Cari Blog Ini

Rabu, 26 Februari 2014

Penulisan Kata Berdasarkan EYD

Penulisan Kata Berdasarkan EYD

A. Kata Dasar

Kata yang berupa kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan.
Misalnya:
Buku itu sangat menarik.
Ibu sangat mengharapkan keberhasilanmu.
Kantor pajak penuh sesak.
Dia bertemu dengan kawannya di kantor pos.

B. Kata Turunan

1.a.Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran) ditulis serangkai dengan bentuk dasarnya.
Misalnya:
berjalan
dipermainkan
gemetar
kemauan
lukisan
menengok
petani
b.Imbuhan dirangkaikan dengan tanda hubung jika ditambahkan pada bentuk singkatan atau kata dasar yang bukan bahasa Indonesia.
Misalnya:
mem-PHK-kan
di-PTUN-kan
di-upgrade
me-recall
2.Jika bentuk dasarnya berupa gabungan kata, awalan atau akhiran ditulis serangkai dengan kata yang langsung mengikuti atau mendahuluinya. (Lihat juga keterangan tentang tanda hubung, Bab III, Huruf E, Butir 5.)
Misalnya:
bertepuk tangan
garis bawahi
menganak sungai
sebar luaskan
3.Jika bentuk dasar yang berupa gabungan kata mendapat awalan dan akhiran sekaligus, unsur gabungan kata itu ditulis serangkai. (Lihat juga keterangan tentang tanda hubung,Bab III, Huruf E, Butir 5.)
Misalnya:
dilipatgandakan
menggarisbawahi
menyebarluaskan
penghancurleburan
pertanggungjawaban
4.Jika salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai dalam kombinasi, gabungan kata itu
ditulis serangkai.
Misalnya:
adipatidwiwarnaparipurna
aerodinamikaekawarnapoligami
antarkotaekstrakurikulerpramuniaga
antibiotikinfrastrukturprasangka
anumertainkonvensionalpurnawirawan
audiogramkosponsorsaptakrida
awahamamahasiswasemiprofesional
bikarbonatmancanegarasubseksi
biokimiamonoteismeswadaya
caturtunggalmultilateraltelepon
dasawarsanarapidanatransmigrasi
dekameternonkolaborasitritunggal
demoralisasipascasarjanaultramodern
Catatan:
(1)Jika bentuk terikat diikuti oleh kata yang huruf awalnya huruf kapital, tanda hubung (-) digunakan di antara kedua unsur itu.
Misalnya:
non-Indonesia
pan-Afrikanisme
pro-Barat
(2)Jika kata maha sebagai unsur gabungan merujuk kepada Tuhan yang diikuti oeh kata berimbuhan, gabungan itu ditulis terpisah dan unsur unsurnya dimulai dengan huruf kapital.
Misalnya:
Marilah kita bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Pengasih.
Kita berdoa kepada Tuhan Yang Maha Pengampun.
(3)Jika kata maha, sebagai unsur gabungan, merujuk kepada Tuhan dan diikuti oleh kata dasar, kecuali kata esa, gabungan itu ditulis serangkai.
Misalnya:
Tuhan Yang Mahakuasa menentukan arah hidup kita.
Mudah mudahan Tuhan Yang Maha Esa melindungi kita.
(4)Bentuk bentuk terikat dari bahasa asing yang diserap ke dalam bahasa Indonesia, seperti prokontra, dan anti, dapat digunakan sebagai bentuk dasar.
Misalnya:
Sikap masyarakat yang pro lebih banyak daripada yang kontra.
Mereka memperlihatkan sikap anti terhadap kejahatan.
(5)Kata tak sebagai unsur gabungan dalam peristilahan ditulis serangkai dengan bentuk dasar yang mengikutinya, tetapi ditulis terpisah jika diikuti oleh bentuk berimbuhan.
Misalnya:
taklaik terbang
taktembus cahaya
tak bersuara
tak terpisahkan

C. Bentuk Ulang

1.Bentuk ulang ditulis dengan menggunakan tanda hubung di antara unsur-unsurnya.
Misalnya:
anak-anakmata-mata
berjalan-jalanmenulis-nulis
biri-birimondar-mandir
buku-bukuramah-tamah
hati-hatisayur-mayur
kuda-kudaserba-serbi
kupu-kuputerus-menerus
lauk-pauktukar-menukar
Catatan:
(1)Bentuk ulang gabungan kata ditulis dengan mengulang unsur pertama saja.
Misalnya:
surat kabarsurat-surat kabar
kapal barangkapal-kapal barang
rak bukurak-rak buku
(2)Bentuk ulang gabungan kata yang unsur keduanya adjektiva ditulis dengan mengulang unsur pertama atau unsur keduanya dengan makna yang berbeda.
Misalnya:
orang besarorang-orang besar
orang besar-besar
gedung tinggigedung-gedung tinggi
gedung tinggi-tinggi
2.Awalan dan akhiran ditulis serangkai dengan bentuk ulang.
Misalnya:
kekanak-kanakan
perundang-undangan
melambai-lambaikan
dibesar-besarkan
memata-matai
(Lihat keinggris-inggrisan Bab I, Huruf F, Butir 7.)
Catatan:
Angka 2 dapat digunakan dalam penulisan bentuk ulang untuk keperluan khusus, seperti dalam pembuatan catatan rapat atau kuliah.
Misalnya:
Pemerintah sedang mempersiapkan rancangan undang2 baru.
Kami mengundang orang2 yang berminat saja.
Mereka me-lihat2 pameran.
Yang ditampilkan dalam pameran itu adalah buku2 terbitan Jakarta.
Bajunya ke-merah2-an

D. Gabungan Kata

1.Unsur-unsur gabungan kata yang lazim disebut kata majemuk ditulis terpisah.
Misalnya:
duta besarmodel linear
kambing hitamorang tua
simpang empatpersegi panjang
mata pelajaranrumah sakit umum
meja tuliskereta api cepat luar biasa
2.Gabungan kata yang dapat menimbulkan kesalahan pengertian dapat ditulis dengan menambahkan tanda hubung di antara unsur-unsurnya untuk menegaskan pertalian unsur yang
bersangkutan.
Misalnya:
anak-istri Alianak istri-Ali
ibu-bapak kamiibu bapak-kami
buku-sejarah barubuku sejarah-baru
3.Gabungan kata yang dirasakan sudah padu benar ditulis serangkai.
Misalnya:
acapkalidarmasiswapuspawarna
adakalanyadarmawisataradioaktif
akhirulkalamdukacitasaptamarga
alhamdulillahhalalbihalalsaputangan
apalagihulubalangsaripati
astagfirullahkacamatasebagaimana
bagaimanakasatmatasediakala
barangkalikepadasegitiga
beasiswakilometersekalipun
belasungkawamanakalasukacita
bilamanamanasukasukarela
bismillahmataharisukaria
bumiputrapadahalsyahbandar
daripadaperibahasawaralaba
darmabaktiperilakuwiraswata

E. Suku Kata

1.Pemenggalan kata pada kata dasar dilakukan sebagai berikut.
a.Jika di tengah kata ada huruf vokal yang berurutan, pemenggalannya dilakukan di antara kedua huruf vokal itu.
Misalnya:
bu-ah
ma-in
ni-at
sa-at
b.Huruf diftong aiau, dan oi tidak dipenggal.
Misalnya:
pan-dai
au-la
sau-da-ra
am-boi
c.Jika di tengah kata dasar ada huruf konsonan (termasuk gabungan huruf konsonan) di antara dua buah huruf vokal, pemenggalannya dilakukan sebelum huruf konsonan itu.
Misalnya:
ba-pak
la-wan
de-ngan
ke-nyang
mu-ta-khir
mu-sya-wa-rah
d.Jika di tengah kata dasar ada dua huruf konsonan yang berurutan, pemenggalannya dilakukan di antara kedua huruf konsonan itu.
Misalnya:
Ap-ril
cap-lok
makh-luk
man-di
sang-gup
som-bong
swas-ta
e.Jika di tengah kata dasar ada tiga huruf konsonan atau lebih yang masing-masing melambangkan satu bunyi, pemenggalannya dilakukan di antara huruf konsonan yang pertama dan huruf konsonan yang kedua.
Misalnya:
ul-tra
in-fra
ben-trok
in-stru-men
Catatan:
(1)Gabungan huruf konsonan yang melambangkan satu bunyi tidak dipenggal.
Misalnya:
bang-krut
bang-sa
ba-nyak
ikh-las
kong-res
makh-luk
masy-hur
sang-gup
(2)Pemenggalan kata tidak boleh menyebabkan munculnya satu huruf (vokal) di awal atau akhir baris.
Misalnya:
itui-tu
setiase-ti-a
2.Pemenggalan kata dengan awalan, akhiran, atau partikel dilakukan di antara bentuk dasar dan imbuhan atau partikel itu.
Misalnya:
ber-jalan
mem-bantu
di-ambil
ter-bawa
per-buat
makan-an
letak-kan
me-rasa-kan
pergi-lah
apa-kah
per-buat-an
ke-kuat-an
Catatan:
(1)Pemenggalan kata berimbuhan yang bentuk dasarnya mengalami perubahan
dilakukan seperti pada kata dasar.
Misalnya:
me-nu-tup
me-ma-kai
me-nya-pu
me-nge-cat
pe-no-long
pe-mi-kir
pe-nga-rang
pe-nye-but
pe-nge-tik
(2)Akhiran -i tidak dipisahkan pada pergantian baris. (Lihat juga keterangan tentang tanda hubung, Bab III, Huruf E, Butir 2.)
(3)Pemenggalan kata bersisipan dilakukan seperti pada kata dasar.
Misalnya:
ge-lem-bung
ge-mu-ruh
ge-ri-gi
si-nam-bung
te-lun-juk
(4)Pemenggalan tidak dilakukan pada suku kata yang terdiri atas satu vokal.
Misalnya:
Beberapa pendapat mengenai masalah itu telah disampaikan ....
Walaupun cuma cuma, mereka tidak mau ambil makanan itu.
3.Jika sebuah kata terdiri atas dua unsur atau lebih dan salah satu unsurnya itu dapat bergabung dengan unsur lain, pemenggalannya dilakukan di antara unsur-unsur itu. Tiap-tiap unsur gabungan itu dipenggal seperti pada kata dasar. (Lihat juga keterangan tentang tanda hubung, Bab III, Huruf E, Butir 2.)
Misalnya:
bio-grafibi-o-gra-fi
bio-databi-o-da-ta
foto-grafifo-to-gra-fi
foto-kopifo-to-ko-pi
intro-speksiin-tro-spek-si
intro-jeksiin-tro-jek-si
kilo-gramki-lo-gram
kilo-meterki-lo-me-ter
pasca-panenpas-ca-pa-nen
pasca-sarjanapas-ca-sar-ja-na
4.Nama orang, badan hukum, atau nama diri lain yang terdiri atas dua unsur atau lebih dipenggal pada akhir baris di antara unsur-unsurnya (tanpa tanda pisah). Unsur nama yang berupa singkatan tidak dipisahkan.

F. Kata Depan

Kata depan dike, dan dari ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya, kecuali di dalam
gabungan kata yang sudah lazim dianggap sebagai satu kata, seperti kepada dan daripada. (Lihat juga Bab II, Huruf D, Butir 3.)
Misalnya:
Bermalam sajalah di sini.
Di mana dia sekarang?
Kain itu disimpan di dalam lemari.
Kawan-kawan bekerja di dalam gedung.
Dia berjalan-jalan di luar gedung.
Dia ikut terjun ke tengah kancah perjuangan.
Mari kita berangkat ke kantor.
Saya pergi ke sana kemari mencarinya.
Ia datang dari Surabaya kemarin.
Saya tidak tahu dari mana dia berasal.
Cincin itu terbuat dari emas.
Catatan:
Kata-kata yang dicetak miring di dalam kalimat seperti di bawah ini ditulis serangkai.
Misalnya:
Kami percaya sepenuhnya kepadanya.
Dia lebih tua daripada saya.
Dia masuk, lalu keluar lagi.
Bawa kemari gambar itu.
Kesampingkan saja persoalan yang tidak penting itu.

G. Partikel

1.Partikel lahkah, dan tah ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.
Misalnya:
Bacalah buku itu baik-baik!
Apakah yang tersirat dalam surat itu?
Siapakah gerangan dia?
Apatah gunanya bersedih hati?
2.Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya.
Misalnya:
Apa pun permasalahannya, dia dapat mengatasinya dengan bijaksana.
Hendak pulang tengah malam pun sudah ada kendaraan.
Jangankan dua kali, satu kali pun engkau belum pernah datang ke rumahku.
Jika Ayah membaca di teras, Adik pun membaca di tempat itu.
Catatan:
Partikel pun pada gabungan yang lazim dianggap padu ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.
Misalnya:
Adapun sebab sebabnya belum diketahui.
Bagaimanapun juga, tugas itu akan diselesaikannya.
Baik laki laki maupun perempuan ikut berdemonstrasi.
Sekalipun belum selesai, hasil pekerjaannya dapat dijadikan pegangan.
Walaupun sederhana, rumah itu tampak asri.
3.Partikel per yang berarti ‘demi’, ‘tiap’, atau ‘mulai’ ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.
Misalnya:
Mereka masuk ke dalam ruang satu per satu.
Harga kain itu Rp50.000,00 per helai.
Pegawai negeri mendapat kenaikan gaji per 1 Januari.
Catatan:
Partikel per dalam bilangan pecahan yang ditulis dengan huruf dituliskan serangkai dengan kata yang mengikutinya. (Lihat Bab II, Huruf I, Butir 7.)

H. Singkatan dan Akronim

1.Singkatan ialah bentuk singkat yang terdiri atas satu huruf atau lebih.
a.Singkatan nama orang, nama gelar, sapaan, jabatan, atau pangkat diikuti dengan tanda titik di belakang tiap-tiap singkatan itu.
Misalnya:
A.H. NasutionAbdul Haris Nasution
H. HamidHaji Hamid
Suman Hs.Suman Hasibuan
W.R. SupratmanWage Rudolf Supratman
M.B.A.master of business administration
M.Hum.magister humaniora
M.Si.magister sains
S.E.sarjana ekonomi
S.Sossarjana sosial
S.Komsarjana komunikasi
S.K.M.sarjana kesehatan masyarakat
Bpk.bapak
Sdr.saudara
Kol.kolonel
b.Singkatan nama resmi lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, badan atau organisasi, serta nama dokumen resmi yang terdiri atas gabungan huruf awal kata ditulis dengan huruf kapital dan tidak diikuti dengan tanda titik.
Misalnya:
DPRDewan Perwakilan Rakyat
PBBPerserikatan Bangsa Bangsa
WHOWorld Health Organization
PGRIPersatuan Guru Republik Indonesia
PTperseroan terbatas
SDsekolah dasar
KTPkartu tanda penduduk
c.1)Singkatan kata yang berupa gabungan huruf diikuti dengan tanda titik.
Misalnya:
jml.jumlah
kpd.kepada
tgl.tanggal
hlm.halaman
yg.yang
dl.dalam
No.nomor
2)Singkatan gabungan kata yang terdiri atas tiga huruf diakhiri dengan tanda titik.
Misalnya:
dll.dan lain lain
dsb.dan sebagainya
dst.dan seterusnya
sda.sama dengan atas
ybs.yang bersangkutan
Yth.Yang terhormat
Catatan:
Singkatan itu dapat digunakan untuk keperluan khusus, seperti dalam pembuatan catatan rapat dan kuliah.
d.Singkatan gabungan kata yang terdiri atas dua huruf (lazim digunakan dalam surat-menyurat) masing-masing diikuti oleh tanda titik.
Misalnya:
a.n.atas nama
d.a.dengan alamat
u.b.untuk beliau
u.p.untuk perhatian
e.Lambang kimia, singkatan satuan ukuran, takaran, timbangan, dan mata uang tidak diikuti tanda dengan titik.
Misalnya:
Cukuprum
cmsentimeter
kgkilogram
kVAkilovolt ampere
lliter
Rprupiah
TNTtrinitrotoluene
2.Akronim ialah singkatan dari dua kata atau lebih yang diperlakukan sebagai sebuah kata.
a.Akronim nama diri yang berupa gabungan huruf awal unsur-unsur nama diri ditulis seluruhnya dengan huruf kapital tanpa tanda titik.
Misalnya:
LIPILembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
LANLembaga Administrasi Negara
PASIPersatuan Atletik Seluruh Indonesia
SIMsurat izin mengemudi
b.Akronim nama diri yang berupa singkatan dari beberapa unsur ditulis dengan huruf awal kapital.
Misalnya:
BulogBadan Urusan Logistik
BappenasBadan Perencanaan Pembangunan Nasional
IwapiIkatan Wanita Pengusaha Indonesia
KowaniKongres Wanita Indonesia
c.Akronim bukan nama diri yang berupa singkatan dari dua kata atau lebih ditulis dengan huruf kecil.
Misalnya:
pemilupemilihan umum
iptekilmu pengetahuan dan teknologi
rapimrapat pimpinan
rudalpeluru kendali
tilangbukti pelanggaran
radarradio detecting and ranging
Catatan:
Jika pembentukan akronim dianggap perlu, hendaknya diperhatikan syarat-syarat berikut.
(1)Jumlah suku kata akronim tidak melebihi jumlah suku kata yang lazim pada kata Indonesia (tidak lebih dari tiga suku kata).
(2)Akronim dibentuk dengan mengindahkan keserasian kombinasi vokal dan konsonan yang sesuai dengan pola kata bahasa Indonesia yang lazim agar mudah diucapkan dan diingat.

I. Angka dan Bilangan

Bilangan dapat dinyatakan dengan angka atau kata. Angka dipakai sebagai lambang bilangan atau nomor. Di dalam tulisan lazim digunakan angka Arab atau angka Romawi.
Angka Arab :0,1,2,3,4,5,6,7,8,9
Angka Romawi :I, II, III, IV, V, VI, VII, VIII, IX, X, L (50), C (100), D (500), M (1.000), V (5.000), M (1.000.000)
1.Bilangan dalam teks yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata ditulis dengan huruf, kecuali jika bilangan itu dipakai secara berurutan seperti dalam perincian atau paparan.
Misalnya:
Mereka menonton drama itu sampai tiga kali.
Koleksi perpustakaan itu mencapai dua juta buku.
Di antara 72 anggota yang hadir 52 orang setuju, 15 orang tidak setuju, dan 5 orang tidak memberikan suara.
Kendaraan yang dipesan untuk angkutan umum terdiri atas 50 bus, 100 minibus, dan 250 sedan.
2.Bilangan pada awal kalimat ditulis dengan huruf, jika lebih dari dua kata, susunan kalimat diubah agar bilangan yang tidak dapat ditulis dengan huruf itu tidak ada pada awal kalimat.
Misalnya:
Lima puluh siswa kelas 6 lulus ujian.
Panitia mengundang 250 orang peserta.
Bukan:
250 orang peserta diundang Panitia dalam seminar itu.
3.Angka yang menunjukkan bilangan utuh besar dapat dieja sebagian supaya lebih mudah dibaca.
Misalnya:
Perusahaan itu baru saja mendapat pinjaman 550 miliar rupiah.
Dia mendapatkan bantuan Rp250 juta rupiah untuk mengembangkan usahanya.
Proyek pemberdayaan ekonomi rakyat itu memerlukan biaya Rp10 triliun.
4.Angka digunakan untuk menyatakan (a) ukuran panjang, berat, luas, dan isi; (b) satuan waktu; (c) nilai uang; dan (d) jumlah.
Misalnya:
0,5 sentimetertahun 1928
5 kilogram17 Agustus 1945
4 meter persegi1 jam 20 menit
10 literpukul 15.00
Rp5.000,0010 persen
US$3,50*27 orang
£5,10*
¥100
2.000 rupiah
Catatan:
(1)Tanda titik pada contoh bertanda bintang (*) merupakan tanda desimal.
(2)Penulisan lambang mata uang, seperti Rp, US$, £, dan ¥ tidak diakhiri dengan tanda titik dan tidak ada spasi antara lambang itu dan angka yang mengikutinya, kecuali di dalam tabel.
5.Angka digunakan untuk melambangkan nomor jalan, rumah, apartemen, atau kamar.
Misalnya:
Jalan Tanah Abang I No. 15
Jalan Wijaya No. 14
Apartemen No. 5
Hotel Mahameru, Kamar 169
6.Angka digunakan untuk menomori bagian karangan atau ayat kitab suci.
Misalnya:
Bab X, Pasal 5, halaman 252
Surah Yasin: 9
Markus 2: 3
7.Penulisan bilangan dengan huruf dilakukan sebagai berikut.
a.Bilangan utuh
Misalnya:
dua belas(12)
tiga puluh(30)
lima ribu(5000)
b.Bilangan pecahan
Misalnya:
setengah(1/2)
seperenam belas(1/16)
tiga perempat(3/4)
dua persepuluh(0,2) atau (2/10)
tiga dua pertiga(3 2/3)
satu persen(1%)
satu permil(1‰)
Catatan:
(1)Pada penulisan bilangan pecahan dengan mesin tik, spasi digunakan di antara bilangan utuh dan bilangan pecahan.
(2)Tanda hubung dapat digunakan dalam penulisan lambang bilangan dengan huruf yang dapat menimbulkan salah pengertian.
Misalnya:
20 2/3(dua puluh dua-pertiga)
22/30(dua-puluh-dua pertiga puluh)
20 15/17(dua puluh lima-belas pertujuh belas)
150 2/3(seratus lima puluh dua-pertiga)
152/3(seratus-lima-puluh-dua pertiga)
8.Penulisan bilangan tingkat dapat dilakukan dengan cara berikut.
Misalnya:
a.pada awal abad XX (angka Romawi kapital)
dalam kehidupan pada abad ke-20 ini (huruf dan angka Arab
pada awal abad kedua puluh (huruf)
b.kantor di tingkat II gedung itu (angka Romawi)
di tingkat ke-2 gedung itu (huruf dan angka Arab)
di tingkat kedua gedung itu (huruf)
9.Penulisan bilangan yang mendapat akhiran an mengikuti cara berikut. (Lihat juga keterangan tentang tanda hubung, Bab III, Huruf E, Butir 5).
Misalnya:
lima lembar uang 1.000-an(lima lembar uang seribuan)
tahun 1950-an(tahun seribu sembilan ratus lima puluhan)
uang 5.000-an(uang lima-ribuan)
10.Bilangan tidak perlu ditulis dengan angka dan huruf sekaligus dalam teks (kecuali di dalam dokumen resmi, seperti akta dan kuitansi).
Misalnya:
Di lemari itu tersimpan 805 buku dan majalah.
Kantor kami mempunyai dua puluh orang pegawai.
Rumah itu dijual dengan harga Rp125.000.000,00.
11.Jika bilangan dilambangkan dengan angka dan huruf, penulisannya harus tepat.
Misalnya:
Saya lampirkan tanda terima uang sebesar Rp900.500,50 (sembilan ratus ribu lima ratus rupiah lima puluh sen).
Bukti pembelian barang seharga Rp5.000.000,00 (lima juta rupiah) ke atas harus dilampirkan pada laporan pertanggungjawaban.
Dia membeli uang dolar Amerika Serikat sebanyak $5,000.00 (lima ribu dolar).
Catatan:
(1)Angka Romawi tidak digunakan untuk menyatakan jumlah.
(2)Angka Romawi digunakan untuk menyatakan penomoran bab (dalam terbitan atau produk perundang-undangan) dan nomor jalan.
(3)Angka Romawi kecil digunakan untuk penomoran halaman sebelum Bab I dalam naskah dan buku.

J. Kata Ganti ku-kau--ku-mu, dan -nya

Kata ganti ku- dan kau- ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya; -ku-mu, dan -nya ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.
Misalnya:
Buku ini boleh kaubaca.
Bukuku, bukumu, dan bukunya tersimpan di perpustakaan.
Rumahnya sedang diperbaiki.
Catatan:
Kata kata ganti itu (-ku-mu, dan -nya) dirangkaikan dengan tanda hubung apabila digabung dengan bentuk yang berupa singkatan atau kata yang diawali dengan huruf kapital.
Misalnya:
KTP-mu
SIM-nya
STNK-ku

K. Kata si dan sang

Kata si dan sang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.
Misalnya:
Surat itu dikembalikan kepada si pengirim.
Toko itu memberikan hadiah kepada si pembeli.
Ibu itu membelikan sang suami sebuah laptop.
Siti mematuhi nasihat sang kakak.
Catatan:
Huruf awal si dan sang ditulis dengan huruf kapital jika kata-kata itu diperlakukan sebagai unsur nama diri.
Misalnya:
Harimau itu marah sekali kepada Sang Kancil.
Dalam cerita itu Si Buta dari Goa Hantu berkelahi dengan musuhnya.

DIKUTIP DARI PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN UMUM EJAAN BAHASA INDONESIA YANG DISEMPURNAKAN

Pedoman Penulisan Tanda Baca

Pedoman Penulisan Tanda Baca

 

Daftar isi

21 Tanda Penyingkat (Apostrof)(`)(')

 

Berikut Penjelasannya ;

 

1.   Tanda Titik (.)

 

1.   Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan
contoh:             Saya suka makan nasi.
Sebuah kalimat diakhiri dengan titik. Apabila dilanjutkan dengan kalimat baru, harus diberi jarak satu ketukan. Cara ini dilakukan dalam penulisan karya ilmiah.
2.   Tanda titik dipakai pada akhir singkatan nama orang.
contoh:       Irwan S. Gatot
      George W. Bush
            Tetapi apabila nama itu ditulis lengkap, tanda titik tidak dipergunakan.
      Contoh:       Anthony Tumiwa
3.   Tanda titik dipakai pada akhir singkatan gelar, jabatan, pangkat, dan sapaan.
      Contoh:           Dr. (Doktor)
         Ny. (Nyonya)
         S.E. (Sarjana Ekonomi)
                                    S.E. (sarjana ekonomi)
         Kol. (kolonel)
         Bpk. (bapak)

4.   Tanda titik dipakai pada singkatan kata atau ungkapan yang sudah sangat umum. Pada singkatan yang terdiri atas tiga huruf atau lebih hanya dipakai satu tanda titik.
Contoh:             dll. (dan lain-lain)
         dsb. (dan sebagainya)
         tgl. (tanggal)
         hlm. (halaman)
Dalam karya ilmiah seperti skripsi, makalah, laporan, tesis, dan disertasi, dianjurkan tidak memperguna- kan singkatan.

5.   Tanda titik dibelakang huruf dalam suatu bagian ikhtisar atau daftar.
contoh:     I. Penyiapan Ulangan Umum.
      A. Peraturan.
      B. Syarat.

Jika berupa angka, maka urutan angka itu dapat disusun sebagai berikut dan tanda titik tidak dipakai pada akhir sistem desimal.
Contoh:      1.1
            1.2
                  1.2.1

6.   Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukkan waktu.
      Contoh:       Pukul 7.10.12 (pukul 7 lewat 10 menit 12 detik)
   20.30 jam (20 menit, 30 detik)

7.   Tanda titik tidak dipakai untuk memisahkan angka ribuan, jutaan, dan seterusnya yang tidak menunjukkan jumlah.
      contoh:
·         Nama Ivan terdapat pada halaman 1210 dan dicetak tebal.
·         Nomor Giro 033983 telah saya kasih kepada Michael.

8.   Tanda titik tidak dipakaidalam singkatan yang terdiri dari huruf-huruf awal kata atau suku kata, atau gabungan keduanya, yang terdapat di dalam nama badan pemerintah, lembaga- lembaga nasional di dalam akronomi yang sudah diterima oleh masyarakat.
      contoh:
·         Sekjen : (Sekretaris Jenderal)
·         UUD : (Undang-Undang Dasar)
·         SMA : (Sekolah Menengah Atas)
·         DPR (Dewan Perwakilan Rakyat)
·         SMA (Sekolah Menengah Atas)
·         PT (Perseroan Terbatas)
·         WHO (World Health Organization)
·         SIM (SuratIzin Mengemudi)
·         Bappenas (Badan Perencanaan Pembangunan Nasional)
·         rapim (rapat pimpinan)

9.   Tanda titik tidak dipakai dalam singkatan lambang kimia, satuan ukuran, takaran, timbangan, dan mata uang.
contoh:
·         Cu (Kuprum)
·         52 cm
·         l (liter)
·         Rp 350,00

10. Tanda titik tidak dipakai pada akhir judul yang merupakan kepala karangan, atau kepala ilustrasi, tabel dan sebagainya.
      contoh:
·         Latar Belakang Pembentukan
·         Sistem Acara

11. Tanda titik tidak dipakai di belakang alamat pengirim dan tanggal surat, atau nama dan alamat penerima surat.
contoh:
·         Jalan Kebayoran 32
·         Jakarta, 3 Mei 1997
·         Yth.Sdr.Ivan
            Jalan Istana 30
            Surabaya

 

2.   Tanda Koma (,)

1.   Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu pemerincian atau pembilangan.
      contoh: Saya menjual baju, celana, dan topi.
contoh :      penggunaan yang salah: Saya membeli udang, kepiting dan ikan.

2.   Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara yang berikutnya, yang didahului oleh kata seperti, tetapi, dan melainkan.
contoh:             Saya bergabung dengan Wikipedia, tetapi tidak aktif.

3a. Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat apabila anak kalimat tersebut mendahului induk kalimatnya.
      contoh:
·         Kalau hari hujan, saya tidak akan datang.
·         Karena sibuk, ia lupa akan janjinya.
3b. Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat apabila anak kalimat tersebut mengiringi induk kalimat.
      contoh:       Saya tidak akan datang kalau hari hujan.

4.   Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antara kalimat yang terdapat pada awal kalimat. Termasuk di dalamnya oleh karena itu, jadi, lagi pula, meskipun begitu, akan tetapi.
      contoh:
·         Oleh karena itu, kamu harus datang.
·         Jadi, saya tidak jadi datang.
5.   Tanda koma dipakai di belakang kata-kata seperti o, ya, wah, aduh, kasihan, yang terdapat pada awal kalimat.
contoh:
·         O, begitu.
·         Wah, bukan main.
6. Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat.
      contoh:             Kata adik, "Saya sedih sekali".
7.   Tanda koma dipakai di antara (i) nama dan tanggal, (ii) bagian-bagian kalimat, (iii) tempat dan tanggal, dan (iv) nama tempat dan wilayah atau negeri yang ditulis berurutan.
      contoh:
·         Medan, 18 Juni 1984
·         Medan, Indonesia.

8.   Tanda koma dipakai untuk menceraikan bagian nama yang dibalik susunannya dalam daftar pustaka.
contoh:             Lanin, Ivan, 1999. Cara Penggunaan Wikipedia. Jilid 5 dan 6. Jakarta: PT Wikipedia Indonesia.

9.   Tanda koma dipakai di antara bagian-bagian dalam catatan kaki.
      contoh:             I.Gatot, Bahasa Indonesia untuk Wikipedia. (Bandung: UP Indonesia, 1990), hlm. 22.

10. Tanda koma dipakai di antara nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya untuk membedakannya   dari singkatan nama diri, keluarga, atau marga.
      contoh:             Rinto Jiang,S.E.

11. Tanda koma dipakai di muka angka persepuluhan atau di antara rupiah dan sen yang dinyatakan dengan angka.
contoh:
·         33,5 m
·         Rp 10,50

12. Tanda koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan yang sifatnya tidak membatasi.
      Contoh:       pengurus Wikipedia favorit saya, Borgx, pandai sekali.

13. Tanda koma dipakai untuk menghindari salah baca di belakang keterangan yang terdapat pada awal kalimat.
contoh:       dalam pembinaan dan pengembangan bahasa, kita memerlukan sikap yang bersungguh-sungguh.
Bandingkan dengan: Kita memerlukan sikap yang bersungguh-sungguh dalam pembinaan dan pengembangan bahasa.

14. Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain yang mengiringinya dalam  kalimat jika petikan langsung itu berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru.
      contoh: "Di mana Rex tinggal?" tanya Stepheen.

 

3.   Tanda Titik Koma (;)

1.   Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan bagian-bagian kalimat yang sejenis dan setara.
      contoh:       malam makin larut; kami belum selesai juga.
2.   Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan kalimat yang setara di dalam suatu kalimat majemuk sebagai pengganti kata penghubung.
      contoh:             Ayah mengurus tanamannya di kebun; ibu sibuk bekerja di dapur, adik menghafalkan nama-nama pahlawan nasional; saya sendiri asyik mendengarkan siaran pilihan pendengar.

 

4.   Tanda Titik Dua (:)

1.   Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap bila diikuti rangkaian atau pemerian.
contoh:
·         yang kita perlukan, sekarang ialah barang-barang yang berikut: kursi, meja, dan lemari.
·         Fakultas itu mempunyai dua jurusan: Ekonomi Umum dan Ekonomi Perusahaan.
2.   Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian.
      contoh:
Ketua                      : Borgx
Wakil Ketua            : Hayabuse
Sekretaris               : Ivan Lanin
Wakil Sekretaris      :  Irwan Gatot
Bendahara               : Rinto Jiang
Wakil bendahara      : Rex

3.   Tanda titik dua dipakai dalam teks drama kata yang menunjukkan pelaku dalam percakapan.
      contoh:
Borgx : "Jangan lupa perbaiki halaman bantuan Wikipedia!"
Rex    : "Siap, Boss!"

4.   Tanda titik dua dipakai (i) di antara jilid atau nomor dan halaman, (ii) di antara bab dan ayat dalam kitab-kitab suci, atau (iii) di antara judul dan anak judul suatu karangan.
contoh:
(i) Tempo, I (1971), 34:7
(ii) Surah Yasin:9
(iii) Karangan Ali Hakim, Pendidikan Seumur Hidup: Sebuah Studi sudah terbit.

5.   Tanda titik dua tidak dipakai kalau rangkaian atau pemerian itu merupakan pelengkap yang mengakhiri pernyataan.
contoh:             Kita memerlukan kursi, meja, dan lemari.

 

5.   Tanda Hubung (-)

1.   Tanda hubung menyambung suku-suku kata dasar yang terpisah oleh pergantian baris.
contoh:
....dia beli baru juga.
-     Suku kata yang terdiri atas satu huruf tidak dipenggal supaya jangan terdapat satu huruf saja   pada ujung       baris.
contoh:
.... masalah itu akan diproses.

2.   Tanda hubung menyambung awalan dengan bagian kata dan belakangnya, atau akhiran dengan bagian kata di depannya ada pergantian baris.
contoh:
.... cara baru mengukur panas akhiran -i tidak dipenggal supaya jangan terdapat satu huruf saja pada pangkal baris.
contoh:
.........menghargai pendapat.

3.   Tanda hubung menyambung unsur-unsur kata ulang.
            contoh:       anak-anak
tanda ulang singkatan (seperti pangkat 2) hanya digunakan pada tulisan cepat dan notula, dan tidak dipakai pada teks karangan.

4.   Tanda hubung menyambung huruf kata yang dieja satu-satu dan bagian-bagian tanggal.
      contoh:             p-e-n-g-u-r-u-s

5.   Tanda hubung dapat dipakai untuk memperjelas hubungan bagian-bagian ungkapan.
      bandingkan:
·         ber-evolusi dengan be-revolusi
·         dua puluh lima-ribuan (20x5000) dengan dua-puluh-lima-ribuan (1x25000).
·         Istri-perwira yang ramah dengan istri perwira-yang ramah
·         PN dengan di-PN-kan.

6.   Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan (a) se- dengan kata berikutnya yang dimulai dengan huruf kapital; (b) ke- dengan angka, (c) angka dengan -an, dan (d) singkatan huruf kapital dengan imbulan atau kata.
contoh:
·         se-Indonesia
·         hadiah ke-2
·         tahun 50-an
·         ber-SMA
·         KTP-nya nomor 11111
·         bom-V2
·         sinar-X.

7.   Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan unsur bahasa Indonesia dengan unsur bahasa asing.
Contoh:
·         di-charter
·         pen-tackle-an
      Sebagai lambang matematika untuk pengurangan (tanda kurang).

 

6.   Tanda Pisah (—)

1.   Tanda pisah membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberikan penjelasan khusus di luar bangun kalimat.
      contoh: - SMA Negeri 8 Surabaya—saya harapkan—akan menjadi SMA terbesar di Surabaya
-Dalam pengetikan karangan ilmiah, tanda pisah dinyatakan dengan 2 tanda hubung tanpa jarak.
contoh:  Medan—Ibu kota Sumut—terletak di Sumatera

2.   Tanda pisah menegaskan adanya posisi atau keterangan yang lain sehingga kalimat menjadi lebih               tegas.
contoh:
Rangkaian penemuan ini—evolusi, teori kenisbian, dan kini juga pembelahan atom—telah mengubah konsepsi kita tentang alam semesta.
3.   Tanda pisah dipakai di antara dua bilangan atau tanggal yang berarti sampai dengan atau di antara dua nama kota yang berarti 'ke', atau 'sampai'.
      contoh:
·         1919—1921
·         MedanJakarta
·         10—13 Desember 1999

 

7.   Tanda Garis Bawah (_)

Garis Bawah (bahasa Inggris: underscore atau bahasa Inggris: underline) adalah karakter yang awalnya ada dalam mesin ketik dan bertujuan memberi garis yang berada di bawah teks tulisan. Biasanya dalam Microsoft Word huruf U dengan garis di bawahnya. Teks yang bergaris bawah menandakan bahwa teks tersebut mempunyai arti penting dari teks normal yang lain.
Nilai ASCII dari karakter ini adalah 95. Dalam papan ketik standar, tombol ini berada di sebelah angka 0.


Fungsi

Garis bawah memiliki fungsi hampir sama seperti cetak tebal dan miring, ketika teknologi komputer belum sepesat sekarang. Seperti kita ketahui, mesin ketik generasi tua belum ada fasilitas cetak tebal dan miring.
Serangkaian underscore (seperti [ __________ ]) biasanya digunakan untuk memberi tempat kosong yang akan diisi dalam sebuah formulir.

 

 

8.   Tanda Elipsis (...)

Tanda ini dinyatakan dengan menggunakan tiga titik, untuk mengekspresikan jeda dan keheningan agak panjang dalam sebuah kalimat, agar pembaca dapat memahami situasi yang hening atau menunggu. Tanda ini juga digunakan untuk menggambarkan bahwa kalimat tersebut dilisankan dengan berbisik atau suara yang pelan sekali. Pada penulisan petikan langsung jika tanda elipsis diulang-ulang beberpa kali berarti bahwa kalimat tersebut dilisankan dengan terbata-bata dan sangat pelan.

 

9.   Tanda Tanya (?)
Ditulis hanya pada akhir kalimat untuk menggambarkan kalimat pertanyaan, sehingga pembaca akan mengerti intonasi kalimat tersebut jika dilisankan/ diucapkan. Dengan demikian kalimat tanya dimengerti dan merangsang pembaca atau pendengar untuk menjawab pertanyaan tersebut.
1.   Tanda tanya dipakai pada akhir tanya.
Contoh:
·   Kapan ia berangkat?
·   Saudara tahu, bukan?
      Penggunaan kalimat tanya tidak lazim dalam tulisan ilmiah.

2.   Tanda tanya dipakai di dalam tanda kurung untuk menyatakan bagian kalimat yang disangsikan atau yang kurang dapat dibuktikan kebenarannya.
      Contoh:
·   Ia dilahirkan pada tahun 1683 (?).
·   Uangnya sebanyak 10 juta rupiah (?) hilang.

 

10. Tanda Seru (!)

Tanda seru dipakai sesudah ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan atau perintah yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, ataupun rasa emosi yang kuat. Contoh:
·         Alangkah mengerikannya peristiwa itu!
·         Bersihkan meja itu sekarang juga!
·         Sampai hati ia membuang anaknya!
·         Merdeka!

 

11. Tanda Kurung ((...))

1.   Tanda kurung mengapit keterangan atau penjelasan.
Contoh:    Bagian Keuangan menyusun anggaran tahunan kantor yang kemudian dibahas dalam RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham) secara berkala.
2.   Tanda kurung mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan bagian integral pokok pembicaraan.
Contoh:
·         Satelit Palapa (pernyataan sumpah yang dikemukakan Gajah Mada) membentuk sistem satelit domestik di Indonesia.
·         Pertumbuhan penjualan tahun ini (lihat Tabel 9) menunjukkan adanya perkembangan baru dalam pasaran dalam negeri.
3.   Tanda kurung mengapit huruf atau kata yang kehadirannya di dalam teks dapat dihilangkan.
      Contoh:
·         Kata cocaine diserap ke dalam bahasa Indonesia menjadi kokain(a)
·         Pembalap itu berasal dari (kota) Medan.
4.   Tanda kurung mengapit angka atau huruf yang memerinci satu urutan keterangan.
            Contoh: Bauran Pemasaran menyangkut masalah (a) produk, (b) harga, (c) tempat, dan (c) promosi.
      Hindari penggunaan dua pasang atau lebih tanda kurung yang berturut-turut. Ganti tanda kurung dengan koma, atau tulis ulang kalimatnya.
      Contoh:
·       Tidak tepat: Nikifor Grigoriev (c. 1885–1919) (dikenal juga sebagai Matviy Hryhoriyiv) merupakan seorang pemimpin Ukraina.
·         Tepat: Nikifor Grigoriev (c. 1885–1919), dikenal juga sebagai Matviy Hryhoriyiv, merupakan seorang pemimpin Ukraina.
·         Tepat: Nikifor Grigoriev (c. 1885–1919) merupakan seorang pemimpin Ukraina. Dia juga dikenal sebagai Matviy Hryhoriyiv.

 

12. Tanda Kurung Siku ([...])

Digunakan untuk tambahan komentar yang bukan berasal dari penulis asli.
Contoh: Katanya, "[Adam] tidak datang ke sekolah hari ini".
1.   Tanda kurung siku mengapit huruf, kata, atau kelompok kata sebagai koreksi atau tambahan pada kalimat atau bagian kalimat yang ditulis orang lain. Tanda itu menyatakan bahwa kesalahan atau kekurangan itu memang terdapat di dalam naskah asli.
      Contoh: Sang Sapurba men[d]engar bunyi gemerisik.
2.   Tanda kurung siku mengapit keterangan dalam kalimat penjelas yang sudah bertanda kurung.
Contoh: Persamaan kedua proses ini (perbedaannya dibicarakan di dalam Bab II [lihat halaman 35–38]) perlu dibentangkan di sini.

 

13.Tanda Kurung Lancip (<...>)

Biasa digunakan di bahasa komputer HTML

 

14.Tanda Kurung Kurawal ({...})

biasa digunakan untuk menyatakan notasi matematika

 

15. Tanda Kurung Ganda («...»)

Biasa digunakan di bahasa pemrograman komputer

 

16.Tanda Petik ("...")

1.   Tanda petik mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan dan naskah atau bahan tertulis lain.
Contoh:
·         "Saya belum siap," kata Mira, "tunggu sebentar!"
·         Pasal 36 UUD 1945 berbunyi, "Bahasa negara ialah Bahasa Indonesia."
2.   Tanda petik mengapit judul syair, karangan, atau bab buku yang dipakai dalam kalimat.
      Contoh:
·         Bacalah "Bola Lampu" dalam buku Dari Suatu Masa, dari Suatu Tempat.
·         Karangan Andi Hakim Nasoetion yang berjudul "Rapor dan Nilai Prestasi di SMA" diterbitkan dalam Tempo.
·         Sajak "Berdiri Aku" terdapat pada halaman 5 buku itu.
3.   Tanda petik mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau kata yang mempunyai arti khusus.
      Contoh:
·         Pekerjaan itu dilaksanakan dengan cara "coba dan ralat" saja.
·         Ia bercelana panjang yang di kalangan remaja dikenal dengan nama "cutbrai".
4.   Tanda petik penutup mengikuti tanda baca yang mengakhiri petikan langsung.
      Contoh: Kata Tono, "Saya juga minta satu."
5.   Tanda baca penutup kalimat atau bagian kalimat ditempatkan di belakang tanda petik yang mengapit kata atau ungkapan yang dipakai dengan arti khusus pada ujung kalimat atau bagian kalimat.
Contoh:
·         Karena warna kulitnya, Budi mendapat julukan "Si Hitam".
·         Bang Komar sering disebut "pahlawan"; ia sendiri tidak tahu sebabnya.

 

17.Tanda Petik Tunggal ('...')

Tanda petik tunggal biasa digunakan untuk mengapit petikan yang terdapat dalam petikan lain. Misalnya, seperti di bawah ini.
“Aku mendengar seseorang memanggil, ‘Nori, Nori’, dari hutan itu,” ujar Ramon.
Tanda petik tunggal juga digunakan untuk mengapit terjemahan, ungkapan asing, atau penjelasan kata. Kalau dalam linguistik, tanda petik itu disebutkan mengapit makna.

 

18. Tanda Ulang (...2)

Ditulis dengan menambahkan angka 2 (atau 2) di akhir kata yang seharusnya diulang, menandakan kata tersebut diulang dua kali. Tanda penyingkatan ini tidak resmi. Kata yang berulang harus ditulis penuh. Contoh:
·         Buku-buku (bukan "buku2")
·         Saudara-saudara (bukan "saudara2")
penggunaan tanda ulang (...2) biasanya dipakai oleh seorang notulen untuk menyingkat kata ulang.

 

19.Tanda Garis Miring (/)

Biasa digunakan untuk menyatakan "atau", biasanya untuk dua kata yang bersinonim.
Contoh:
·         Membuat / melakukan. (dibaca: membuat atau melakukan)
Untuk dua hal yang hampir serupa bunyinya, dalam hal ini tanda "/" tidak dibaca.
Contoh:
·         RT/RW
·         AC/DC
Sebagai lambang matematika untuk pembagian (tanda bagi).

 

20.Tanda Garis Miring Terbalik (\)

1.   Tanda garis miring dipakai di dalam nomor suratdan nomor pada alamat dan penandaan masa satu tahun yang terbagi dalam dua tahun takwim.
      Contoh:
·         No. 7/PK/1973
·         Jalan Kramat III/10
·         tahun anggaran 1985/1986

2.   Tanda garis miring dipakai sebagai pengganti kata tiap, per atau sebagai tanda bagi dalam pecahan dan rumus matematika.
      Contoh:
·         harganya Rp125,00/lembar (harganya Rp125,00 tiap lembar)
·         kecepatannya 20 m/s (kecepatannya 20 meter per detik)
·         7/8 atau 78
·         xn/n!

Tanda garis miring sebaiknya tidak dipakai untuk menuliskan tanda aritmetika dasar dalam prosa. Gunakan tanda bagi  ÷ .
Contoh: 10 ÷ 2 = 5.

Di dalam rumus matematika yang lebih rumit, tanda garis miring atau garis pembagi dapat dipakai.

Contoh: .  
 \textstyle\frac{x^n}{n!}.

      3.   Tanda garis miring sebaiknya tidak dipakai sebagai pengganti kata atau.

 

21.Tanda Penyingkat (Apostrof)(`)(')

Tanda penyingkat menunjukkan penghilangan bagian kata atau bagian angka tahun.
Contoh:
·         Ali 'kankusurati. ('kan= akan)
·         Malam 'lah tiba. ('lah = telah)
·         1 Januari '88 ('88 = 1988)
Sebaiknya bentuk ini tidak dipakai dalam teks prosa biasa.

 

Penulisan gelar yang sering salah

DR, Dr, atau dr? Untuk doktor (S3) dan dokter (ahli penyakit)
  1. Dr.(H.C.) digunakan untuk gelar kehormatan Doktor Honoris Causa yaitu doktor kehormatan yang diberikan oleh suatu perguruan tinggi kepada seseorang sesuai dengan ketokohan dalam suatu bidang tertentu
  2. Dr. adalah singkatan doktor, suatu gelar pendidikan Strata Tiga (S3). Dr. merupakan gelar akademik tertinggi. Contoh: DR. IR. HARYADI, bukan Dr. Ir. HARYADI; tetapi Dr. Ir. Haryadi, bukan DR. IR. Haryadi.
3.       dr. adalah singkatan bagi dokter (ahli penyakit) yang merupakan sebutan profesional untuk seseorang yang telah menyelesaikan pendidikan profesi dokter. Contoh penggunaan: Dr. USMAN bukan DR. USMAN; tetapi dr. Usman bukan Dr. Usman.
Sering ditanyakan, bagaimana menuliskan gelar ini di awal kalimat. Hal ini adalah masalah tata kalimat. Hindari penulisan singkatan (termasuk gelar) di awal kalimat.


Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Wikipedia:Pedoman_penulisan_tanda_baca dan dari sumber lain