Cari Blog Ini

Kamis, 22 Agustus 2013

KALIMAT MAJEMUK

A.  Pengertian.
      Kalimat majemuk adalah kalimat yang terdiri dari dua klausa atau lebih. Klaimat majemuk dapat digolongkan sebagai berikut:
1.    Kalimat majemuk Setara  yaitu kalimat majemuk yang kedudukan antar klausanya sejajar atau setara. Klausa-klausa pada kalimat majemuk  setara dihubungkan dengan kata penghubung atau konjungsi.  Berdasarkan kata penghubung yang digunakan, kalimat majemuk setara dibagi menjadi 3 macam:
(a)     kalimat majemuk penjumlahan, ditandai oleh kata penghubung dan, lalu, lagi.
             Contoh: Saya membaca buku dan adik bermain di halaman. 
      (b) Kalimat majemuk pemilihan, ditandai oleh kata penghubung  atau. baik, maupun 
             Contoh:    Ia membeli penggaris atau membeli busur.  
                         Engkau tinggal di sini, atau ikut dengan pembawa barang itu
(c)     Kalimat majemuk pertentangan, yang ditandai oleh kata penghubung diantaranya tetapi, melainkan
             Contoh: Rudi tidak pergi memancing melainkan belajar bersama     dirumah  Hary.
  (d) Kalimat majemuk setara menggabungkan. Biasanya memakai kata tugas, dan, serta, lagi pila
  (e) Kalimat majemuk setara sebab akibat. Biasanya memakai kata tugas : oleh karena itu, sebab itu, dll
          Contoh : Kendaraannya mogok di tengah jalan, oleh karena itu ia terlambat tiba di sekolah

2.    Kalimat majemuk rapatan  yaitu kalimat majemuk setara yang bagian-bagiannya dirapatkan.Hal itu terjadi  karena kata-kata atau frase dalam bagian kalimat menduduki fungsi yang sama. Kalimat majemuk rapatan meliputi:
a.    kalimat majemuk rapatan subyek.
      Contoh:  Pak Andik, guru olah raga 
                      S                  P
b.   kalimat majemuk rapatan predikat.
         Contoh:  Rama pandai bermain basket  
                       S         P                    Pel
c.    kalimat majemuk rapatan obyek.
         Contoh:  Ayah Memupuk pohon jeruk Bali
                      S          P                   O      Pel                                           
d.   kalimat majemuk rapatan keterangan.
     Contoh:  Dalam liburan nanti saya akan pergi ke Jakarta  
                      K                        S           P              K

3.    Kalimat majemuk Bertingkat adalah kalimat majemuk yang kedudukan antar klausanya tidak sejajar. Klausa-klausa pada kalimat majemuk bertingkat  dihubungkan dengan kelompok-kelompok konjungsi  yang dimasukkan kedalam jenis-jenis kalimat majemuk bertingkat sebagai berikut:
      a.    kalimat majemuk hubungan pengandaian. Yang ditandai oleh kata penghubung jika, seandainya,  andaikan
            Contoh:  jika tidak hujan, ia akan datang ke pesta itu 
      b.    Kalimat majemuk bertingkat yang menyatakan ‘Perlawanan’ atau ‘Konsesif.
Kalimat majemuk bertingkat yang menyatakan hubungan ‘perlawanan’ adalah kalimat majemuk bertingkat yang klausa sematanya memuat pernyataan yang tidak akan mengubah apa yang dinyatakan dalam klausa utama. Kata penghubung yang digunakan adalah walaupun, meskipun, sungguhpun, kendatipun, biarpun, dan sekalipun. Akibat dari penggabungan ini, klausa sematan merupakan perlawanan klausa utama.
            
      Contoh:      
- Demonstran bersikeras memasuki gedung walaupun polisi sudah memperingatkan agar jangan memasuki gedung. Kalimat tersebut dibentuk dari dua klausa,  yaitu Demonstran berusaha memasuki gedung, dan klausa polisi sudah memperingati agar jangan memasuki gedung. Kedua klausa tersebut dihubungkan dengan kata penghubung walaupun. Klausa yang diikuti kata penghubung walaupun merupakan perlawanan klausa pertama.

         - Para urban tetap mengadu nasib kendatipun mereka mengetahui mengadu nasib di kota besar tanpa bekal keterampilan akan sangat sulit. Kalimat tersebut dibentuk dari dua klausa, yaitu para urban tetap mengadu nasib, dan klausa mereka mengetahui mengadu nasib di kota besar tanpa bekal keterampilan akan sangat sulit. Kedua klausa tersebut dihubungkan dengan kata penghubung kendatipun. Akibatnya, klausa yang diikuti kata penghubung kendatipun merupakan perlawanan klausa pertama.

      c.    Kalimat Majemuk Bertingkat yang Menyatakan ‘Sebab’ atau ‘Kausal’
    Kalimat majemuk bertingkat yang menyatakan hubungan ‘sebab’ atau ‘kausal’ dibentuk dari dua klausa menggunakan kata ‘penyebab’ sebab, karena, dan oleh karena. Klausa yang diikuti kata penghubung ‘ sebab’ merupakan sebab terjadinya hal atau peristiwa pada klausa utama.
            
             Contoh:
1)    Perda Ketertiban Umum dan Raperda Kependudukan akan di usulkan oleh anggota dewan sebab esensi antara keduanya berbeda.
Kalimat tersebut dibentuk dari dua klausa dengan kata penghubung kausal ‘sebab’. Klausa yang diikuti kata penghubung ‘sebab’ merupakan sebab  terjadinya hal atau  peristiwa dalam klausa pertama.        
             2)    Penduduk berbondong – bondong pergi ke kota karena mereka beranggapan Kehidupan di kota akan lebih baik.
        Kalimat tersebut dibentuk dari dua klausa dengan kata penghubung ‘sebab’ yaitu karena sehinga klausa yang diikuti kata penghubung karena merupakan sebab terjadinya hal atau peristiwa dari klausa pertama.

         Catatan:
  Apabila kalimat yang diikuti kata penghubung diletakkan di depan, sebelum kalimat utama diberi tanda koma (,) seperti pada kalimat berikut.
         Contoh:
Agar kebutuhan dua negara dapat terkecukupi, kerja sama antardua negara dilakukan.
4.    Kalimat majemuk Campuran: Bapak pergi ke kantor dan saya membaca buku menggunakan Kalimat Majemuk Bertingkat Menyatakan ‘Tujuan’; ‘Perlawanan’ dan Sebab’. Berdasarkan bentuknya, kalimat dibedakan menjadi kalimat   tunggal  dan kalimat majemuk Terdapat bermacam-macam kalimat majemuk bertingkat. Diantaranya adalah kalimat majemuk bertingkat menyatakan  ‘tujuan’, ‘perlawanan’, dan ‘sebab’.
a. Kalimat Majemuk Bertingkat yang Menyatakan‘Tujuan’ atau ‘Final’.     Kalimat majemuk bertingkat yang menyatakan ‘tujuan’ atau ‘final’ adalah kalimat  majemuk bertingkat yang klausa sematanya menyatakan suatu tujuan  atau harapan dari apa yang disebut dalam klausa. Klausa semata adalah klausa yang diikuti kata penghubung.
      Contoh:
v . Andi selalu duduk di bangku paling depan agar dia dapat mendengar  dengan jelas dan memahami penjelasan gurunya. Kalimat majemuk tersebut dibentuk dengan kata penghubung ‘tujuan’ agar. Klausa  yang dilekati (diikuti) kata penghubung agar merupakan tujuan klausa pertama.
v    Warga yang  berniat bekerja di Jakarta harus berbekal keterampilan  supaya Kota Jakarta tidak semakin penuh dengan penganguran. Kalimat majemuk tersebut dibentuk dengan kata penghubung ‘tujuan’ supaya. Klausa yang dilekati kata penghubung supaya merupakan tujuan klausa pertama. Selain agar dan supaya, kata penghubung ‘tujuan’ yang lain adalah biar.


Tidak ada komentar: