Cari Blog Ini

Minggu, 06 Oktober 2013

ISTILAH-ISTILAH BAHASA INDONESIA

 

Pengertian Definisi


Definisi adalah suatu pernyataan yang memberikan arti pada sebuah kata atau frase (Solomon, hal.234)
Definisi adalah sebuah penjelasan tentang arti sebuah kata (Rescher, hal.30). Penjelasan harus membuat jelas definisi yang dimaksudkan dan definisi berhubungan dengan kata bukan benda.
Definisi adalah perumusan yang singkat, padat, jelas dan tepat yang menerangkan ‘apa sebenarrnya suatu hal itu’ sehingga dapat dengan jelas dimengerti dan dibedakan dari semua hal lain.(Poespoprodjo, hal. 67)
Dari penjelasan diatas jelaslah bahwa Definisi mempunyai tugas untuk menetukan batas suatu pengertian dengan tepat, jelas dan singkat. Maksudnya menentukan batas-batas pengetian tertentu sehingga jelas apa yang dimaksud, tidak kabur dan tidak dicampuradukkan dengan pengertian-pengertian lain, maka definisi yang baik harus memenuhi syarat :
a.     Merumuskan dengan jelas, lengkap dan singkat semua unsur pokok (isi) pengertian tertentu.
b.     Yaitu unsur-unsur yang perlu dan cukup untuk mengetahui apa sebenarnya barang itu (tidak lebih dan tidak kurang).
c.     Sehingga dengan jelas dapat dibedakan dari semua barang yang lain.
    Setiap definisi harus mempunyai 2 bagian, yaitu :
1.       Sesuatu yang akan didefinisikan, yang dikenal dengan istilahdefiniendum
2.       Penjelasan yang menjelaskan sesuatu tersebut, yang dikenal dengan istilah definiens
    Contoh : ayah = orang tua laki-laki

Dalam setiap definiens terbagi lagi menjadi dua, yaitu :
a. genera (genus), dalam bahasa Indonesia dikenal dengan istilah jenis
b. differentia (difference), dalam bahasa Indonesia dikenal dengan istilah sifat pembeda

Jadi dalam mendefinisikan suatu kata adalah menganalisis jenis dan sifat pembeda yang dikandungnya. Genera kita sebut untuk mendekatkan pikiran kita, karena dengan genera suatu barang atau benda akan mudah dikenal, termasuk kelompok apa, dan dengan menyebutkan differentia kita akan sampai pada pengertian kata yang kita definisikan. Dengan menggunakan contoh diatas, maka dapat kita lihat bahwa Ayah merupakan definiendum sedangkan orang tua laki-laki adalah definiens, yang bisa kita bedakan menjadi orang tua sebagai genera dan laki-laki sebagai differentia.

 

Tujuan Membuat Definisi

Nicholas Rescher membagi menjadi dua, yaitu :
1.     Tujuan Umum, antara lain :
a. Memfasilitasi komunikasi dengan membantu proses komunikasi yang berlangsung menjadi sederhana dan lebih tepat, atau dengan kata lain mempersingkat ekspresi suat pernyataan yang panjang dan kompleks sifatnya. Contoh : WHO, singkatan dari World Health Organization
b.       Definisi dibuat untuk memperkenalkan kata baru dalam bahasa
c.       Definisi juga dapat memberikan suatu arti baru terhadap kata yang sudah lama, contoh : kata Bibi, dahulu dudefinisikan sebagai adik kandung ayah atau ibu perempuan, namun saat ini bisa mempunyai arti pembantu rumah tangga.
d.       Definisi adalah suatu cara yang terbaik dan paling efektif untuk menjamin ketepatan dan kebenaran dari penggunaan kata tersebut.

2.     Tujuan Khusus, terdiri dari :
a.       Definisi yang tepat (Precising definition), yaitu definisi yang biasa digunakan dalam bahasa mempunyai arti dan tujuan khusus atau tertentu, contoh : Dewasa adalah orang yang berusia 21 tahun keatas, dan definisi ini berimplikasi atau mempunyai tujuan khusus pada penetapan hukuman dalam peradilan.
b.       Definisi yang bersifat teoritis (Theoritical definition), Definisi ini tidak saja merupakan penjelasan sederhana dari suatu kata tetaopi juga merupakan suatu penjelasan yang bersifat teoritis yang didapat dari ilmu pengetahuan/ penelitian dan juga kehidupan sehari-hari.

Irving M Copi, menjelaskan ada 5 tujuan membuat definisi, yaitu :
1.     Menambah perbendaharaan kata
Karena bahasa merupakan suatu instrumen yang rumit dan terus berkembang maka dimungkinkan satu kata akan berkembang mempunyai arti baru atau suatu kejadian akan menimbulkan suatu istilah baru yang memperkaya perbendaharaan bahasa.
2.     Menghilangkan kerancuan atau ambiguitas
Hal ini penting karena dengan menggunakan suatu kata yang rancu nantinya akan mengakibatkan argumen yang dikeluarkan juga menjadi rancu.
3.     Memperjelas arti suatu kata
Dengan membuat definis maka kita tidak akan ragu-ragu lagi dalam menggunakan kata yang bersangkutan sehingga argumen yang dikeluarkan akan tepat dan benar.
4. Menjelaskan secara teoritis
    Definisi dibuat untuk menjelaskan teori yang didapat dari hasil penelitian yang telah dilakukan.
    Contoh : H2O adalah unsur kimia untuk air
5.     Mempengaruhi tingkah laku
    Sering definis dibuat untuk mempengaruhi pikiran, perbuatan atau mengendalikan emosi seseorang.
Contoh : Kejujuran, adalah kelurusan hati, perbuatan baik. Dengan membaca kata kejujuran orang dapat dipengaruhi untuk menjadi orang jujur

 

Jenis-jenis Definisi

Menurut Alex Lanur, Poespoprodjo dan Nicholas Rescher secara garis besar jenis definisi dibagi menjadi 2, yaitu :
1.     Definisi Nominal (Nominal Definition or Stipulative Definition)
    Suatu jenis definisi yang baru sama sekali atau memberikan suatu arti baru pada kata yang sudah lama ada. Dan definisi ini merupakan suatu cara untuk menjelaskan sesuatu dengan menguraikan arti katanya. Contoh : Madrasah adalah sekolah agama bagi orang muslim.
Dalam Definisi Nominal dapat dinyatakan dalam 3 cara, yaitu :
a.       Definisi dapat diuraikan dari asal-usulnya (etimologi), contoh : Filsafat, yaitu dari Philos yang berarti pencinta dan sophia yang berarti kebijaksanaan jadi arti Filsafat adalah Pencinta Kebijaksanaan
b.       Namun tidak semua bisa dilakukan dengan cara etimologi, maka supaya jelas definisi nominal ini harus dilengkapi keterangan tentang bagaimana definisi ini telah digunakan dalam masyarakat.
c. Dapat dinyatakan dengan menggunakan sinonim

2.     Definisi Riil (Real Definition or Lexical Definition)
Mendefinisikan kata yang sudah umum digunakan, biasanya yang terdapat dalam kamus bahasa. Definisi Riil dapat dibedakan dalam 4 jenis definisi, yaitu :
a. Definisi Hakiki, definisi yang sungguh-sungguh menyatakan hakekat sesuatu, atau suatu pengertian yang abstrakyang hanya mengadung unsur pokok yang sungguh-sungguh perlu untuk memahami suatu golongan yang tertentu dan untuk membedakannya dari semua golongan yang lain, sehingga sifat golongan itu tidak termasuk dalam hakekat sesuatu itu. Contoh : Burung Merpati dan Burung Layang dapat dibedakan
b. Definisi Deskriptif, definisi ini menggunakan ciri khas asesuatu yang akan didefinisikan. Ciri khas adalah ciri yang selalu dan tetap terdapat pada setiap benda yang tertentu, contoh : cinta kasih itu sabar, cinta kasih itu murah hati, tidak memegahkan diri, tidak angkuh, tidak lekas marah, tidak mementingkan diri sendiri, suka akan kebenaran.
c. Definisi Final atau definisi yang menunjukkan maksud dan tujuan sesuatu, contoh : arloji adalah suatu alat untuk menunjukkan waktu yang disusun sedemikian rupa sehingga dapat dimasukkan dalam saku atau diikat di lengan.
d. Definisi Kausalitas, yaitu definisi yang menunjukkan sebab akibat, contoh : gerhana bulan terjadi karena bumi berada diantara bulan dan matahari.
Namun Nicholas Rescher menambahkan dengan definisi yang ia sebut sebagai “Loaded” Definition. Definisi ini tidak menjelaskan arti dari suatu kata dengan sederhana atau mudah, tetapi dalam memberikan definisi ditambahkan suatu pernyataan yang mengevaluasi pernyataan sebelumnya, contoh : Anarki adalah suatu ideologi negara yang menganut sistem kerajaan dan dalam sistem ini fungsi pemerintahan tidak dibutuhkan dan tidak diinginkan.

Irving M Copi, mengatakan bahwa ada 5 jenis definisi, yang kesemuanya mengacu dari 5 tujuan dibuatnya definisi, yaitu :
1.   Definisi Stipulatif, penjelasannya sama dengan definisi nominal diatas.
2.   Definisi Lexical, penjelasannya pun sama dengan definisi riil.
3.   Definisi Ketepatan (Precising Definition), definisi dibuat dan dapat menimbulkan definisi baru sehingga harus benar-benar diperhatikan agar tidak terjadi kerancuan.
4.   Definisi Teoritis, definisi yang muncul u\dalam rangka mengusulkan agar teori yang ditemukan diterima dengan mudah oleh masyarakat.
5.   Definisi Persuasif, yaitu suatu definisi yang dibuat untuk mempengaruhi pikiran, tingkah laku dan emosi orang yang membaca dan mendengarnya.

 

Teknik Mendefinisikan

Ada 8 teknik yang dikemukakan oleh Nicholas Rescher, yaitu :
1.     Enumerative Definition, yaitu suatu teknik pendefinisian dengan cara memberikan daftar lengkap dari setia bagian kata yang didefinisikan, contoh : Propinsi di Indonesia adalah DI Aceh, Sumatra Utara, Sumatra Barat, (dan seterusnya sampai propinsi terakhir) Kelemahan dari teknik ini adalah :
1)   Kata yang tidak dapat kita temukan generanya
2)   Kata yang tidak dapat kita temukan differentianya
3)   Kata yang tidak dapat ditangkap maksudnya kecuali bila dihubungkan dengan kata lain, seperti : dan, atau , yang dan sebagainya
4)   Karena memiliki sifat kesendirian yang tidak terbatas sehingga tidak ditemukan sifat pembedanya

2.     Ostensive Definition, definisi dibuat dengan mengungkapkan perwakilan dari bagian kata yang didefinisikan, contoh : Pahlawan bangsa adalah orang yang gugur dalam membela dan mempertahankan kedaulatan bangsa sepeti Gajah Mada, Diponegoro, Ahmad Yani
3.     Dengan metode Genus dan Difference, Yaitu definisi dengan memperhatikan genus dan difference, contoh : manusia adalah mahluk simbol (mahluk adalah genus sedangkan simbol adalah difference)
4.     Genetic Definition, definisi dibuat dengan memaparkan organisasi atau unsur-unsur pembangun kata yang didefinisikan, contoh Ayam bekisar adalah hasil perkawinan silang antara ayam hutan dengan ayam kampung.
5.     Constructive Definition,definisi yang dibuat dengan mengungkapkan instruksi atau perintah , seperti mendefinisikan pesawat terbang kertas, penjelasannya dapat diberikan dengan mengacu bagaimana pesawat terbang kertas itu dibuat.
6.     Operational Definition,Definisi yang dibuat berdasarkan serangkaian percobaan yang dapat menentukan cocok atau tidaknya kata itu dalam kasus yang khusus sifatnya.
7.     Synonymous Definition,defini yang dibuat dengan menacu pada definiendum yang sama, contoh : laki-laki adalah pria
8.     Abbreviative Definition, Definisi yang dibuat dengan menjelaskan kepanjangan, simbol dari definiendum, contoh : INA adalah Indonesia, yth adalah yang terhormat.

 

Aturan-aturan Definisi

Definisi yang baik harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
1.     Definisi tidak boleh membentuk lingkaran, atau dengan kata lain apa yang didefinisikan tidak boleh masuk ke dalam definisi. Contoh : Logika adalah ilmu yang menerangkan hukum logika
2.     Definis tidak boleh terlalu luas dan terlalu sempit, contoh : Merpati adalah burung yang dapat terbang (terlalu luas) dan Kursi adalah tempat duduk yang terbuat dari kayu (terlalu sempit)
3.     Definisi harus mengacu pada atribut esensial yang dimiliki atau terdapat dalam definiendum, contoh : sepatu tidak dapat didefinisikan hanya dengan menyebutkan bentuk dan bahan pembuatnya tetapi juga harus diungkapkan kegunaannya.
4.     Definisi harus jelas, harus menghindari kerancuan dan kesamar-samaran, contoh : kehidupan adalah sepotong keju atau aluminium adalah satu tipe besi yang ringan.
5.     Definisi harus literal, definisi yang diberikan biasanya tidak sesuai dengan definiendumnya kurang lengkap informasinyasehingga definiens tidak mencerminkan definiendum, contoh : Anjing adalah sahabat manusia
6.     Definisi tidak boleh dalam bentuk kaimat negatif, contoh : Keindahan adalah suatu keadaan yang tidak jelek.
7.     Definisi harus dievaluasi senetral mungkin, ini ada kaitannya dengan “Loaded” Definition.
8.     Definisi yang dibuat harus teris konsisten dengan definisi yang sudah berlaku, contoh :ramada adalah rumah yang tidak berdinding, sedangkan definisi rumah adalah bangunan kecil, dan bangunan adalah suatu struktur yang ditutup dengan dinding dan atap, jadi ramada adalah rumah yang tidak berdinding tidak konsisten.
9.     Definisi harus dapat dibolak-balikkan dengan hal yang didefinisikan, contoh : Perempuan adalah wanita, dan wanita adalah perempuan

 

 

Pustaka

Copi, Irving M, Introduction to Logic, 2nd ed. The Macmillan Company, New York, 1976
Lanur, Alex, Logika Selayang Pandang, Kanisius, Yogyakarta, 1998
Mundiri, LOGIKA, ed. 1, cet. 1, Rajawali Press, Jakarta, 1994
Rescher, Nicholas, Introduction to Logic, St. Martinis Press, New York, 1964
Solomon, Robert C., Introducing Philosophy : A Text With Readings, 3rded., Harcourt Brace Jovanovich, Inc.,   Florida, 1985
W. Poespoprodjo, EK T Gilarso, Logika Ilmu Menalar : Dasar-dasar Berpikir Tertib, Logis, Kritis, Analitis, Dialektis, cet. 1, Pustaka Grafika, Bandung, 1999
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, ed. 2, cet. 8 , Balai Pustaka, Jakarta, 1996


makna /mak·na/ n 1 arti: ia memperhatikan -- setiap kata yg terdapat dl tulisan kuno itu; 2 maksud pembicara atau penulis; pengertian yang diberikan kpd suatu bentuk kebahasaan;

afektif makna emotif; 
denotasi  makna kata atau kelompok kata yg didasarkan atas hubungan lugas antara satuan bahasa dan wujud di luar bahasa, spt orang, benda, tempat, sifat, proses, kegiatan; 

denotatif makna yg bersifat denotasi; 
--    ekstensi  makna yg mencakupi semua objek yg dapat dirujuk dng kata itu; 
--    emotif  makna kata atau frasa yg ditautkan dng perasaan (ditentukan oleh perasaan): 
--    gramatikal  makna yg didasarkan atas hubungan antara unsur-unsur bahasa dl satuan yg lebih besar, msl 

            hubungan antara kata dan kata lain dl frasa atau klausa; 
      --    intensi makna yg mencakupi semua ciri yg diperlukan untuk keterterapan suatu kata (istilah); 

--    khusus makna kata atau istilah yg pemakaiannya terbatas pd bidang tertentu; 
--    kiasan makna kata atau kelompok kata yg bukan makna yg sebenarnya, melainkan mengiaskan sesuatu,  msl mahkota wanita berarti 'rambut wanita'; 
-- kognitif  aspek-aspek makna satuan bahasa yg berhubungan dng ciri-ciri dl alam di luar bahasa atau penalaran; 
-- konotasi  makna (nilai rasa) yg timbul krn adanya tautan pikiran antara denotasi dan pengalaman pribadi; 
-- konotatif  makna yg bersifat konotasi; 
-- kontekstual  makna yg didasarkan atas hubungan antara ujaran dan situasi pemakaian ujaran itu; 
-- leksikal  mak-na unsur bahasa sbg lambang benda, peristiwa, dsb; 
-- lokusi  makna yg dimaksudkan penutur dl perbuatan berbahasa; 
-- luas  makna ujaran yg lebih luas dp makna pusatnya, msl makna sekolah dl kalimat ia bersekolah lagi di Seskoal (Sekolah Staf dan Komando Angkatan Laut) yg lebih luas dp makna 'gedung tempat belajar'; 
-- pusat  makna kata yg umumnya dapat dimengerti walaupun kata itu diberikan tanpa konteks; 
-- referensial  makna unsur bahasa yg sangat dekat hubungannya dng dunia di luar bahasa (objek atau gagasan), dan dapat dijelaskan oleh analisis komponen; makna denotasi; 
-- sempit  makna ujaran yg lebih sempit dp makna pusatnya; 
-- suratan  makna denotasi; 
-- tak berciri  makna pusat; 
-- tautan konotasi; 


arti /ar·ti/ n 1 maksud yg terkandung (dl perkataan, kalimat); makna: apa -- isyarat itu?; 2 guna; faedah: apa -- nya bagi kamu menyakiti binatang itu;

berarti /ber·ar·ti/ v 1 mengandung maksud: jika ibu marah, itu tidak ~ beliau benci kepadamu; 2 berfaedah; berguna: mungkin pertolongan saya ini tak ~ bagi penderitaanmu yg begitu besar; 3 sama artinya dng; sama halnya dng: mengambil milik orang tanpa permisi ~ mencuri;

keberartian /ke·ber·ar·ti·an/ n perihal mempunyai arti: tujuan hidupnya sbg seniman bukanlah harta, melainkan untuk meningkatkan ~ bagi dirinya dan bagi masyarakat;

mengartikan /meng·ar·ti·kan/ v 1 memberi arti; menafsirkan: mereka ~ isyarat itu sbg tanda menyerah; 2 menerangkan maksud sesuatu: ia ~ ?reformasi? sbg perubahan radikal;

artian /ar·ti·an/ n arti; tafsiran; pengertian;
pengartian /peng·ar·ti·an/ n proses, cara, perbuatan memberi arti;searti /se·ar·ti/ n sama artinya: carilah kata-kata yg ~




maksud /mak·sud/ n 1 yg dikehendaki; tujuan: telah tercapai -- nya; 2 niat; kehendak: kami datang dng -- baik; 3 arti; makna (dr suatu perbuatan, perkataan, peristiwa, dsb): -- kalimat itu sudah jelas;


bermaksud /ber·mak·sud/ v 1 mempunyai maksud (tujuan, kehendak): ia - mempererat persahabatan dng teman-teman sekota; 2berniat (hendak): setelah sembuh dr sakit, ia - pulang ke kampung; 3 mengandung arti (makna): jangan disangka pujian yg muluk-muluk itu tidak - lain;

dimaksud /di·mak·sud/ v dimaksudkan; ditujui;

dimaksudkan /di·mak·sud·kan/ v 1 dikehendaki: rencana itu dilaksanakan sesuai dng yg -; 2 ditujukan; diarahkan: sasaran gerakan ini - untuk melumpuhkan lawan; 3 diartikan; dijadikan maksud: apakah yg - dl ayat pertama itu;

termaksud /ter·mak·sud/ v dimaksud(kan)



peribahasa /pe·ri·ba·ha·sa/ n 1 kelompok kata atau kalimat yg tetap susunannya, biasanya mengiaskan maksud tertentu (dl peribahasa termasuk juga bidal, ungkapan, perumpamaan); 2 ungkapan atau kalimat ringkas padat, berisi perbandingan, perumpamaan, nasihat, prinsip hidup atau aturan tingkah laku


majas /ma·jas/  cara melukiskan sesuatu dng jalan menyamakannya dng sesuatu yg lain; kiasan


ungkap 1 /ung·kap / v, mengungkap /meng·ung·kap/ v membuka; melingkap;


mengungkapkan /meng·ung·kap·kan/ v 1 melahirkan perasaan hati (dng perkataan, air muka, gerak-gerik): mengarang itu dipakainya untuk ~ isi hati; 2 menunjukkan; membuktikan; menyingkapkan (tt sesuatu yg tadinya masih menjadi rahasia atau tidak banyak diketahui orang): keterangannya itu ~ bahwa dia sebenarnya banyak mempunyai utang; 3 mengemukakan; menyatakan; memaparkan: saya akan ~ garis-garis besarnya saja; 4 menerangkan dng jelas; menguraikan: ia belum ~ apa fungsi sebenarnya dr tulisan itu;

mengungkapi /meng·ung·kapi/ v membuka-buka; meneliti (agar menjadi jelas): setelah ~ kembali jalan hidupku selama ini, tahulah aku akan kekuranganku;

terungkap /ter·ung·kap/ v dapat diungkapkan; terbongkar; diketahui;

ungkapan /ung·kap·an/ n 1 apa-apa yg diungkapkan: ~ kedua saksi itu benar adanya; 2  kelompok kata atau gabungan kata yg menyatakan makna khusus (makna unsur-unsurnya sering kali menjadi kabur); 3 gerak mata (tangan dsb), perubahan air muka yg menyatakan perasaan hati;


pengungkapan /peng·ung·kap·an/ n proses, cara, perbuatan mengungkapkan;~ analitis ungkapan yg terdiri atas beberapa kata yg mempunyai makna yg sama dng sebuah kata tertentu; ~ surat-menyurat seperangkat bentuk yg dipakai dl surat-menyurat menandai bahwa bentuk itu adalah surat; ~ penghubung  kata atau ungkapan yg menghubungkan unsur-unsur di dl kalimat atau kalimat dng kalimat sebelumnya; ~ penghubung antarkalimat Ling kata atau ungkapan penghubung yg menghubungkan sebuah kalimat dng kalimat sebelumnya; ~ penghubung intrakalimat Ling kata atau ungkapan penghubung antara unsur-unsur di dl kalimat;

Tidak ada komentar: