicara begitu banyak.

Mereka duduk mengelilinginya dengan pikiran masing-masing. Cerita Pak Balam menimbulkan kesan yang dahsyat sekali dalam hati mereka. Mereka ingin dapat selamat sampai ke kampung, meninggalkan hutan dengan harimau maut jauh jauh di belakang. Akan tetapi, mengakui dosa-dosa di depan kawan semua.

(Harimau -Harimau, Muchtar Lubis)

Sudut pandang dalam kutipan tersebut adalah orang III serba tahu karena melaporkan semua tindak tanduk tokoh, yaitu Pak Balam dan mereka.

1. Tak lama kemudian Wak Katok menyusul aku, dan kami berangkat ke tempat persembunyian. Aku tak pernah menanyakan kepada Wak Katok apa yang terjadi dengan Sarip. Aku tahu apa yang terjadi. Wak Katok kembali ke pondok dan membunuh Sarip dan melempar Sarip ke sumur. Ini aku ketahui kemudian setelah pemberontakan dikalahkan oleh Belanda. Tetapi, aku tak pernah membicarakannya dengan Wak Katok. Sejak hari itu hingga saat ini, barulah kini aku menceritakan hal ini.

(Harimau-Harimau, Muchtar Lubis)

Sudut pandang yang digunakan pengarang dalam kutipan novel tersebut adalah ....

a. orang pertama tokoh utama

b. orang pertama sebagai pengamat

c. orang pertama dan orang ketiga

d. orang ketiga serba tahu

e. orang ketiga terarah

Kunci : B



Panduan Materi Bahasa dan Sastra Indonesia SMA/MA (IPA/IPS)

Pembahasan :

Si aku hanya sebagai pengamat bukan mengisahkan dirinya, tetapi menceritakan apa yang dilakukan Wak Katok terhadap Sarip dan peristiwa itu diketahui oleh si aku karena dia bersama Wak Katok pada saat kejadian.

Jawaban a salah karena si aku tidak menceritakan dirinya semata, c salah karena bukan menceritakan orang pertama dan orang ketiga, d salah karena bukan menceritakan orang III serba tahu, dan e salah karena bukan menceritakan orang III terarah.

E. Nilai –Nilai dalam Novel

Dalam sebuah karya sastra terkandung nilai-nilai yang disisipkan oleh pengarang. Nilai-nilai itu antara lain: nilai moral, yaitu nilai yang berkaitan dengan akhlak atau budi pekerti baik dan buruk, nilai sosial, yaitu hal-hal yang berkaitan dengan norma¬norma dalam kehidupan masyarakat (misalnya saling memberi, menolong, dan tenggang rasa), nilai budaya, yaitu konsep mengenai masalah dasar yang sangat penting dan bernilai dalam kehidupan manusia (misalnya: adat istiadat, kesenian, kepercayaan, upacara adat), dan nilai estetika, yaitu nilai yang berkaitan dengan seni, keindahan dalam karya sastra (tentang bahasa, alur, tema)

contoh:

Dari sebuah kantung di dalam keranjang besarnya, Wak Katok mengeluarkan daun ramu-ramuan. Mereka membersihkan luka-luka Pak Balam dengan air panas dan Wak Katok menutup luka besar di betis dengan ramuan daun-daun yang kemudian mereka membungkus dengan sobekan kain sarung Pak Balam. Wak Katok merebus ramuan obat-obatan sambil membaca mantera-mantera, dan setelah air mendidih, air obat dituangkan ke dalam mangkok dari batok kelapa. Setelah air agak dingin, Wak Katok meminumkannya kepada Pak Balam sedikit demi sedikit.

(Harimau -Harimau, Muchtar Lubis)

Nilai sosial yang terdapat dalam kutipan novel tersebut adalah memberi pertolongan kepada orang yang sedang sakit. Karena dalam kutipan diungkapkan, Wak Katok dan teman-temannya memberi pertolongan kepada Pak Balam yang terluka (membersihkan, mengobati, dan membalutnya), meminumkan obat yang mereka buat sendiri.



Panduan Materi Bahasa dan Sastra Indonesia SMA/MA (IPA/IPS)

1. Yang bukan merupakan nilai budaya yang diungkapkan dalam kutipan novel pada uraian ringkasan materi di atas adalah ...

a. meletakkan kantong di keranjang besar

b. ramuan obat dari daun-daunan

c. membungkus luka dengan sobekan kain

d. ramuan obat dimantra-mantrai e. mangkok dari batok kelapa untuk tempat minum

Kunci : A

Pembahasan :

Meletakkan kantong di keranjang besar bukan merupakan nilai budaya.

Jawaban b, c, d, dan e merupakan kebiasaan atau tradisi dalam masyarakat. Seperti (b) membuat obat dari daun-daunan, (c) jika terluka, ada kepercayaan dibalut dengan sobekan kain akan cepat sembuh, (d) memantra-mantrai terlebih dahulu obat yang akan digunakan, dan (e) menggunakan batok kelapa sebagai pengganti gelas untuk minum. Jadi, jawaban b, c, d, dan e salah karena yang ditanyakan yang bukan merupakan nilai budaya.

F. Konflik Drama

Konflik drama, ialah ketegangan atau pertentangan dalam drama (pertentangan antara dua kekuatan, pertentangan dalam diri seorang tokoh, dua orang tokoh, atau kelompok).

Penyebab konflik antara lain: dengan diri sendiri (konflik batin), antartokoh, budaya, alam/ lingkungan, sosial).

contoh:

Sulung : Hem. Di sana kami punya wali negara, bangsa awak. Di sana segala lapangan kerja terbuka lebar-lebar bagi bangsa awak. Di sana, bagian terbesar tentara polisi, alat negara bangsa awak. Di atas segalanya, kami di sana hidup damai. Rukun berdampingan antara si putih dan bangsa awak. . . .

Bapak : Dan di atas segalanya pula, di sana si putih menjadi yang diperlukan. Dan sebuah bendera asing jadi lambang kedaulatan, lambang kuasa; penjajahan. Dapatkah itu kauartikan kemerdekaan?

(Bapak, B. Sularto)

Konflik yang terdapat dalam kutipan drama tersebut adalah si bapak menerima kenyataan bahwa anaknya telah salah langkah karena menjadi pengkhianat bangsa dan negara. Terbukti anaknya sangat memuji penjajah (kulit putih)

Tahapan konflik dapat pula dibagi menjadi awal konflik, konflik mulai bergerak (konflikasi), puncak konflik atau klimaks, dan penyelesaian atau antiklimaks (akhir konflik).



Panduan Materi Bahasa dan Sastra Indonesia SMA/MA (IPA/IPS)

1. Bacalah kutipan drama berikut!

Sulung : Begitu pendapat, Bapak? Memang Bapak ada hak penuh untuk berpendapat demikian itu.

Bapak : Nak, keyakinanmu salah. Sadarlah!

Sulung : Salah bagi Bapak, benar bagiku. Dan, aku sadar benar akan itu. Dan

penuh kesadaran pula, aku bersedia menanggung risikonya.

(Bapak, B. Sularto)

Konflik dalam kutipan tersebut adalah ...

a. Si bapak tidak berhasil menasihati anaknya.

b. Si anak memaksakan kehendaknya kepada bapaknya.

c. Si bapak sangat marah kepada anaknya yang pembangkang

d. Si bapak merasa salah mendidik anak kandungnya. e. Si anak tidak dipedulikan oleh orang tuanya.

Kunci : A

Pembahasan :

Si bapak berusaha menyadarkan kekeliruan anaknya (menasihati), tetapi si anak tetap pada pendiriannya (terlihat pada dialog ketiga).

Jawaban b salah karena si anak tidak memaksakan kehendak kepada si bapak, c salah karena si bapak tidak marah tetapi menasihati, d salah karena dalam kutipan tidak diungkapkan si bapak salah mendidik anaknya, tetapi menegur kekeliruan anaknya, dan e salah karena si bapak justru sangat peduli kepada anaknya, terbukti menasihati anaknya (pada dialog kedua).

G. Tema Puisi dan Tema Cerpen/ Novel

Tema, ialah pokok permasalahan yang mendasari penggubahan sebuah puisi atau dasar penulisan prosa, cerpen, novel, dan drama. Misalnya: masalah perjuangan, kepahlawanan, kekecewaan, kemunafikan, penderitaan, percintaan, keagamaan, kekecewaan, atau kehidupan manusia.

contoh 1:

Sepi di luar. Sepi menekan-mendesak

Lurus kaku pohonan. Tak bergerak

Sampai ke puncak. Sepi memagut

Segala menanti. Menanti. Menanti

...

(Deru Campur Debu, Chairil Anwar)

Tema puisi tersebut perasaan sepi seseorang, diungkapkan dengan pohon yang lurus kaku, tidak bergerak sampai ke puncak. Perasaan sepi itu dirasakan sewaktu menantikan sesuatu/ seseorang, tetapi penantian yang tidak kunjung datang.



Panduan Materi Bahasa dan Sastra Indonesia SMA/MA (IPA/IPS)

contoh 2:

Kemudian Pak Balam menutup matanya kembali, dan memandang mencari muka Wak Katok, dan ketika pandangan mereka bertaut, Pak Balam berkata kepada Wak Katok, “Akuilah dosa-dosamu, Wak Katok, dan sujudlah ke hadirat Tuhan, mintalah ampun kepada Tuhan Yang Maha Penyayang dan Maha Pengampun, akuilah dosa-dosamu, juga kalian, supaya kalian dapat selamat keluar dari rimba ini, terjauh dari rimba ini, terjauh dari bahaya yang dibawa harimau ... biarlah aku yang jadi korban ...”

(Harimau -Harimau, Muchtar Lubis)

Masalah dalam kutipan novel tersebut adalah pertobatan karena berisi imbauan untuk mengakui kesalahan (dosa) agar Tuhan mengampuni dosa yang telah dilakukan.

1. SELAMAT TINGGAL

Aku berkaca

Ini muka penuh luka Siapa punya?

Kudengar seru menderu dalam hatiku?

Apa hanya angin lalu?

Lagu lain pula

Menggelepar di tengah malam buta

Ah... ! ! !

Segala menebal, segala mengental Segala tak kukenal

Selamat tinggal

(Chairil Anwar)

Tema puisi tersebut adalah ....

a. kelukaan hati

b. kecamuk dalam hati

c. permasalahan yang berat

d. pengintrospeksian diri e. persoalan yang beruntun Kunci : D



Panduan Materi Bahasa dan Sastra Indonesia SMA/MA (IPA/IPS)

Pembahasan :

Si pengarang memulai puisi (bait I) dengan kalimat aku berkaca yang berarti introspeksi, lalu melihat dirinya sendiri (muka penuh luka), banyak keburukan. Lalu menanyakan pada diri sendiri, ternyata banyak persoalan (bait II dan III). Persoalan itu tidak dapat dipecahkan (bait terakhir).

Jawaban a salah karena bukan berisi keluhan hati, b salah karena kecamuk dalam hati bukan utama yang diungkapkan, c salah karena bukan permasalahan berat yang diungkapkan, dan e salah karena persoalan tersebut, berupa bagian dari introspeksi diri.

2. Dari sebuah kantung di dalam keranjang besarnya, Wak Katok mengeluarkan daun ramu-ramuan. Mereka membersihkan luka-luka Pak Balam dengan air panas dan Wak Katok menutup luka besar di betis dengan ramuan daun-daun yang kemudian mereka membungkus dengan sobekan kain sarung Pak Balam. Wak Katok merebus ramuan obat-obatan sambil membaca mantera-mantera, dan setelah air mendidih, air obat dituangkan ke dalam mangkok dari batok kelapa. Setelah air agak dingin, Wak Katok meminumkannya kepada Pak Balam sedikit demi sedikit.

(Harimau -Harimau, Muchtar Lubis)

Masalah yang diungkapkan dalam kutipan tersebut adalah ....

a. kesetiakawanan

b. pengobatan

c. pengkhianatan

d. kebudayaan e. penderitaan Kunci : A

Pembahasan :

Kutipan tersebut berisi kesetiakawanan, yaitu terlihat dari tokoh cerita yang membantu temannya yang sakit secara bersama dengan berbagai pertolongan. Jawaban b salah karena pengorbanan merupakan wujud dari kesetiakawanan tersebut, c salah karena tidak ada yang berkhianat, d salah karena tidak membicarakan kebudayaan, dan e salah karena tidak mengungkapkan penderitaan, tetapi lebih banyak memberikan pertolongan secara bersama terhadap Pak Balam.



Panduan Materi Bahasa dan Sastra Indonesia SMA/MA (IPA/IPS)

H. Suasana dalam Puisi

Suasana puisi, ialah suasana yang menyertai kejadian, peristiwa, atau hal-hal yang diungkapkan dalam puisi. Misalnya suasana: gembira, bahagia, sedih, haru, kecewa, gelisah, berontak, tenang, pasrah, bingung, sepi, atau bimbang.

contoh:

Aku Ingin

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana:

dengan kata yang tak sempat diucapkan

kayu kepada api yang menjadikannya abu

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana: dengan syarat yang tak sempat disampaikan awan kepada hujan yang menjadikan tiada

(Sapardi Djoko Damono)

Suasana dalam puisi tersebut adalah haru dan romantis. Terlihat dalam bait pertama dan bait kedua pada larik pertama. Yaitu menginginkan cinta itu melalui proses (terlihat dalam larik kedua dan ketiga pada bait pertama dan kedua).

1. Sepisaupi

Sepisau luka sepisau duri sepikul dosa sepukau sepi sepisau duka serisau diri sepisau sepi sepisau nyanyi

Sepisaupa sepisaupi Sepisaunya sepikau sepi sepisaupa sepisaupi sepikul diri keranjang duri

Sepisaupa sepisaupi Sepisaupa sepisaupi Sepisaupa sepisaupi Sampai pisau-Nya ke dalam nyanyi

(Sutardji Calzoem Bachri)

Suasana dalam puisi tersebut adalah ....

a. kebimbangan yang sangat dalam

b. pemberontakan sangat kuat

c. penderitaan yang mencekam

d. kegelisahan tak menentu

e. kepasrahan yang berlebihan Kunci : C

Panduan Materi Bahasa dan Sastra Indonesia SMA/MA (IPA/IPS)

Pembahasan :

Dalam sajak terkandung makna penderitaan seperti tusukan duri dan pisau dan membuat sepi, terasing, dan menjadikan dirinya sangat risau sehingga menimbulkan suasana mencekam.

Jawaban a salah karena sajak bukan tentang kebimbangan, b salah karena sajak bukan tentang pemberontakan, d salah karena sajak bukan tentang kegelisahan, dan e salah karena sajak bukan tentang kepasrahan.

I. Kata Bermakna Lambang dalam Puisi

Alat untuk menyampaikan perasaan penyair dalam puisi adalah bahasa. Bahasa tersebut berupa rangkaian kata. Kata-kata tersebut ada yang bermakna lugas, kias, atau lambang.

Makna lambang, ialah menggunakan kata-kata tertentu untuk melambangkan sesuatu yang mirip sifatnya. Misal: bunga melambangkan kecantikan/ gadis, api lambang kemarahan, dan baja lambang kekuatan atau ketangguhan.

contoh:

Pada-Mu Jua

Habis kikis

Segala cintaku hilang terbang

Pulang kembali aku pada Mu

Seperti dahulu

Kaulah kandil gemerlap

Pelita jendela di malam gelap Melambai pulang perlahan Sabar, setia selalu

Satu kekasihku Aku manusia Rindu rasa

Rindu rupa

Di mana engkau

Rupa tiada

Suara sayap

Hanya kata merangkai hati

Engkau cemburu

Engkau ganas

Mangsa aku dalam cakarmu Bertukar tangkap dengan lepas

Nanar aku, gila sasar

Sayang berulang pada Mu jua

Panduan Materi Bahasa dan Sastra Indonesia SMA/MA (IPA/IPS)

Engkau pelik menarik ingin Serupa dara di balik tirai

. . .

(Nyanyi Sunyi, Hamir Hamzah)

Kata kandil dan pelita pada bait kedua puisi tersebut melambangkan petunjuk ke jalan yang benar bagi orang yang dalam kesesatan (gelap). Kelompok kata dara di balik tirai dalam bait keenam, melambangkan suatu keinginan kuat untuk mengenal lebih dekat Tuhan yang selama ini masih belum dipahami benar.

1. Kata cakar dalam bait puisi Pada-Mu Jua pada pembahasan materi tersebut melambangkan ....

a. kemarahan Tuhan

b. ketajaman

c. kekuatan

d. kekukuhan hati

e. kekuasaan tuhan

Kunci : A

Pembahasan :

Kemarahan Tuhan dilambangkan dengan cakar terhadap orang yang mempermainkannya (menangkap dengan cakarnya kemudian melepaskannya). Jawaban b salah karena cakar tidak melambangkan ketajaman, c salah karena cakar tidak melambangkan kekuatan, d salah karena cakar bukan lambang kekukuhan hati, dan e salah karena cakar bukan lambang kekuasaan Tuhan.

J. Maj as

Majas ialah bahasa berkias yang dapat menghidupkan atau meningkatkan efek dan menimbulkan konotasi tertentu.

Macam-macam Majas:

1. Simile (perumpamaan) ialah majas yang berupa perbandingan dua hal yang pada hakikatnya berbeda tetapi sengaja dianggap sama. Biasanya dinyatakan dengan kata: seperti, bagai,sebagai, laksana, bak, ibarat, dan sebagainya. Contoh:

Bedanya seperti langit dan bumi.

2. Metafora ialah perbandingan yang singkat dan padat dinyatakan secara implisit dan langsung.

Contoh:

bunga bangsa (pemuda), kuli tinta (wartawan), raja siang (matahari)

3. Personifikasi ialah majas yang menggambarkan benda-benda tak bernyawa seolah- olah memiliki sifat-sifat insani (seperti manusia).

Contoh:

Badai mengamuk merobohkan rumah-rumah.



Panduan Materi Bahasa dan Sastra Indonesia SMA/MA (IPA/IPS)

4. Antitesis ialah majas yang berupa paduan dua kata yang berlawanan. Contoh:

Bahasa dapat menunjukkan tinggi rendahnya bangsa.

5. Alegori ialah cerita yang diceritakan dalam lambang-lambang. Alegori kerapkali mengandung sifat-sifat moral atau spiritual. Biasanya alegori merupakan cerita-cerita yang panjang dengan tujuan yang terselubung. Alegori dapat berbentuk puisi atau prosa. Misalnya: Kancil dan Buaya.

Sumber: Kosakata Bahasa Indonesia, Soedjito Pengajaran Kosakata, H.G. Tarigan

1. Pedihnya seperti diiris dengan sembilu.

Majas yang tidak sejenis dengan majas di atas adalah ...

a. Kedua gadis kembar itu bagaikan pinang dibelah dua.

b. Hamparan padi yang menguning laksana emas yang berkilau.

c. Ketika ditanya, orang itu hanya diam seperti patung.

d. Ia sudah dianggap sampah masyarakat di lingkungannya. e. Sejak ditinggal kekasihnya, ia bersifat dingin bak gunung es. Kunci : D

Pembahasan :

Jawaban d benar karena tidak sejenis dengan majas tersaji (metafora).

Jawaban a salah karena sejenis dengan majas tersaji (simile). Jawaban b salah karena sejenis dengan majas tersaji (simile). Jawaban c salah karena sejenis dengan majas tersaji (simile). Jawaban e salah karena sejenis dengan majas tersaji (simile).

H. Perubahan Makna

a. Perluasan Makna (Generalisasi)

Perluasan makna ialah perubahan makna dari yang lebih khusus atau sempit ke yang lebih umum atau luas. Jadi, cakupan makna sekarang lebih luas daripada semula.

Contoh:

Lama Baru

bapak : ‘ayah’ ‘semua laki-laki yang berumur lebih tua atau

berkedudukan lebih tinggi’

ibu : ‘emak’ ‘semua perempuan yang berumur lebih tua

atau berkedudukan lebih tinggi’



Panduan Materi Bahasa dan Sastra Indonesia SMA/MA (IPA/IPS)

b. Penyempitan Makna (Spesialisasi)

Penyempitan makna ialah perubahan makna dari yang lebih umum atau luas ke yang lebih khusus atau sempit. Jadi, cakupan makna sekarang lebih sempit daripada makna semula.

Contoh:

Lama Baru

sarjana : 'cedekiawan' 'lulusan perguruan tinggi atau gelar

universitas

pendeta : 'orang yang berilmu' 'guru Kristen'

c. Peninggian Makna (Ameliorasi)

Peninggian makna ialah perubahan makna yang mengakibatkan makna yang baru dirasakan lebih tinggi atau hormat nilainya daripada makna semula.

Contoh:

Lama Baru

wanita : 'yang diinginkan pria 'lebih hormat daripada perempuan'

bung : ' panggilan untuk laki-laki 'panggilan kepada tokoh

d. Penurunan Makna (Peyorasi)

Penurunan makna ialah perubahan makna yang mengakibatkan makna baru dirasakan lebih rendah atau kurang baik nilainya daripada makan semula.

Contoh:

Lama Baru

perempuan : 'lawan laki-kaki' 'lebih rendah daripada kata wanita'

bunting : 'mengandung' 'lebih rendah daripada kata istri'

e. Persamaan (Asosiasi)

Asosiasi ialah perubahan makna yang terjadi akibat persamaan sifat antara makna lama dan makna baru. Makna baru akibat asosiasi itu menunjukkan makna kiasan.

Contoh:

Lama Baru

amplop :'sampul surat' 'uang sogok'

bunga : 'kembang' 'gadis cantik'

f. Pertukaran (Sinestesia)

Sinestesia adalah perubahan makna akibat pertukaran tanggapan dua indra yang berbeda. Misalnya, dari indar penglihatan ke indra pendengar.

Contoh:

Suaranya terang sekali. ( pendengar penglihat)

Kata-katanya pedas. (pendengar perasa)

Sumber: Kosakata Bahasa Indonesia, Soedjito



Panduan Materi Bahasa dan Sastra Indonesia SMA/MA (IPA/IPS)

1. Wanita yang berkebaya merah itu anggun sekali.

Kata yang mengalamai perubahan makna yang sejenis dengan kata dalam kalimat di atas adalah ...

a. Mana kunci jawaban soal bahasa Indonesia?

b. Dia tidak masuk karena istrinya melahirkan.

c. Pidato yang disampaikannya itu terasa hambar.

d. Gadis itu gila karena ditinggal kawin. e. Saudara sudah mengisi formulir untuk KTP? Kunci : B

Pembahasan :

Jawaban b benar karena sejenis dengan kata yang tersaji (ameliorasi).

Jawaban a salah karena tidak sejenis dengan kata tersaji (asosiasi). Jawaban c salah karena tidak sejenis dengan kata tersaji (sinestesia). Jawaban d salah karena tidak sejenis dengan kata tersaji (peyorasi). Jawaban e salah karena tidak sejenis dengan kata tersaji (meluas).