Cari Blog Ini

Selasa, 20 November 2012


KATA ULANG

 

Proses pengulangan (reduplikasi) adalah pengulangan satuan gramatik atau suatu bentuk kata, baik seluruhnya maupun sebagian baik disertai variasi fonem maupun tidak. Hasil proses pengulangan adalah kata ulang.
       Kata ulang adalah kata yang mengalami proses pengulangan bentuk baik seluruh kata maupun sebagian. Semua kata ulang wajib ditulis dengan memakai tanda penghubung (-).
1.    Prinsip Dasar Pengulangan
a.   Selalu mempunyai dasar yang diulang.
b.   Pengulangan tidak akan mengubah jenis (kelas kata).
     Contoh :   Rumah-rumah (KB) : bentuk dasarnya rumah (KB)
c.  Bentuk dasar dan pengulangan itu selalu berupa satuan yang bersifat gramatis artinya selalu berupa satuan kebahasaan yang terdapat dalam penggunaan bahasa.
        Contoh : Kekanak-kanakan bentuk dasarnya kekanakan bukan kekanak

2.   Macam-macam Kata Ulang
a.   Kata Ulang Seluruhnya (penuh atau dwilingga)
     Kata ulang seluruhnya adalah pengulangan seluruh bentuk dasar tanpa perubahan fonem dan tidak berkom­binasi dengan proses pembubuhan afiks. Hasilnya kata ulang sempurna.
Contoh: buku-buku
b.   Kata Ulang Sebagian
     Kata ulang sebagian adalah pengulangan sebagian dari bentuk dasarnya.
     Contoh: menulis-nulis : bentuk dasarnya menulis
c.   Kata Ulang Berimbuhan (pembubuhan afiks)
    Kata ulang berimbuhan adalah pengulangan yang terjadi bersama-sama dengan pembubuhan afiks dan sekaligus secara bersama-sama membentuk satu fungsi. Dengan kata lain, bentuk dasar diulang seluruhnya dan berkom­binasi dengan proses pembubuhan afiks.
      Contoh : kereta → kereta-kereta → kereta-­keretaan
d.   Kata Ulang dengan Perubahan Fonem (berubah bunyi atau dwi lingga salin suara)
      Kata ulang berubah bunyi adalah pengulangan yang salah satu unsur yang diulang itu berubah bunyi.
     Contoh : Gerak-gerik → kata ulang berubah bunyi vokal
e. Kata Ulang Dwipurwa (pengulangan atas suku kata awal)
     Bentuk ulang ini vokal dari suku kata awal mengalami pelemahan dan bergeser ke posisi tengah menjadi e (pepet).
     Contoh : tanam-tanaman → tatanaman → tetanaman

3.   Makna Kata Ulang
a.   menyatakan banyak tak tentu
     Contoh : Sapi-sapi di kandang itu sedang diberi makan.
b. menyatakan banyak dan bermacam-macam
     Contoh : Membeli buah-buahan di pasar harganya lebih murah.
c.   menyatakan menyerupai
     Contoh : Daffa senang bermain mobil-mobilan dari balok kayu.
d. menyatakan agak (melemahkan)
     Contoh :Walaupun sudah dewasa, orang itu masih kekanak-kanakan.
e.   menyatakan intensitas
     Contoh: Pukullah dia kuat-kuat ( intensitas kualitatif)
f.   menyatakan resiprokal
     Contoh : Kedua anak itu sedang berkejar-kelaran di taman.
g. menyatakan anti seperti pada bentuk dasamya (hal)
     Contoh : SMKK I Yogyakarta menyelenggarakan kursus masak-memasak untuk remaja.
h.   menyatakan perbuatan seenaknya
     Contoh : Lelaki itu santai-santai di beranda rumahnya.
i.    menyatakan paling (superlatif)
     Contoh : Untuk dapat dicacat MURI, wanga Kaliurang membuat ‘Wajik’ sebesar-besarnya.
j.    menyatakan kumpulan
     Contoh : Kerjakan tugas ini secana kelompok, masing­-masing anak lima-lima.
k.   menyatakan walaupun
     Contoh : Panas-panas begini, dia tetap bertahan.
l.    menyatakan selalu
     Contoh : Mereka-mereka memang tidak dapat diharapkan.

*      Ada juga yang pengulangan kata seluruhnya yang dinamakan kata asal atau disebut pengulangan  semu
       Misalnya : anai-anai, ubur-ubur, kunang-kunang, lobi-lobi, mata-mata, agar-agar

3.   Makna Kata Ulang
a.    Menyatakan banyak tak tentu
       Misalnya :    Buku-buku itu telah kusimpan di dalam lemari.
                          Sapi-sapi di kandang itu sedang diberi makan
b.    Menyatakan banyak dan bermacam-macam
       Misalnya :    Buah-buahan di pinggir jalan harganya lebih murah.
                          Membeli buah-buahan di pasar harganya lebih murah.
c.    Menyatakan menyerupai
       Misalnya :    Bang Husin memasang orang-orangan di tengah sawah.
                          Daffa senang bermain mobil-mobilan dari balok kayu.
d.    Menyatakan agak
       Misalnya :    Walaupun sudah besar, anak itu masih kekanak-kanakan.
                          Walaupun sudah dewasa, orang itu masih kekanak-kanakan
e.    Menyatakan intensitas
       Misalnya :    Pukullah dia kuat-kuat. ( intensitas kualitatif)
                          Dari tadi ia bolak-balik saja. (intensitas frekuentatif)
f.     Menyatakan saling (resiprok)
       Misalnya :    Kedua remaja itu sedang bersalam-salaman.
                          Penonton pertunjukan konser  sedang bersenggol-senggolan.
g.    Menyatakan kolektif
       Misalnya : Mereka masuk dua-dua dengan tertib.
h.       menyatakan anti seperti pada bentuk dasamya (hal)
            Misalnya :  SMA 8 Surabaya menyelenggarakan kursus masak-memasak untuk remaja.
i.         menyatakan perbuatan seenaknya
      Misalnya :  Lelaki itu santai-santai di beranda rumahnya.
j.         menyatakan paling (superlatif)
            Misalnya :  Untuk dapat dicacat MURI, wanga Kaliurang membuat ‘Wajik’ sebesar-besarnya.
k.       menyatakan kumpulan
            Misalnya : Kerjakan tugas ini secana kelompok, masing­-masing anak lima-lima.
l.         menyatakan walaupun
            Misalnya :  Panas-panas begini, dia tetap bertahan.
m.     menyatakan selalu
            Misalnya :  Mereka-mereka memang tidak dapat diharapkan.
Sumber: Morfologi, Suatu Tinjauan Deskriptif, M. Ramlan
Tata Bahasa Rujukan Bahasa Indonesia, Gorys Keraf
Panduan Materi Bahasa dan Sastra Indonesia SMA/MA (IPA/IPS)
DEPDIKNAS .Hak Cipta pada Pusat Penilaian Pendidikan 25

Contoh soal dan pembahasan :
1.    Dari siang para demonstran bolak-balik menuju gedung DPR.
Kata ulang yang sejenis dengan kata ulang dalam kalimat di atas adalah ...
a.    Mereka itu tentu ada yang cerdas dan ada juga yang pas-pasan.
b.   Dia selalu membalik-balikkan berita itu, padahal sebenarnya tidak begitu.
c.    Wajahnya kemerah-merahan ketika ketahuan mencontek.
d.   Dia membawa orang-orang dekat untuk menduduki jabatan.
e.    Dulu orang Indonesia terkenal dengan sifat ramah-tamahnya.

Kunci : E
Pembahasan :
Jawaban e benar karena sejenis dengan kata ulang tersaji (berubah bunyi).
Jawaban a, c salah karena tidak sejenis dengan kata ulang tersaji (berimbuhan),
jawaban b salah karena tidak sejenis dengan kata ulang tersaji (sebagian).
Jawaban d salah karena tidak sejenis dengan kata ulang tersaji (seluruh).

2.    Harga buah-buahan di pasar swalayan lebih murah daripada di pasar tradisional.
       Kata ulang yang maknanya sama dengan kata ulang dalam kalimat di atas adalah …
a.    Perhatikan baik-baik gambar di samping ini!
b.   Warna tembok rumahnya kekuning-kuningan.
c.    Secara diam-diam mereka bercinta-cintaan.
d.   Sayur-mayur yang segar banyak vitaminnya.
e.    Buanglah kertas-kertas yang tidak terpakai itu!

Kunci : D
Pembahasan :
Jawaban d benar karena semakna dengan kata ulang tersaji (bermacam-macam).
Jawaban a salah karena maknanya tidak sama dengan kata ulang tersaji (intensitas
kualitatif). Jawaban b salah karena tidak semakna dengan kata ulang tersaji
(agak). Jawaban c salah karena tidak semakna dengan kata ulang tersaji (saling).
Jawaban e salah karena tidak semakna dengan kata ulang tersaji (banyak).

Senin, 19 November 2012


Teknik Pengambilan Gambar



Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan berkaitan dengan perangkat kamera. Sebelum melakukan shooting ada baiknya jika seorang juru kamera persiapan-persiapan sebagai berikut:
·             ·Penguasaan terhadap perangkat kamera yang akan digunakan. Sebaiknya mengikuti aturan penggunaan yang tertulis pada manual book. Pahami kelebihan dan kekurangannya.
·             Setelah paham dengan seluk beluk kamera, pahami juga adegan apa dan teknik yang bagaimana yang diinginkan.
·             Membuat breakdown peralatan yang akan digunakan seperti baterai, mikrofon, kabel extension, dll.
·             Pastikan baterai dalam kondisi prima dan penuh, dan semua fasilitas di kamera berjalan dengan baik.
Dalam kegiatan produksi video/ film, terdapat banyak jenis kamera yang digunakan. Pembagian jenis kamera video/ film dibedakan atas media yang digunakan untuk menyimpan data (gambar & suara) yang telah diambil.
Seperti halnya pada fotografi, gambar yang telah diambil disimpan pada gulungan film. Namun pada kamera jenis ini, disamping gulungan film juga terdapat pita magnetik untuk menyimpan data suara. Dalam 1 detik pengambilan gambar, dibutuhkan sekitar 30 frame film. Adapun jenis film yang digunakan adalah film positif (slide), dimana untuk melihat isinya harus dicuci terlebih dulu di laboratorium film dan diproyeksikan dengan menggunakan proyektor khusus.
Kamera jenis ini menyimpan data gambar dan suara pada pita magnetik. Secara umum terdapat 2 jenis kamera :
Analog (AV)
Data yang disimpan sebagai pancaran berbagai kuat sinyal (gelombang) pada pita kamera perekam. Macam kamera jenis ini antara lain VHS, S – VHS, 8mm, dan Hi – 8.
Digital (DV)
Kamera perekam video digital menyimpan data dalam format kode biner bit per bit yang terdiri atas rangkaian 1 (on) dan 0 (off). Jenis kamera ini antara lain mini DV, dan Digital 8.
Secara umum bagian-bagian kamera video terdiri atas :
1. Baterai untuk catu daya
2. Tempat kaset
3. Tombol Zoom
4. Tombol Recorder
5. Port Output video / audio (bisa berupa analog ataupun digital)
6. Cincin Fokus
7. Jendela preview (View Fender)
8. Mikrofon
9. Tombol kontrol cahaya
10. Tombol Player (untuk memainkan kembali video).
11. Terminal DC Input.
Selain itu juga banyak terdapat fasilitas–fasilitas tambahan yang berbeda antara kamera satu dengan kamera lainnya. Fasilitas itu antara lain lampu infra merah untuk pengambilan gambar pada tempat yang gelap, edit teks langsung dari kamera, efek-efek video lain, slow motion dan masih banyak lagi.
Pengambilan gambar terhadap suatu objek dapat dilakukan dengan lima cara:
· Bird Eye View
Teknik pengambilan gambar yang dilakukan dengan ketinggian kamera berada di atas ketinggian objek. Hasilnya akan terlihat lingkungan yang luas dan benda-benda lain tampak kecil dan berserakan.
· High Angle
Sudut pengambilan dari atas objek sehingga mengesankan objek jadi terlihat kecil. Teknik ini memiliki kesan dramatis yaitu nilai “kerdil”.
· Low Angle
Sudut pengambilan dari arah bawah objek sehingga mengesankan objek jadi terlihat besar. Teknik ini memiliki kesan dramatis yaitu nilai agung/ prominance,berwibawa, kuat, dominan.
· Eye Level
Sudut pengambilan gambar sejajar dengan objek. Hasilnya memperlihatkan tangkapan pandangan mata seseorang. Teknik ini tidak memiliki kesan dramatis melainkan kesan wajar.
· Frog Eye
Sudut pengambilan gambar dengan ketinggian kamera sejajar dengan alas/dasar kedudukan objek atau lebih rendah. Hasilnya akan tampak seolah-olah mata penonton mewakili mata katak.
Ukuran gambar biasanya dikaitkan dengan tujuan pengambilan gambar, tingkat emosi, situasi dan kodisi objek. Terdapat bermacam-macam istilah antara lain:
· Extreme Close Up (ECU/XCU) : pengambilan gambar yang terlihat sangat detail seperti hidung pemain atau bibir atau ujung tumit dari sepatu.
· Big Close Up (BCU) : pengambilan gambar dari sebatas kepala hingga dagu.
· Close Up (CU) : gambar diambil dari jarak dekat, hanya sebagian dari objek yang terlihat seperti hanya mukanya saja atau sepasang kaki yang bersepatu baru
· Medium Close Up : (MCU) hampir sama dengan MS, jika objeknya orang dan diambil dari dada keatas.
· Medium Shot (MS) : pengambilan dari jarak sedang, jika objeknya orang maka yang terlihat hanya separuh badannya saja (dari perut/pinggang keatas).
· Knee Shot (KS) : pengambilan gambar objek dari kepala hingga lutut.
· Full Shot (FS) : pengambilan gambar objek secara penuh dari kepala sampai kaki.
· Long Shot (LS) : pengambilan secara keseluruhan. Gambar diambil dari jarak jauh, seluruh objek terkena hingga latar belakang objek.
· Medium Long Shot (MLS) : gambar diambil dari jarak yang wajar, sehingga jika misalnya terdapat 3 objek maka seluruhnya akan terlihat. Bila objeknya satu orang maka tampak dari kepala sampai lutut.
· Extreme Long Shot (XLS): gambar diambil dari jarak sangat jauh, yang ditonjolkan bukan objek lagi tetapi latar belakangnya. Dengan demikian dapat diketahui posisi objek tersebut terhadap lingkungannya.
· One Shot (1S) : Pengambilan gambar satu objek.
· Two Shot (2S) : pengambilan gambar dua orang.
· Three Shot (3S) : pengambilan gambar tiga orang.
· Group Shot (GS): pengambilan gambar sekelompok orang.
Gerakan kamera akan menghasilkan gambar yang berbeda. Oleh karenanya maka dibedakan dengan istilah-istilah sebagai berikut:
· Zoom In/ Zoom Out : kamera bergerak menjauh dan mendekati objek dengan menggunakan tombol zooming yang ada di kamera.
· Panning : gerakan kamera menoleh ke kiri dan ke kanan dari atas tripod.
· Tilting : gerakan kamera ke atas dan ke bawah. Tilt Up jika kamera mendongak dantilt down jika kamera mengangguk.
· Dolly : kedudukan kamera di tripod dan di atas landasan rodanya. Dolly In jika bergerak maju dan Dolly Out jika bergerak menjauh.
· Follow : gerakan kamera mengikuti objek yang bergerak.
· Crane shot : gerakan kamera yang dipasang di atas roda crane.
· Fading : pergantian gambar secara perlahan. Fade in jika gambar muncul dan fade out jika gambar menghilang serta cross fade jika gambar 1 dan 2 saling menggantikan secara bersamaan.
· Framing : objek berada dalam framing Shot. Frame In jika memasuki bingkai danframe out jika keluar bingkai.
Teknik pengambilan gambar tanpa menggerakkan kamera, jadi cukup objek yang bergerak.
· Objek bergerak sejajar dengan kamera.
· Walk In : Objek bergerak mendekati kamera.
· Walk Away : Objek bergerak menjauhi kamera.
Teknik ini dikatakan lain karena tidak hanya mengandalkan sudut pengambilan, ukuran gambar, gerakan kamera dan objek tetapi juga unsur- unsur lain seperti cahaya, properti dan lingkungan. Rata-rata pengambilan gambar dengan menggunakan teknik-teknik ini menghasilkan kesan lebih dramatik.
· Backlight Shot: teknik pengambilan gambar terhadap objek dengan pencahayaan dari belakang.
· Reflection Shot: teknik pengambilan yang tidak diarahkan langsung ke objeknya tetapi dari cermin/air yang dapat memantulkan bayangan objek.
· Door Frame Shot: gambar diambil dari luar pintu sedangkan adegan ada di dalam ruangan.
· Artificial Framing Shot: benda misalnya daun atau ranting diletakkan di depan kamera sehingga seolah-olah objek diambil dari balik ranting tersebut.
· Jaws Shot: kamera menyorot objek yang seolah-olah kaget melihat kamera.
· Framing with Background: objek tetap fokus di depan namun latar belakang dimunculkan sehingga ada kesan indah.
· The Secret of Foreground Framing Shot: pengambilan objek yang berada di depan sampai latar belakang sehingga menjadi perpaduan adegan.
· Tripod Transition: posisi kamera berada diatas tripod dan beralih dari objek satu ke objek lain secara cepat.
· Artificial Hairlight: rambut objek diberi efek cahaya buatan sehingga bersinar dan lebih dramatik.
· Fast Road Effect: teknik yang diambil dari dalam mobil yang sedang melaju kencang.
· Walking Shot: teknik ini mengambil gambar pada objek yang sedang berjalan. Biasanya digunakan untuk menunjukkan orang yang sedang berjalan terburu-buru atau dikejar sesuatu.
· Over Shoulder : pengambilan gambar dari belakang objek, biasanya objek tersebut hanya terlihat kepala atau bahunya saja. Pengambilan ini untuk memperlihatkan bahwa objek sedang melihat sesuatu atau bisa juga objek sedang bercakap-cakap.
· Profil Shot : jika dua orang sedang berdialog, tetapi pengambilan gambarnya dari samping, kamera satu memperlihatkan orang pertama dan kamera dua memperlihatkan orang kedua.

Pustaka

·                     ·Baksin, Askurifai. 2003. Membuat Film Indie itu Gampang. Bandung: Katarsis.
·                     · Bawantara, Agung. 2005. Panduan Membuat Video Keluarga (Membuat Story Board/Story Line, Teknik Syuting, Teknik Editing, Teknik Mengisi Suara). Jakarta: Kawan Putaka.
·                     · Widagdo, M Bayu & Gora S, Winastwan. 2004. Bikin Sendiri Film Kamu (Panduan Produksi Film Indonesia). Yogyakarta: PD. Anindya.

Jumat, 26 Oktober 2012


D R A M A

A. Pengertian drama
      Kata “Drama” berasal dari kata “Dramoi” (Yunani) berarti menirukan. Menurut Aristoteles menyebutkan bahwa drama adalah tiruan manusia dalam gerak-gerik.
      Drama disebut juga Sandiwara. Kata ini berasal dari bahasa Jawa, yaitu sandi (= tersembunyi) dan wara (= ajaran). Sandiwara berarti suatu ajaran yang tersembunyi dalam tingkah laku dan percakapan.  Di Indonesia pertunjukan semacam drama mempunyai istilah yang berbeda-beda seperti; wayang orang, ketoprak (Jawa Tengah), ludruk (Jawa Timur), Lenong (Betawi,Jawa Barat), dan dari daerah-daerah yang lain.
      Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia menyebutkan bahwa;
1)    Komposisi syair atau prosa yang diharapkan dapat menggambarkan kehidupan dan watak melalui tingkah laku (acting) atau dialog yang dipentaskan.
2)    Cerita/kisah yang yang melibatkan konflik atau emosi yang khusus disusun untuK  pertunjukan  teater.
3)    Kejadian yang menyedihkan.
     
      Dari ketiga pernyataan yang tersebut diatas dapatlah diartikan sebagai berikut:
1.     Drama adalah suatu cerita atau karangan yang dipertunjukkan dengan perbuatan atau   percakapan diatas pentas.
2.     Drama  adalah   komposisi syair atau prosa yang diharapkan dapat menggambar- kan kehidupan dan watak melalui tingkah laku(acting) atau dialog yang dipentaskan.
3.    Drama adalah  suatu bentuk cerita atau kisah, terutama yang melibatkan konflik dan emosi yang khusus untuk pertunjukan teater.
4.     Drama  adalah   suatu karya sastra yang melukiskan watak dan kehidupan manusia lewat gerak dan dialog yang dipentaskan.
5.     Drama adalah tiruan kehidupan manusia yang diproyeksikan diatas pentas.

 

B.   Hal-hal Pendukung Pementasan  Drama                      

1.    Rangka Cerita merupakan rangkaian cerita atau peristiwa yang terjalin sebagai ungkapan dari gagasan pengarang naskah drama (scenario). Diksi (pemilihan kata) agar dapat diterima pembaca,pelaku,penonton maupun dinilai dalam keindahan rangkaian dialognya.
2.    Rangkaian peristiwa (Alur cerita) yang terdiri dari alur maju, alur balik, dan alur campuran.
3.    Penokohan (karakter/watak) karakter pelaku protagonis menampilkan nilai kebaikan dan pelaku antagonis yang menampilkan watak yang bertentangan dengan nilai kebaikan.
4.    property perlengkapan kostum, Tempat pertunjukan (tata panggung, tata lampu /teater) musik, dan nyanyian-nyaian atau ilustrasi pendukung.
5.    Penonton (audiens)
C.  Memerankan Pelaku yang Terdapat dalam Naskah Drama.
         Acting adalah peragaan ,penampilan suatu tokoh yang menyebabkan Penonton dapat tersangkut pada imajinasi yang di bangun oleh aktor.
Menurut Usmar Ismail ,Seni berperan adalah seni menafsirkan ,bukan seni mencipta tetapi Seorang pemain menafsirkan secara kreatif kehidupan dalam segala bagian dan Seginya dengan mempergunakan peralatan tubuhnya, peralatan pikirannya dan Peralatan perasaannya .
         Modal aktor adalah tubuh dan vokalnya. Tubuh melakukan berbagai gerak dan  Suara/ vocal untuk menciptakan berbagai macam dialog.dan semuanya itu harus  Selaras dalam memberi gambaran seorang tokoh yang di bawakannya .Hal-halyang harus diperhatikan dalam memerankan tokoh /pelaku yaitu;
      1.       Interpretasi naskah
Bersama dengan sutradara aktor menginterpretasi naskah drama.sasaran yang Di cari adalah bahan dramatiknya,antara lain ide dasar cerita [tema] plot,ucapan – Ucapan yang mendukung tema,watak-watak para pelaku.
      2.   Movement
Movement adalah gerakan aktor untuk melakukan perpindahan dari suatu Tempat ke tempat yang lainnya . hal itu terjadi sebagai akibat tuntunan bermacam--macam motivasi, baik motivasi perwatakan maupun motivasi teknik  permainan. Gunanya untuk menciptakan gambaran di atas panggung yang dinamis sehingga dapat memikat penonton .
3.   Business
      Business adalah kesibukan kecil untuk menghidupkan suasana perasaan. Misalnya; orang berpikir keras ,terus menerus ,merokok .kegiatan terus menerus merokok merupakan bunisess.
      4.       Blocking / regrouping
      Blocking atau pengelompokan terjadi oleh karena suasana dan perasaan yang tersimpan dalam adegan menurut demikian.pengelompokan berubah–ubah sesuai  dengan keadaan tujuan blocking agar memudahkan penonton untuk mengikuti jalannya cerita .  
      5.       Gesture ( gerakan tangan )
Seorang aktor biasanya merencanakan gerakan tangan sebab bila ia merasakan sesuatu dengan kuat dan meleburkan diriny ke dalam watak peran, otomatis akan menggerakkan tangannya secara ekspresif.

     

6.       Ekspresi Wajah
Mata merupakan pusat ekspresi .perasaan marah ,cinta,benci,susah,gembira akan terpancar lewat mata. Meskipun gerakan sudah bagus ,suara tepat, diksi pun kena tetapi ekspresi matanya kosong saja ,maka dialog yang diucapkan kurang meyakinkan penonton .

7.      Keterampilan Kaki
         Bagi aktor kaki harus membuat aktor bermain lebih hidup ,bukan sebaliknya untuk menghidupkan acting,ingat patokan; biasanya posisi jari kaki anda mengikuti arah hidung.
E.  Macam-macam Drama:
Drama adalah Komposisi syair atau prosa yang diharapkan dapat menggambarkan kehidupan dan    watak melalui tingkah laku (acting) atau dialog yang  pentaskan. Adapun macam-macam Drama sebagai berikut:

         1.    Drama absurd      :  drama gila-gilaan yang mangabaikan atau melanggar struktur semantik.
         2.    Drama baca         : drama yang hanya cocok untuk dibaca, bukan untuk dipentaskan.
         3.    Drama borjuis      : drama yang bertemakan kehidupan kaum bangsawan (mulai abad Ke 18).
         4.    Drama domestik   :  drama yang menceritakan kehidupan rakyat biasa.
         5.    Drama duka         : drama yang khusus menggambarkan kejatuhan atau keruntuhan tokoh utama, atau drama yang berakhir dengan kesedihan.
         6.    Drama dukaria     : drama yang alur sebenarnya lebih cocok untuk drama   duka, tetapi berakhir  dengan kebahagiaan.
         7.   Drama heroik       : drama yang merupakan peniruan bentuk tragedi dan  selalu bertemakan cinta  dan nama baik.
         8.    Drama misteri      : drama keagamaan yang berisi cerita-cerita dari alkitab.
         9.    Drama liris           : drama yang berbentuk puisi.
         10.  Drama moralis    : drama keagamaan yang bersifat alegori dan berisi  konflik                                         
                                                  atau kebijakan dan kejahatan.
         11.  Drama rakyat       : drama yang timbul dan berkembang sesuai dengan festival- festival rakyat yang ada (terutama dipedesaan).
12. Drama realis        :  drama yang ditulis dengan konsep-konsep aliran realisme dalam teater.
 13.   Drama ria               :  drama ringan yang sifatnya menghibur  walaupun  seloro  dalamnya dapat       bersifat menyindir.
            14. Drama rumah       : drama yang menggambarkan kehidupan rumah tangga yang realistik.
15. Drama satire       : drama yang berisi sindiran, umumnya bersifat komedi.
16. Drama tari           : drama yang dilakonkan dengan tari-tarian.
17. Drama tendens     :  drama yang berisi masalah sosial, seperti kepincangan yang     terjadi di   masyarakat.                                            
F.     Jenis-Jenis  Drama.
      Secara garis besar drama dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
1.   Drama Klasik (lama)
      a)   Komedi Stambul terjadi mula-mula dipersi arab, Istambul dan India
             Misal;    Seribu satu malam, Ali Baba
      b)  Komedi Bangsawan kisahnya hanya terjadi pada bangsawan saja di semenanjung Malaka     
2.   Drama Komedi yaitu drama yang diwarnai dengan oleh suasana kegembiraan
3.   Drama Tragedi yaitu drama yang diwarnai oleh suasana duka
4.   Drama tragedi-komedi yaitu drama yang diwarnai oleh suasana kegembiraan dan suasana kesedihan
5.   Melodrama yaitu drama yang menampilkan persoalan yang dilebih-lebihkan (sentimentalitas) untuk memancing keharuan penonton
6.   Pantomim yaitu drama yang hannya menampilkan mimik dan gerak tanpa adanya dialog
7.   Opera yaitu bentuk drama panggung yang seluruhnya atau yang sebagian dinyayikan dengan iringan musik (orkestra)

G.   Ciri-Ciri Drama

  1. karangan berbentuk percakapan / naskag dialog 
  2. naskah/karangan untuk dipentaskan  oleh aktor atau aktris
  3. dapat dikembangkan melalui improfisasi pelaku 
  4. waktu pementasan drama lebih panjang dari pada waktu membaca naskah
  5. penyajian alur ceritannya dibagi menjadi beberapa adegan atau babak
  6. naskag drama tidak dapat hidup/dimengerti maksudnya bila tidak dipentaskan (sulit dipahami)
  7. lebih mengutamakan perbedaan karakter/perwatakan tokoh-tokohnya
  8. durasi pementasan / panjang cerita terbatas 5 menit paling lama  3 jam
  9. tema dan peristiwa di dalamnya terbatas
  10. mempunyai  unsur ; tema, alur, latar /setting, pelaku, amanat  dan acting 

H.     Agar Masalah-masalah yang menjadi sumber dalam memerankan drama dapat berhasil dengan baik perlu memperhatikan sebagai berikut:
1.    melakukan suatu pekerjaan dan kekuatan hidup yangh tidak rutin atau menciptakan sesuatu yang baru.
2.   memerankan tindakan dengan tingkatan-tingkatan pertumbuhan manusia
3.    Mengimitasikan tindakan kembali ke kanak-kanak yang menampakkan watak dari perbuatan yang asli
4.    memerankan reaksi emosional dan social yang asli berdasarkan pengalaman hidup sendiri
5.    menyamakan dengan tokoh-tokoh yang diperankan baik dari segi badaniah maupun rohaniah.
      Ada dua metode dalam memerankan atau berakting, yaitu:
a.    Emosional, artinya memerankan dengan berdasar pada emosi, emosi  ditonjolkan (didominankan).
b.    Intelektual, artinya mendasarkan diri pada kecerdasan/intelektual, aktor/pelaku berpikir dan mengaktingkannya secara teknis.

 I.   Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pementasan

1.    tahap persiapan
2.    pemahaman teks/naskah
3.    memahami cerita secara keseluruhan
4.    penghafalan naskah
5.    mempelajari pengucapan dan lagu tiap kata atau kalimat yang akan ucapkan
6.    memahami watak pelaku yang diperankan
7.    melakukan latihan gerak disesuaikan dengan isi naskah
8.    mempersipkan panggung  sesuai dengan seting yang sesuai dengan suasana digambarkan dinaskah.
9.    melakukan gladi kotor dan gladi bersih agar penampilan yang sesungguhnya dapat dipentaskan secara maksimal.
10.   menampilkan yang terbaik, berakting sesuai dengan tuntutan karakter dan tuntutan cerita.

J.   Prinsip-Prinsip Pementasan Drama

1.    Drama bukan seni individual, tetapi seni kolektif. Walaupun hanya dilakukan hanya satu orang (Mono Play) tetapi dalam pementasannya masih menggantungkan orang lain baik dalam persiapan maupun pada saat pementasan.
2.    Drama sebagai seni campuran, didalamnya terkandung seni-seni lain sebagai pendukung maupun pelengkap.
3.    Drama merupakan gabungan kerja antara pengarang, sutradara, aktor, pelukis, musikus, dan lain-lain.
K.   Unsur-unsur Drama    
1.   Tema : terkandung dalam dialog, untuk mengetahui tema drama tidak hanya pada  dialognya saja juga pada perwatakan tokohnya. 
2.   Alur atau Plot: memegang peranan penting untuk mengetahui apa yang sebenarnya yang akan disampaikan penulis. Unsur-unsur plot meliputi:
      a.    Exposition atau pelukisan awal cerita: perkenalan tokoh dan perwatakannya.
      b.    Konflik atau pertikaian: tidak hanya antar tokoh tetapi juga konflik batin.
      c.    Klimaks atau puncak cerita
      d.    Resolusi atau penyelesaian (falling action): konflik meredah atau menurun.
      e.    Keputusan atau catastrophe: ulasan penguat sebelum berakhirnya cerita.
3.    Penokohan atau karakteristik 
Berdasarkan peranannya tokoh drama dapat diklasifikasikan sebagai   berikut:
a.    Tokoh Protagonis yaitu tokoh yang mendukung cerita
b.    Tokoh Antagonis yaitu tokoh penentang cerita
c.    Tokoh Tritagonis yaitu tokoh pembantu, baik tokoh protagonis maupun   antagonis.
Berdasarkan peranannya dalam lakon serta fungsinya, maka terdapat tokoh-tokoh berikut:
   a.    Tokoh sentral yaitu tokoh-tokoh yang menentukan gerak lakon.
b.    Tokoh Utama yaitu tokoh pemeran central 
c.    Tokoh pembantu yaitu tokoh yang hanya sebagai pelengkap peran utama.
4.    Acting: dialog dan tingkah laku pelaku drama merupakan wujud drama yang paling penting.
5.    Latar atau setting: meliputi tempat, ruang dan waktu
6.    Amanat: harus dicari pembaca atau penonton, amanat dalam drama lebih mudah dihayati jika drama itu dipentaskan. Amanat drama bersifat lugas, obyektif, dan khusus 
L.       Menyusun Naskah Drama.
         Struktur dasar sebuah drama terdiri dari tiga bagian,yaitu;
a.    Prolog merupakan pembukaan atau peristiwa pendahuluan  dapat pula  dikemukakan para pemain, gambaran setting dan apapun yang sifatnya sebagai pembuka suatu pertunjukan drama.  
b.       Epilog adalah bagian terakhir dari sebuah drama yang berfungsi untuk menyampaikan intisari cerita oleh seorang aktor pada akhir cerita atau penyampaian terakhir yang menyelesaikan cerita/peristiwa induk.
c.       Dialog merupakan media pengisahan yang melipatkan para tokoh drama yang diharapkan dapat menggambarkan kehidupan dan watak manusia, problemantika yang dihadapi, dan bagaimana manusia dapat menyelesaikan persoalan hidupnya. Dalam sebuah dialog ada tiga elemen yang tidak boleh dilupakan,yaitu;
      1)    Tokoh adalah pelaku yang menyandang peran yang lebih disbanding  tokoh-tokoh lainnya   yang sifatnya bias protagonis maupun antagonis.
      2)   Wawancang adalah dialog atau percakapan yang harus diucapkan oleh tokoh cerita.
      3)    Kramagung adalah petunjuk prilaku,tindakan atau perbuatan yang harus  dilakukan oleh tokoh. Dalam naskah drama ditulis didalam kurung dan biasanya dicetak miring.
M. Istilah-Istilah yang Berhubungan dengan Drama
1.    Acting                :     Seni gerak dan dialog
2.    Adegan           : bagian babak dalam lakon atau sandiwara
3.    Costum           : Seni busana
4.    Choreographer:   Seni tari atau tata gerak  
5.    Dokumentasi   :   Pengumpulan,pemilihan,pengolahan dan penyimpanan informasi  dibidang  pengetahuan.
6.    Estetis            :  Mengenai keindahan, tentang apresiasi keindahan tentang alam seni dan sastra.
7.    Humanis         : Orang yang mendambakan dan memperjuangkan terwujudnya pergaulan hidup yang lebih baik, berdasarkan pada azas-azas kemanusiaan.
8.    Kreator            : Pencipta atau pencetus gagasan
9.    Konsentrasi     : Memusatkan perhatian pada satu tujuan
10.   Lighting           : Seni tata lampu
11.   Lakon             : Cerita yang dimainkan, (peran utama/ karangan berupa cerita sandiwara)
12.   Manuskrip       : Naskah tulisan tangan, baik dengan pena, pensil maupun diketik (bukan cetakan/naskah   asli)
13.   Materialisme    : Pandangan hidup yang mencari dasar segala sesuatu semata-mata hanya untuk kebendaan, kekayaan dan uang.
14.   Make up          : Seni merias wajah sesuai dengan karakter yang diperankan.
15.   Mimik             : Pernyataan atau perubahan gerak-gerik muka, mata, mulut, bibir, hidung dan kening.
16.   Opera             : Bentuk drama panggung disertai dengan lagu/musik dan nyanyian.
17.   Pementasan    : Proses perbuatan, cara mementaskan.
18.   panggung        : Tempat  pertunjukan yang dibedakan dengan tempat penonton
19.   Penyair           : Pengarang sajak atau puisi   
20.   Pragmatisme   : Pandangan yang memberikan penjelasan yang berguna tentang suatu permasalahan dengan melihat sebab akibat berdasarkan kenyataan atau tujuan praktis.
21.   Pantomimik     : Cara bersikap dan  gerakan anggota tubuh
22.   Realis             : Orang yang dalam tindakan, cara berfikir, dan sebagainnya yang selalu berpegang pada kenyataan
23.   Scanery          : Seni dekorasi / setting
24.   Tokoh             : Pemeggang peran
25.   Teater             : Seni drama,sandiwara, pementasan drama sebagai seni atau profesi drama (gedung pertunjukan)